“I’m negative Max, saya hanya mau tahu reaksimu pada orang yang mengaku dirinya positif mengidap HIV “, kami tertawa renyah . Bang Ucok dengan sukses sudah membuat saya syok. Saya pun ikut tertawa, gugup.
“Tadi ketika saya katakan saya positif HIV, apa yang kamu pikirkan, Max ?” Tanya bang Sahat. Saya menunduk dan menelan sedikit air liur saya.
“Saya…tadi kaget sekali Bang. Saya bertanya-tanya dari mana Bang Ucok bisa tertular. “Bang Ucok hanya tersenyum mendengarkan jawaban saya yang polos.
“ Lalu tadi saya sempat berpikir menolak minum kopi bekas seorang ODHA[4], dengan alasan saya tidak suka kopi hitam. Hehehe… Tetapi kemudian saya berpikir bahwa HIV dan AIDS itu tidak tertular hanya dengan berbagi minuman dan makanan, bukan begitu Bang ?”
“ Betul itu, bagaimana dengan sentuhan? Apakah dapat menularkan virus HIV?” sambil abang Ucok mencubit ke tanganku
“Tidak, akan tertular Bang.” jawab saya perlahan-lahan.
“Nah, kamu tahu bahwa HIV tidak menular lewat sentuhan. Lalu…kenapa tadi setelah kamu main dengan anak itu, cepat-cepat cuci tangan? Kamu takut tertular yah ?” saya hanya menunduk menatap jari-jari yang saling menggenggam di pangkuan saya.
“ Ehmm.. Saya tahu HIV itu tidak menular lewat sentuhan. Tapi saking karena takutnya tertular, saya berpikir apapun yang ada disekitar penderita bisa menularkan virus itu. Padahal saya tahu penyebaran virus HIV tidak mudah…hanya lewat darah, cairan kelamin, dan air susu ibu…,”.
“Hmm..Benar kawan, virus HIV hanya dapat ditularkan lewat :
- Hubungan Seksual dengan ODHA.
- Menggunakan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian.
- Menerima transfusi darah dari penderita
- Ibu yang terinfeksi HIV kepada Janin yang dikandungnya atau kepada bayi yang disusuinya.
Kita juga harus tahu bahwa virus HIV tidak dapat ditularkan lewat :
- Gigitan nyamuk/lalat
- Bersin
- Bersalaman
- Pelukan
- Ciuman
- Udara
- Mandi/berenang bersama
- Saling tukar peralatan mandi
- Makanan/minum dari menggunakan alat yang sama.
- Memakai WC bersama.
- Tinggal satu rumah
- Saling tukar pakaian.