Mohon tunggu...
Nurul Wachdiyyah
Nurul Wachdiyyah Mohon Tunggu... -

Perempuan. Masih muda belia. Mirip bulan purnama. Penyuka kawasan pecinan dan bangunan tempo dulu.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengolah Sampah dari Dapur: Kampanye Lingkungan Sehat Balitbang PUPR di "Car Free Day" Dago

6 Desember 2017   09:41 Diperbarui: 6 Desember 2017   10:33 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih saya ingat kampanye Biopori bertajuk Gerakan Sejuta Biopori yang heboh dan Gerakan Pungut Sampah di tahun 2013. Belum lagi kampanye Biodigester.

Ruang terbuka hijau pun ditambah. Taman-taman di Bandung dipercantik kondisinya. Lebih hidup dan lebih hijau.

Trotoar bagi pejalan kaki diperbaiki dan kondisinya sekarang layak dan menyenangkan! Trotoar di jalan-jalan utama Bandung sekarang lebih lebar. Disediakan pula bangku untuk pejalan kaki istirahat atau pun menunggu angkot datang. Saya berharap kondisi seperti ini merata di seluruh kota Bandung (sampai ke kabupatennya).

Di tahun 2016 dan 2017, Bandung khusus bagian utara membangun infratruktur selokan untuk menampung air hujan.

Ceritanya gini. Kalau musim hujan di Bandung ada penyakit namanya Cileuncang. Alias banjir dadakan, banjir sementara akibat air hujan yang tidak tertampung. Air hujan memenuhi jalanan karena gak ada jalan air macam selokan. Kalau pun ada, selokannya dangkal karena endapan, mampat karena sampah, dan menyempit terhimpit bangunan dan jalan.

Langkah revolusi diambil pemerintah kota. Selokan dibongkar dan digali ulang. Kedalaman ditambah, lebar diperbesar. Bukan itu saja, revolusi terbaru dari pemkot Bandung adalah membangun jalan sungai Citepus di Jalan Pasteur dan kawasan Pagarsih.

Masih ada sih Cileuncang, tapi memang gak separah dulu. Wewenang terkait pembangunan di ruang terbuka hijau dan kawasan serapan air mestinya dipertegas. Gak boleh membangun bangunan komersil atau pemukiman di area serapan air  di KBU(di Bandung namanya Kawasan Bandung Utara) dan sempadan sungai. Bukan hanya kota Bandung sih seharusnya, wilayah lain di tingkat Kabupaten sampai dengan Provinsi juga mesti bahu-membahu menjaga alam serapan air hujan.

Upaya untuk membasmi banjir pun menurut saya datangnya bukan dari pemerintah kota saja, tapi juga dari warganya. Kita masih buang sampah sembarangan gak, sudah memilah sampah belum, sudah bikin biopori di halaman rumah kah, bangunan kita menutup jalan air gak, dan masih banyak lagi.

Limbah Rumah Tangga dan Komposter untuk Mengolahnya

Salah satu diskusi yang saya ikuti di acara gelarannya Balitbang PUPR di Car Free Day Dago ini temanya tentang sampah, khususnya limbah rumah tangga.

"Mengolah sampah dimulai dari sumbernya, paling gampang ya dari rumah, dari dapur kita," ujar Lia Meilany Setyawati dari Puslitbang Perumahan dan Permukiman yang menjadi narasumber dalam diskusi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun