Mohon tunggu...
Qinimain Zain
Qinimain Zain Mohon Tunggu... profesional -

Scientist & Strategist (QPlus Management Strategies - Consultant)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masalah (Kedaluwarsa Metode Penelitian) Indonesia

9 Juli 2016   13:07 Diperbarui: 16 Juli 2016   18:04 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Science Valley 78: (Kedaluwarsa Indeks Metode Penelitian) Indonesia

Lalu, apa masalah (kedaluwarsa indeks metode penelitian) Indonesia (dan dunia)?

KETIKA kita buta untuk penyebab sistemik dari masalah, semua solusi yang kami mencoba mungkin akan membuat keadaan menjadi lebih buruk (Esther Derby).

FEELING IS BELIEVING. Setiap saat, hari, minggu, bulan dan tahun, berjuta-juta orang melakukan penelitian diberbagai belahan dunia dengan berbagai tujuan, baik atas negara, daerah, organisasi, dan pribadi. Di dunia akademi saja, betapa banyak penelitian sebagai syarat kelulusan seorang (maha)siswa. Bayangkan bila ternyata acuan penelitian yang selama ini terbukti salah. Kerugian tak terkira. Misal, penelitan (Ilmu) Pengetahuan Sosial begitu maju, tetapi ke arah yang salah. Palsu atau tidak (banyak) berguna.

Kali ini, membahas buku Menerapkan Metode PENELITIAN SURVAI untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Earl Babbie, 2006), dibandingkan dengan (R)Evolusi Ilmu - Paradigma Baru Milenium III, yang berpatokan pada syarat keteraturan atau sistem ilmiah ilmu TQZ Scientific System of Science, dibahas hanya beberapa hal. Sekali lagi, bukan berarti hanya masalah itu saja yang harus diperbaiki atau ditulis ulang.

Mari mulai membahas buku Menerapkan Metode PENELITIAN SURVAI untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Earl Babbie, 2006).

Paradigma Lama: BAB 1 TEORI DAN PENELITIAN (Hal 1-58). BAB 3 INDEKS DAN SKALA (110-161).

“Salah satu perdebatan akademis yang terus berlangsung sampai saat ini berkisar pada keilmiahan dari disiplin-disiplin yang berada di bawah payung ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Ilmu Politik, Psikologi Sosial, Ilmu Ekonomi, Antropologi, Geografi, Sejarah, Ilmu Komunikasi serta disiplin-disiplin lain yang merupakan gabungan dari disiplin-disiplin tersebut. Perdebatan tersebut pada dasarnya berkutat pada isu-isu apakah perilaku manusia dapat dikaji secara ilmiah atau tidak. Sebagian para akademisi tidak bersepakat dalam menganggap disiplin-disiplin tersebut sebagai ilmu (1).

Dalam banyak kasus, pergerakan dalam ilmu sosial telah lebih banyak menekankan pada perhatian agar dapat memberikan penjelasan sistematis, sementara perhatian sebelumnyahanya pada deskripsi saja (1-2).

Bab ini akan memaparkan tentang logika indeks dan skala sebagai alat ukur gabungan terhadap variabel...Setiap tipe pengukuran gabungan atau pengukuran akumulasi ini menggabungkan beberapa indikator empiris dari suatu variabel hingga menjadi suatu alat ukur tunggal... Dalam penelitian ilmu sosial, alat-alat pengukuran gabungan ini digunakan berdasarkan beberapa alasan. Pertama, disamping menumpahkan perhatian pada perancangan penelitian agar menghasilkan pengukuran variabel yang valid dan reliabel, para peneliti jarang yang mampu membangun lebih lanjut suatu indikator-indikator tunggal dari konsep-konsep yang kompleks. Indikasi ini menjadi benar tatkala melakukan pengukuran terhadap sikap dan orientasi. Sebagai misal, para peneliti survai jarang yang mampu memikirkan item-item suatu kuesioner...dari respondennya... Setiap item pertanyaan ini hanya akan menunjukkan invaliditas dan ketidak-reliabelan pada banyak responden (111). Kedua, para peneliti sosial cenderung lebih suka pada variabel ordinal. Cara yang ditempuh yaitu dengan menyusun kasus-kasus dalam kategori-kategori ordinal, sebagai contoh dari yang terendah hingga yang tertinggi pada variabel-variabel seperti pada alienasi. Item data tunggal mungkin tidak memiliki cukup kategori untuk menghasillkan cakupan variasi yang diharapkan, namun suatu index atau skala mampu membentuknya dari beberapa item. Ketiga, indeks dan skala adalah alat ukur yang efesien untuk melakukan analisis data. Jika ada anggapan bahwa item data tunggal hanya mampu memberikan suatu indikasi kasar terhadap suatu variabel, maka dengan menggunakan beberapa item data akan dapat memberikan indikasi yang lebih komprehensif (112).

INDEKS VS SKALA. Istilah indeks dan skala digunakan secara tidak tepat dan saling dipertukarkan dalam literatur penelitian sosial...Baik skala maupun indeks secara khusus merupakan alat ukur variabel ordinal (113)... Suatu indeks dikontruksikan melalui akumulasi sederhana dari skor-skor yang diarahkan pada hubungan-hubungan tersendiri. Skala dikontrusikan melalui skor yang diarahkan untuk mempolakan hubungan. Dengan demikian, skala menggunakan struktur intensitas yang bisa muncul melalui hubungan-hubungan variabel (114)... Secara umum skala tingkatannya lebih tinggi dibandingkan dengan indeks, jika dilihat bahwa skor skala menyampaikan lebih banyak informasi ketimbang skor indeks.

Suatu pengamatan terhadap literatur subtantif berdasarkan data penelitian sosial akan menunjukkan bahwa indeks jauh lebih sering digunakan ketimbang skala. Namun ironisnya literatur-literatur metodelogi penelitian yang mengupas tentang konstruksi indeks tergolong sedikit, itu pun jika ada, sementara pembicaraan tentang konstruksi skala berlimpah. Terdapat dua alasan mengapa perbedaan ini bisa terjadi.

Dalam memilih item untuk index, kita juga harus memperhatikan jumlah varian yang tersedia (119)... Ingat tujuan utama dari kontruksi indeks, yaitu untuk membangun sebuah metode pengklasifikasian subyek berkenaan dengan beberapa variabel (127)... Untuk menunjukkan (mendemontrasikan) keberhasilannya, harus ada validasi indeks (137). Langkah pertama dalam validasi indeks ialah suatu validasi internal yang disebut dengan analisis item... Jika indeks tersebut dengan seksama dirancang melalui suatu pengujian hubungan bivariat dan multivariat diantara beberapa itemnya, maka langkah ini seemstinya akan menegaskan validitas indeks tersebut...Jika item dalam pertanyaan tidak memberikan kontribusi apapun pada kekuatan indeks, maka item tersebut sebaiknya dikeluarkan (138). Hampir setiap perancang indeks suatu ketika harus berhadapan dengan kesalahan nyata pada item-item eksternal dalam melakukan validasi suatu indeks. Jika analisis item internal menunjukkan hubungan yang inkonsisten antara iten-item yang dimasukkan ke dalam indeks dengan indeks itu sendiri, berarti ada yang salah dengan indeks tersebut (Earl Babbie, 2006: 140-141).

Paradigma Baru Milenium III: Metode Penelitian: Indeks dan Skala (Bahasan bandingan ringkasan BAB 1 TEORI DAN PENELITIAN (Hal 1-58). BAB 3 INDEKS DAN SKALA (110-161) (Earl Babbie, 2006).

Dalam melakukan apa pun, ketika langkah awal atau dasar keliru atau salah, maka apa yang dihasilkan meragukan, bahkan bisa berakibat buruk. Itu juga terjadi ketika melakukan penelitian. Dan, masalah sangat jelas dari awal buku ini: Disiplin-disiplin (ilmu) sosial diragukan sebagai ilmu, karena banyak hanya deskripsi, belum sistematis atau teratur. Termasuk bahasan mengenai indeks dalam pengukuran penelitian.

Dalam Paradigma Baru Milenium III, sangat jelas mengenai ukuran indeks dan skala pada TQZ Scientific System of Science (2000, Diagram): Kedua, Total Quality Control, S(core), Angka: Physical Order – Metric Unit, Reference Frame of Benchmark Standard. Tiga standar satuan ukuran utama adalah Z(ain) untuk Sempurna, Q(uality) untuk Kualitas, dan D(ay) untuk Hari kerja. Z(ain) berupa TQZ Index Level, Q(uality) TQZ Scale Phase dan D(ay) TQZ Position Base.

Sempurna atau Z(ain) berupa TQZ Index Level,tak lain adalah (5 fungsi) multivariat dari TQZ Niaminiq apa pun (lihat, Science Valley 76: (Kedaluwarsa Efesiensi Pikiran Otak) Indonesia), atau lima fungsi The Many Elements of Definition pada TQZ Philosophy of Definition (lihat, Science Valley 24: (Kedaluwarsa Sistem Definisi Ilmiah) Indonesia.Misal, sangat jelasTQZEducation Science Skill Development: TQO Learning (Employee), TQC Discusing (Supervisor), TQS Precenting (Manager), TQI Processsing (Senior Manager), dan TQT Deriving (Director) atau TQZ AdministrationFunction: TQO Enterprise, TQC Finance, TQS Marketing, TQI Information, dan TQT People. Artinya, item-item fungsi indeks dalam paradigma lama yang tidak (tetap) teratur jumlah variat dan kacau susunan serta hubungan antar item penelitian, sudah teratur (sistematis) dalam paradigma baru. Paradigma baru juga untuk melakukan penelitian item lebih dalam dengan membagi setiap item dengan TQZ Scale Phase nilai 1Q, 2Q, 3Q, 4Q dan 5Q, yang semuanya membentukTQZ Biomanagement Matrix 5x5 (5 indeks x 5 skala).

Yang lain, item bivariat atau dua fungsi ekstrim seperti mempertentangkan liberal dan konservatif, berpikir vertikal dan lateral, barat dan timur, hitam dan putih, yes or no adalah tidak tepat. Kenyataannya selalu ada Or di antara Yes dan No. Di dalam paradigma baru ditetapkan ada 5 item multivariat.

Tambahan, belakangan ini banyak diwawancarai atau diberi pertanyaan sebagai nara sumber penelitian mahasiswa. Ada indeks pertanyaan 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan n item. Begitu juga dengan skala. Kacau. Bagaimana mungkin penelitian maju, contoh, jika diajukan dalam diskusi forum akademi bila peneliti A indeksnya atau skalanya 4, peneliti B indeks atau skala 7 untuk kasus yang sama lokasi berbeda. Apalagi berbeda disiplin ilmu dengan lokasi berbeda, dalam forum akan banyak debat kusir. Banyak penelitian tidak berkelanjutan karena tidak tersambung. Hasilnya, lebih banyak lelah dan sia-sia.

Jadi, jelas masalah (kedaluwarsa indeks metode penelitian) Indonesia (dan dunia)? Mari belajar, mengajar dan mengelola apa pun dengan sistem ilmiah ilmu dengan Paradigma Baru Milenium III yang dalam, jelas dan luas, agar lebih baik.

TAK seorang pun luput dari kesalahan, tetapi jangan melakukan kesalahan yang sama dua kali (Michael Straight).

BAGAIMANA Strategi Anda?

Rujukan:Copyright © Qinimain Zain

  • Earl Babbie, Menerapkan Metode PENELITIAN SURVAI untuk Ilmu-Ilmu Sosial, 2006: 1-58, 110-161, Palmall, Cetakan I, Jogjakarta.
  • Qinimain Zain, Strategi (R)Evolusi Sistem Ilmu, Tablomagazine BISNIS No. 17/II/27 Februari – 12 Maret 2005: 10 (TQZ Scientific System of Science Diagram).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun