Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perwakilan Rasa tuk Cantik

14 Juli 2011   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

cantik

aku memikirkanmu malam tadi

ketika secangkir mocachino menemaniku bersama irama Brian adam

liriknya mengingatkanku tentang kamu


aku mencoba menggoreskan secarik kertas di hadapanku

dengan sesekali kuhisap sebatang rokok dari bibirku yang tidak tipis dan tidak pula tebal

namun warnanya sedikit kehitaman karena efek nikotin yang telah mendarah daging temaniku

dan aku telah merasa berjasa tuk negara karena cukainya


cantik

mungkin perasaan ini tiada bisa aku ungkapkan seutuhnya kepadamu

biarlah bisik dedaunan yang akan mewakilinya

bersama kicau kepodang dipagi hari


secarik puisi ini mungkin sangat sederhana sekali bagimu

namun sejatinya ini adalah ungkapan kejujuran nuraniku tentang sebuah perasaan

tiada sesuatu yang mengada-ada yang tergores dari setiap bait kata-katanya

karena ini adalah ungkapan sebuah metafora kerinduanku kepadamu


achh...


mungkin saja kau akan menganggapnya sebagai sesuatu yang hiperbola

namun setidaknya bukan difemisme yang bla bla bla

aku memang tak bisa mengungkapkan secara antonomasia kepadamu

sebab majasku sangatlah sederhana yang murni lahir dari kejujuran sebuah rasaku


yeahh...


begitulah cantik

puisi ini kugoreskan dari sebuah perasaan yang sedang merasa-rasa

saat bayangmu hadir seketika melalui lirik lagu Brian adam

dan aku...sekali lagi aku merindukanmu disampingku

itu saja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun