Mohon tunggu...
Ahmad Zainul Muttaqin
Ahmad Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... profesional -

Simple person with a complicated mind.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Syi'ah, Wahabi, dan Aswaja Bertetangga di Surga

5 Agustus 2016   11:39 Diperbarui: 5 Agustus 2016   12:00 2937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syi'ah, Wahabi dan Aswaja bertetangga di Surga, mungkinkah?

Oleh: Ahmad Zainul Muttaqin

Anda Muslim? Kalau Muslim alirannya Syi'ah, Wahabi atau Aswaja?

Ah sudahlah, bosan kita bicara sekte terus yang tidak habis diperdebatkan sejak ribuan tahun. Perbedaan di antara umat Nabi itu sebuah keniscayaan. Yang jelas apapun mazhab anda, jalani saja keyakinanmu dengan baik. Dalam tulisan ini saya bakal memberi tips dimana kalian sesama muslim yang Syi'ah, Wahabi dan Aswaja kelak bisa saling bertetangga di Surga.

Ya, setiap orang punya jalannya masing-masing dan pendapatnya masing-masing. Kalau anda pikir penghuni surga itu hanya sekte tertentu, golongan ini saja atau mazhab itu saja, maka sungguh "sepi" sekali surga itu.

Jika anda sangka surga itu hanya milik sebuah kelompok saja, maka amatlah "sempit" surgamu itu. Jika anda anggap surga itu tempat terbatas seperti Hall untuk nonton konser sehingga anda harus "membooking" tiketnya duluan, maka amat "memprihatinkan" surga itu dalam perspektif anda. 

Saya sendiri sudah tak terhitung jengkelnya menghadapi sebagian manusia yang punya paradigma sempit soal surga. Bahkan dalam tulisan dulu saya pernah memberi tips jika anda menghadapi seorang Takfiri yang suka mengklaim surga bagi kelompoknya sendiri, maka bacakan kepadanya ayat "Wa jannatin 'ardhuhas samaawaatu wal ardh" >> "Dan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi". Lalu bisikan dengan lembut di telinganya "Tenang boy, kata Allah surga itu luas banget, ga perlu mengkaplingnya untuk dirimu sendiri keleus!."

Ya, surga itu teramat luas. Jangan pernah anda mengira kelak isinya hanya Wahabi saja, Aswaja saja, atau Syi'ah saja atau sekte apalah itu namanya.

Surga itu disesuaikan dengan kesesuaian antara potensimu, kadar akalmu dan amalmu di dunia. Bisa jadi kelak ajaran A yang terbukti benar di akhirat, lalu apa otomatis seluruh pengikut golongan selain A akan langsung dijebloskan ke Neraka? Helloow.. Tuhan tidak sehoror itu coy!

Seandainya kelak Aswaja yang terbukti benar, apa seluruh Wahabi dan Syi'ah akan otomatis dilemparkan ke Neraka? Weleh weleh, sekali-kali tidak! Di zaman Nabi, Allah sendiri sudah menantang kaum yang merasa hanya golongannya sendiri yang akan masuk surga dengan firman-Nya, "Qul inkanat lakumud darul aakhiratu 'indallahi khoolishotam min duuninnaasi fatamannawul mawta inkuntum shodiqiin" >> "Katakanlah "Jika kalian (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka INGINILAH KEMATIANMU jika kalian memang orang-orang yang benar."

Ya, untunglah Tuhan tidak "sefanatik" itu terhadap golongan. Di ayat itu Tuhan mengajarkan agar kita menjauhi sikap ashobiyyah (fanatik golongan) apalagi sudah takabbur menganggap hanya golongan kita sendiri yang akan mengisi surga.

Kelak di Yaumul Hisab, setiap orang akan dihisab sesuai kadar akalnya dan sejauh mana ia telah berjuang untuk mencari jalan kebenaran itu. Bisa jadi anda mati sebelum berada diatas jalan yang benar itu, namun Tuhan sudah menilai anda seperti orang yang berada di atas jalan kebenaran itu. Bukankah Dia sendiri telah berfirman "Famayya'mal mistqoola dzarrotin khoiroyyarroh" >> "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah (biji sawi) niscaya dia akan melihat balasannya." 

Tak ada hal sekecil apapun yang sia-sia di mata Tuhan, karena penilaian Tuhan bukan berorientasi pada hasil, tapi pada proses. Tinggal dilihat apakah dalam proses pencarianmu itu engkau bebal atau keras kepala? Apakah engkau dulu mengingkari kebenaran secara buta hanya lantaran tidak sesuai nafsumu dan kelompokmu? Apa dulu engkau menutup mata dan telinga pada kebenaran dan fakta-fakta yang disajikan lantaran itu tidak sesuai doktrin kelompokmu? Ya solusinya satu, jadilah orang merdeka. Buang semua rasa ashobiyyah dan fanatik buta.

Di Yaumul Hisab kelak, standar perhitungan akan berbeda-beda setiap manusia. Apa orang gila akan dihisab dengan standar hisab orang waras? Apakah standar hisab seorang 'ulama akan disamakan dengan hisab orang awam? Apakah cara hisab seorang Marja' taqlid akan disamakan dengan hisab para Muqallid-nya? Bahkan apakah standar menghisab orang kaya akan sama dengan hisab orang miskin? Tentu tidak, maka di situlah letak Maha Adil-nya Tuhan, dan Tuhan Maha Teliti hisabnya. 

Semua akan dihitung berdasarkan kadar akal masing-masing dan segala potensi yang dititipkan Tuhan padanya selama di dunia. Bukankah Tuhan sudah berfirman "Qul kullu ya'malu 'alaa Syakilatihi" >> "Katakanlah semua orang beramal menurut keadaannya masing-masing".

Bisa jadi anda selama di dunia menerima ajaran Wahabi sebagai kebenaran itu, maka ya sudahlah. Bisa jadi Tuhan melihat "pencapaian"-mu hanya sampai disitu. Info-info agama yang anda terima sangat minim hanya sebatas disitu, dan kemampuan akalmu mencerna hanya sebatas disitu. Dan anda sudah berusaha mengoptimalkan segala potensi daya nalar kritis dan akhirnya pun hanya mentok disitu. Maka bisa jadi anda sudah dianggap di atas jalan yang "benar" di mata Tuhan dan layak memperoleh Surga-Nya. Tentu hal ini juga berlaku bagi pengikut Aswaja, Syi'ah, Ahmadiyah bahkan penganut ajaran di luar Islam sekalipun.

Intinya, apapun mazhab anda jangan jadi seorang Takfiri (gampang mengkafirkan). Karena mustahil dua orang berkumpul di Surga sementara satu sama lainnya saling mengkafirkan di dunia. Jika anda Wahabi, maka jadilah Wahabi non-takfiri. Jika anda Syi'ah, maka jadilah Syi'ah non-takfiri. Jika anda Aswaja, maka jadilah Aswaja non-Takfiri. Dengan begitu, Insha Allah kelak kalian akan bertetangga di Surga. Gampang kan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun