Mohon tunggu...
Ahmad Zainul Muttaqin
Ahmad Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... profesional -

Simple person with a complicated mind.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Syi'ah, Wahabi, dan Aswaja Bertetangga di Surga

5 Agustus 2016   11:39 Diperbarui: 5 Agustus 2016   12:00 2937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syi'ah, Wahabi dan Aswaja bertetangga di Surga, mungkinkah?

Tak ada hal sekecil apapun yang sia-sia di mata Tuhan, karena penilaian Tuhan bukan berorientasi pada hasil, tapi pada proses. Tinggal dilihat apakah dalam proses pencarianmu itu engkau bebal atau keras kepala? Apakah engkau dulu mengingkari kebenaran secara buta hanya lantaran tidak sesuai nafsumu dan kelompokmu? Apa dulu engkau menutup mata dan telinga pada kebenaran dan fakta-fakta yang disajikan lantaran itu tidak sesuai doktrin kelompokmu? Ya solusinya satu, jadilah orang merdeka. Buang semua rasa ashobiyyah dan fanatik buta.

Di Yaumul Hisab kelak, standar perhitungan akan berbeda-beda setiap manusia. Apa orang gila akan dihisab dengan standar hisab orang waras? Apakah standar hisab seorang 'ulama akan disamakan dengan hisab orang awam? Apakah cara hisab seorang Marja' taqlid akan disamakan dengan hisab para Muqallid-nya? Bahkan apakah standar menghisab orang kaya akan sama dengan hisab orang miskin? Tentu tidak, maka di situlah letak Maha Adil-nya Tuhan, dan Tuhan Maha Teliti hisabnya. 

Semua akan dihitung berdasarkan kadar akal masing-masing dan segala potensi yang dititipkan Tuhan padanya selama di dunia. Bukankah Tuhan sudah berfirman "Qul kullu ya'malu 'alaa Syakilatihi" >> "Katakanlah semua orang beramal menurut keadaannya masing-masing".

Bisa jadi anda selama di dunia menerima ajaran Wahabi sebagai kebenaran itu, maka ya sudahlah. Bisa jadi Tuhan melihat "pencapaian"-mu hanya sampai disitu. Info-info agama yang anda terima sangat minim hanya sebatas disitu, dan kemampuan akalmu mencerna hanya sebatas disitu. Dan anda sudah berusaha mengoptimalkan segala potensi daya nalar kritis dan akhirnya pun hanya mentok disitu. Maka bisa jadi anda sudah dianggap di atas jalan yang "benar" di mata Tuhan dan layak memperoleh Surga-Nya. Tentu hal ini juga berlaku bagi pengikut Aswaja, Syi'ah, Ahmadiyah bahkan penganut ajaran di luar Islam sekalipun.

Intinya, apapun mazhab anda jangan jadi seorang Takfiri (gampang mengkafirkan). Karena mustahil dua orang berkumpul di Surga sementara satu sama lainnya saling mengkafirkan di dunia. Jika anda Wahabi, maka jadilah Wahabi non-takfiri. Jika anda Syi'ah, maka jadilah Syi'ah non-takfiri. Jika anda Aswaja, maka jadilah Aswaja non-Takfiri. Dengan begitu, Insha Allah kelak kalian akan bertetangga di Surga. Gampang kan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun