Mohon tunggu...
Ahmad Zainul Muttaqin
Ahmad Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... profesional -

Simple person with a complicated mind.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pasca Pemutusan Diplomatik, Iran: "Lu Jual Gua Beli !"

10 Januari 2016   20:33 Diperbarui: 10 Januari 2016   20:33 4522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Ahmad Zainul Muttaqin

Tulisan ini sudah pernah saya post di akun facebook saya 2 hari yang lalu dan mendapat sambutan antusias dari pembaca (like & share sampai kemarin hampir 2 ribu) dan juga telah dimuat di pkspuyenganonline (website plesetan yang dikelola orang-orang yang 'gemes' dengan website pkspiyungan). Berikut ulasannya:

Kabarnya Saudi, Bahrain, Sudan dan Djibouti resmi memutus hubungan diplomatik dengan Iran.

Apa Iran pusing?

Iran itu sudah hampir 4 dekade diembargo segala sisi baik militer, diplomatik, ekonomi, perdagangan oleh negara-negara barat pasca revolusi Islam 1979, lalu apa hari ini ia mati? Apa ia melemah? Apa ia jatuh miskin?

Tidak! Jika bukan karena embargo itu, Iran tidak akan punya misil-misil balistik semacam Sejjil, Shahab dan Ghadr. Jika bukan karena embargo tersebut, Iran tidak akan punya satelit yang ia kirim sendiri ke luar angkasa. Jika bukan karena embargo, Iran tidak akan punya ilmuwan-ilmuwan cerdas yang mandiri dalam tekhnologi nuklir. Jika bukan karena embargo tersebut, mungkin Iran hari ini hanya akan jadi bangsa manja dan pembebek kepentingan asing. Iran itu bukti nyata negara tangguh hasil kuatnya konsep "The Power of Kepepet".

Lalu empat negara ini coba mengucilkan Iran? Mungkin pemimpin Iran dan rakyatnya hanya akan terpingkal-pingkal. Memangnya apa yang sudah 4 negara itu sumbangsihkan bagi kemajuan Iran? Ke-empat negara tersebut hanyalah para 'anak mama' yang mayoritas bergantung habis-habisan terhadap USA terutama dalam persenjataan militer.

Lalu apa hari ini para 'anak mama' tersebut berlagak ingin mengucilkan sebuah bangsa yang puluhan tahun terbukti kokoh dan mandiri melewati cobaan bertubi-tubi?

Lelucon telah terjadi. Dan hanya orang-orang waras yang menyadari bahwa itu lelucon. Ironisnya para pelakunya tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya hanyalah lelucon.

Iran pernah lapar, lalu ia membuat makanannya sendiri. Iran pernah hanya bersenjatakan senapan jadul, lalu ia membuat senjata bahkan misil-misil balistiknya sendiri. Iran pernah disepelekan, lalu kini ia malah berubah menjadi salah satu kekuatan paling diperhitungkan di Timur Tengah.

Apakah ke-empat negara tersebut tidak belajar dari sejarah bahwa pengucilan dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran hanya justru akan membuat Iran menjadi lebih kuat dan mandiri.

Malah bisa jadi memang ini yang diinginkan Iran. Dengan ini Iran tidak perlu sungkan lagi mengambil sikap tegas di Yaman, tidak perlu ragu untuk memberi sumbangsih lebih nyata bagi perlawanan rakyat di Qatif Saudi. Sudah momen yang tepat bagi Iran untuk berteriak lantang di hadapan Saudi dkk, "Loe jual gua beli !".

Iran punya pemimpin kharismatik yang telah melewati pengalaman embargo berpuluh tahun. Iran punya pemimpin kharismatik yang jangankan hanya untuk berlapar ria, untuk mati pun puluhan juta rakyatnya rela pasang badan demi bangsa dan pemimpin besarnya.

Lalu siapa ke-empat negara tersebut? Prestasi apa yang sudah mereka hasilkan bagi bangsanya sendiri?

Satu hal yang membuat saya tertawa adalah ketika membaca berita dari CNN kemarin, dimana rakyat Iran justru menjadikan aksi ke-empat negara tersebut sebagai bahan lelucon.

Contohnya Djibouti, dalam harian Telegram di Iran seorang warga Iran berkata, "Satu hal bagus dibalik putusnya hubungan diplomatik ini adalah setidaknya kami jadi belajar geografi. Setidaknya kami tahu ada sebuah negara di dunia yang bernama Djibouti dan dimana lokasinya."

'Makk jleb', sebuah bukti bahwa bangsa Iran bukan hanya kuat dan mandiri, tapi mereka juga punya selera humor yang tinggi. Jangankan untuk merasa takut, mereka bahkan menjadikan peristiwa ini sebagai bahan guyonan.

Dan ternyata bukan hanya rakyat Iran yang menjadikan ini sebagai bahan lelucon. Pemerintah Iran sendiri pun menunjukkan "rasa humor"-nya pasca pemutusan hubungan diplomatik oleh Saudi. Dengan tanpa takut sedikitpun, Pemerintah Iran mengubah nama jalan di lokasi Kedubes Saudi di Teheran dengan nama "Nemer Baqer Al'Nemer St." alias Jalan Nimr Baqir al Nimr, seorang ulama Saudi anti-rezim yang baru dieksekusi oleh Rezim Saudi pada Sabtu kemarin.

Dengan ini Iran benar-benar menunjukkan sinyal nyata bahwa mereka sama sekali tak takut dan tak khawatir dengan manuver (baca: lelucon) yang dilakukan Saudi dkk. Bagaimanapun, seekor singa takkan pernah kehilangan tidur nyenyak hanya karena tingkah para domba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun