Mohon tunggu...
Ahmad Zainul Muttaqin
Ahmad Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... profesional -

Simple person with a complicated mind.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Retorika Erdogan Hancur di Hadapan Fakta Lapangan

6 Desember 2015   11:08 Diperbarui: 6 Desember 2015   15:16 9777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Ahmad Zainul Muttaqin

Akhir-akhir ini publik tersihir dengan pernyataan Erdogan yang "dengan penuh keberanian" berkata siap mengundurkan diri jika Pemerintahannya terbukti berbisnis minyak dengan ISIS.

Saya sendiri menganggap apa yang dilakukan Erdogan itu sangat berani bahkan layak disebut nekad. Untuk perang urat syaraf sepertinya manjur, tapi bagaimana jika pernyataan itu dihadapkan dengan fakta-fakta lapangan, apa janjinya itu benar-benar akan ia tepati? 

By the way, menurut saya bukan itu yang penting. Urusan siapa yang memimpin Turki itu hak rakyat Turki. Yang penting mari kita analisa seberapa rasional pernyataan (nekad) Erdogan tersebut. Mari kita lihat fakta-fakta lapangan yang sepertinya sulit ditandingi oleh retorika Erdogan.

Militer Rusia sudah sejak lama merilis via Satelit tempat-tempat penyulingan minyak ISIS dan rute pengangkutan minyak dari Suriah ke Turki, bukan satu rute tapi tiga rute sekaligus.

Vladimir Putin telah mengekspos secara tegas sumber pendanaan ISIS di tengah pertemuan negara-negara G-20 dan menyatakan 40 negara terlibat dalam membiayai ISIS, termasuk beberapa anggota G-20 sendiri (Turki termasuk dalam G-20).

Bahkan anggota senior FSA (yang notabene kaki tangan Turki) telah mengaku menerima gambar dari kontrak yang ditandatangani oleh Turki untuk membeli sumber daya minyak Irak dan Suriah dari ISIS.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Informasi Suriah Omran al-Zoub yang telah mengekspos bukti bahwa minyak-minyak jarahan dari Suriah dikirimkan ISIS kepada perusahaan BMZ Ltd yang pemiliknya adalah putra dari Recep Tayyip Erdogan yaitu Bilal Erdogan. Bahkan hal ini sudah dibenarkan oleh anggota Parlemen Turki dari Cumhuriyet Halk Partisi (Partai Rakyat Republikan) yang menambahkan "Hanya saja, selama ayahnya masih berkuasa, maka ia (Bilal) akan kebal dari tuntutan hukum apapun”.

Tidak hanya itu, Juru bicara Kementerian Pertahanan Iraq Naseer Nuri dengan tegas mengancam bahwa ia tidak akan ragu-ragu melaporkan Turki ke Dewan Keamanan PBB dan lembaga-lembaga Internasional jika Turki terbukti menadah minyak jarahan ISIS dari negaranya, dan mereka telah memegang beberapa bukti dengan segenap rinciannya.

Seperti yang telah diungkap oleh Al-Araby Al Jadeed, minyak mentah curian ISIS dilabel sebagai minyak mentah yang berasal dari daerah Kurdi. ISIS menjual minyak curian milik Suriah dan Irak dengan harga yang sangat murah kepada penyelundup atau jaringan mafia Turki dan Kurdi, yang kemudian melabeli minyak tersebut seolah-olah berasal dari Pemerintah Daerah Kurdi. 

Eldar Kasayev dari Dewan Pakar Industri Minyak Rusia mengatakan bahwa ISIS menjual minyak ke Turki di kisaran harga 15-25 dolar per barel, harga yang jauh lebih murah dibanding patokan harga Brent yang diperdagangkan pada angka 45-50 dolar per barel.

Deputi Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov telah membeberkan bukti-bukti bahwa Ankara adalah konsumen utama minyak yang “dicuri dari pemiliknya yang sah, Suriah dan Iraq” dan mengatakan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan dan keluarganya terlibat dalam “bisnis kriminal” tersebut.

Bukti-bukti bukan hanya berdatangan dari luar negeri. Bahkan baru-baru ini Eren Erdem Petinggi Partai Rakyat Republikan Turki menyatakan telah menemukan bukti-bukti perdagangan minyak curian ISIS dengan menantu Erdogan Berat Albayrak, dan siap mengeksposnya di hadapan publik minggu depan.

Melihat semua fakta ini rasanya bisa dipastikan sudah putus urat malu Erdogan yang pada KTT Perubahan Iklim di Paris kemarin menyatakan akan mundur jika terbukti bahwa negaranya melakukan perdagangan minyak dengan teroris. Umpama seorang perampok yang tertangkap basah mencuri lalu tanpa malu berkata "Saya bukan pencuri" sementara tangannya penuh memegang barang rampokan.

Menanggapi pembelaan diri "pas-pasan" Erdogan ini, Kementerian Pertahanan Rusia menantang balik Erdogan dengan berkata "Jika mereka (Turki) menganggap bahwa bukti-bukti ini (perdagangan minyak ilegal ISIS) adalah palsu, maka biarkan Pemerintah Turki membuat area (penyulingan minyak) ini terbuka bagi para Jurnalis."

Retorika sepertinya tak berarti di hadapan fakta-fakta lapangan. Turki masih takut mengakui hubungan 'simbiosis mutualisme'nya dengan ISIS bahkan menyebutnya sebagai fitnah, namun anehnya mereka begitu "kepanasan" ketika melihat Jet-jet Sukhoi dan Bomber-bomber strategis Tupolev Rusia berkali-kali mengebom ladang minyak, penyulingan dan lebih dari 1.000 Truk tangki minyak hasil jarahan ISIS dari Suriah yang bergerak menuju Turki.

Tidak aneh jika Deputi Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov baru-baru ini berkata, "Tidak ada satupun para pejabat tinggi Turki, tidak juga Erdogan tentunya, akan mengundurkan diri atau mengakui apapun, bahkan jika wajah-wajah mereka dilumuri minyak curian sekalipun."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun