Deputi Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov telah membeberkan bukti-bukti bahwa Ankara adalah konsumen utama minyak yang “dicuri dari pemiliknya yang sah, Suriah dan Iraq” dan mengatakan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan dan keluarganya terlibat dalam “bisnis kriminal” tersebut.
Bukti-bukti bukan hanya berdatangan dari luar negeri. Bahkan baru-baru ini Eren Erdem Petinggi Partai Rakyat Republikan Turki menyatakan telah menemukan bukti-bukti perdagangan minyak curian ISIS dengan menantu Erdogan Berat Albayrak, dan siap mengeksposnya di hadapan publik minggu depan.
Melihat semua fakta ini rasanya bisa dipastikan sudah putus urat malu Erdogan yang pada KTT Perubahan Iklim di Paris kemarin menyatakan akan mundur jika terbukti bahwa negaranya melakukan perdagangan minyak dengan teroris. Umpama seorang perampok yang tertangkap basah mencuri lalu tanpa malu berkata "Saya bukan pencuri" sementara tangannya penuh memegang barang rampokan.
Menanggapi pembelaan diri "pas-pasan" Erdogan ini, Kementerian Pertahanan Rusia menantang balik Erdogan dengan berkata "Jika mereka (Turki) menganggap bahwa bukti-bukti ini (perdagangan minyak ilegal ISIS) adalah palsu, maka biarkan Pemerintah Turki membuat area (penyulingan minyak) ini terbuka bagi para Jurnalis."
Retorika sepertinya tak berarti di hadapan fakta-fakta lapangan. Turki masih takut mengakui hubungan 'simbiosis mutualisme'nya dengan ISIS bahkan menyebutnya sebagai fitnah, namun anehnya mereka begitu "kepanasan" ketika melihat Jet-jet Sukhoi dan Bomber-bomber strategis Tupolev Rusia berkali-kali mengebom ladang minyak, penyulingan dan lebih dari 1.000 Truk tangki minyak hasil jarahan ISIS dari Suriah yang bergerak menuju Turki.
Tidak aneh jika Deputi Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov baru-baru ini berkata, "Tidak ada satupun para pejabat tinggi Turki, tidak juga Erdogan tentunya, akan mengundurkan diri atau mengakui apapun, bahkan jika wajah-wajah mereka dilumuri minyak curian sekalipun."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H