Mohon tunggu...
Money

Kemiskinan Masyarakat Indonesia Sebagai Hasil Budidaya Setan Kelas Atas

3 Maret 2016   18:45 Diperbarui: 3 Maret 2016   19:15 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemiskinan dalam berbagai sejarah

Jika dikaji dari perspeksif ekonomi, kemiskinan merupakan keterbatasan sumber daya untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Kemiskinan ini menggunakan indikator materi seperti uang, kepemilikan harta benda, jumlah pendapatan perkapita, maupun konsumsi sebagaimana Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan indikator konsumsi sebesar 21,00 kalori/ orang setiap hari yang disetarakan dengan pendapatan tertentu, atau pendekatan Bank Dunia dengan  standar 1 dolar AS/ orang setiap hari. Para ahli ekonomi sering menggolongkan kemiskinan menjadi kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. 

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terjadi akibat budaya dan kebiasaan manusia yang mengakibatkan kemiskinan. Oscar Lewis mendefinisikan kemiskinan budaya sebagai kemikinan yang muncul akibat adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja  dan sebagainya. Sementara kemiskinan struktural adalah kemiskinan adalah kemiskinan yang terjadi akibat keterbatasan sistem dan struktur sosial masyarakat untuk memanfaatkan dan mengolah sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

Masalah kemiskinan bukanlah masalah baru, bukan pula suatu masalah kontemporer. Sepanjang peradaban manusia mulai dari zaman ke zaman, masalah kemiskinan sudah ada. Apakah kemiskinan merupakan kutuk abadi atau nasib kekal? Apakah kemiskinan merupakan suatu hasil budidaya peradaban manusia?

Dalam perspektif agama-agama Abrahamik, manusia telah jauh dari kelimpahan dan kecukupan sejak manusia jatuh ke dalam dosa (diusir dari Taman Eden). Manusia hidup dalam ketelanjangan (sandang), dan harus berpeluh bekerja, mencari makanan sehari-hari (pangan). Dalam perkembangan ilmu Antropologi, zaman purba digambarkan dengan kehidupan manusia yang suka mengembara dan berpindah-pindah, tidak memiliki tempat tinggal dan mata pencaharian tetap. Manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Homo Homini Lupus.  Manusia yang kuat menjadi penguasa atas manusia yang lemah. Maka timbullah pemerintah tradisional, perusahaan tradisional dan perbudakan tradisional. Sistem kehidupan ini diwariskan dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman. Namun benarkan bahwa warisan sistem kehidupan ini yang menjadi penyebab kemiskinan? Nabi Sulaiman (Salomo) menuliskan dalam kitab suci bahwa “Manusia menguasai manusia, sehingga ia celaka.”- Pengkotbah 8:9

Setelah Perang Dunia II, Eropa porak-poranda dan banyak rakyatnya takut dilanda kelaparan. Pemerintah Amerika Serikat khawatir dengan populernya sosialisme di Eropa. Maka, selama empat tahun, mereka menggelontorkan banyak sekali uang untuk memulihkan industri dan pertanian di negara-negara yang mau menerima kebijakan mereka.

Program Pemulihan Eropa ini, yang dikenal sebagai Rencana Marshall dan dinilai sukses. Di Eropa Barat, pengaruh Amerika Serikat meningkat, dan kemiskinan yang mengancam kehidupan jauh berkurang. Inikah cara untuk mengakhiri kemiskinan global? Amerika mencoba menjadi pahlwan atas kemiskinan negara lain dengan memberikan bantuan. Namun ada tujuan tersembunyi dibalik semuanya, sekalipun pada akhirnya seluruh dunia mengetahuinya. 

Tujuannya adalah untuk menguasai negara tersebut demi kepentingannya sendiri. Negara-negara lain juga berupaya meluaskan pengaruh mereka dengan menawarkan bantuan luar negeri. Warisan purba yaitu keinginan untuk menguasai orang lain muncul kembali. Memang benar, ada beberapa negara miskin dan kini menjadi kaya raya, khususnya di Asia Timur. Namun di tempat lain, banyak negara masih sangat-sangat miskin sekalipun berkat bantuan tersebut, angka kematian anak berkurang dan jumlah anak yang bersekolah bertambah. Negara miskin dan negara berkembang juga terus berkutat pada masalah-masalah pendapatan masyarakat relatif rendah, rendahnya kemampuan masyarakat dalam menabung, pembentukan modal yang rendah, investasi turun dan produkstivitas rendah mengakibatkan pendapatan ikut rendah. Orang awan sering menyebutkan bahwa kemiskinan adalah suatu lingkaran setan.

 

Kemiskinan Masyarakat Indonesia Hasil Budidaya Setan Kelas Atas?

Di Indonesia, istilah lingkaran setan menggambarkan bahwa  kemiskinan telah menimbulkan berbagai masalah manusia sehingga menjadi lebih kompleks. Dan bukan hanya itu saja, permasalahan tersebut seolah-olah tidak memiliki jalan keluar dan berputar-putar disitu saja.

 

Beberapa fakta kualitatif tentang kemiskinan di Indonesia antara lain :

  1. Kemiskinan adalah permasalahan yang masih eksis dari waktu ke waktu.
  2. Kemiskinan mampu melumpuhkan semangat masyarkat, dan telah merasuki pikiran dan percaya bahwa kemiskinan adalah suatu kutuk atau nasib abadi.
  3. Kemiskinan mampu menghilangkan rasa kemanusiaan masyarkat dan mengubah sikap dan perilaku gotong royong, toleransi dan sikap saling menghormati.
  4. Kemiskinan mampu mengubah nilai nilai luhur dan budaya lokal dengan budaya asing.
  5. Adanya anggapan bahwa kehidupan yang lebih baik ada di perkotaan.

Indonesia telah mengalami proses urbanisai yang cepat dan pesat. Sejak pertengahan 1990-an jumlah absolut penduduk pedesaan di Indonesia mulai menurun dan saat ini lebih dari setengah total penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan (20 tahun yang lalu sekitar sepertiga populasi Indonesia tinggal di kota).

Menurut data dari Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014 :

  1. Penduduk pedesaan yangg hidup di bawah garis kemiskinan sebesar 13.8%
  2. Penduduk perkotaan yang hidup di bawah garis kemiskinan sebesar 8.2%

Apa yang rahasia dibalik fakta angka dan fakta kualitatif di atas adalah bahwa bahwa kemiskinan adalah budaya  setan kelas atas. Kita telah merdeka dan lepas dari penjajahan fisik pemerintah kolonial. Namun masih banyak mental dan pikiran masyarakat yang terjajah. Kita telah mampu menciptakan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehingga lebih instan dan telah mampu memberantas berbagai penyakit dengan penemuan ilmu/sains dan teknologi. 

Namun, sampai abad millenium ini, belum ada solusi untuk mengakhiri kemiskinan secara masif bangsa ini. Berbagai usaha, bantuan telah diberikan oleh negara lain. Namun ada masalah mendasar dari kemiskinan masyarkat Indonesia. Ada banyak masyarakatnya yang “senang” dengan kemiskinan. Warisan yang diperoleh dari zaman purbakala. 

Senang menjadi miskin adalah ungkapan lain dari manusia yang senang menunggu, senang bermalas-malasan, senang menderita asalkan tidak menderita sekali, senang untuk dipekerjakan orang lain, senang menerima dari orang lain, senang mengemis, budaya senang dibantu, dan bangga bekerja atas diperintah orang lain yang lebih berkuasa. Bahkan banyak masyarakat miskin yang ingin tetap digolongkan sebagai masyarakat miskin agar tetap menerima bantuan pihak lain. Masyarakat banyak tertidur dengan lahan Seharusnya manusia belajar banyak dari berbagai tragedi kemanusiaan akibat kemiskinan.  

Kemiskinan Bukan Kutuk Kekal

Sebaliknya, ciri-ciri manusia yang menolak budaya miskin antara lain adalah adanya rasa malu ketika menerima bantuan, malu pemberian orang lain, semangat dan inisiatif yang tinggi, tidak berpatokan terhadap kerja keras, namun selalu gigih mencari ide baru dan cara kerja kreatif agar lebih produktif. Kemiskinan bukanlah kutuk kekal. Setiap orang miskin berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk berubah. Namun hal yang pertama yang harus dirubah adalah mengubah pola pikir miskin menjadi pola pikir berkarya. Setelah negara-negara Barat, negara-negara seperti Jepang, India, Cina telah mampu mengubah budaya-budaya miskin dengan mendorong setiap masyarkat untuk berkarya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun