Mohon tunggu...
Santi Rizkiyanti
Santi Rizkiyanti Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Jember, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), Kosentrasi Ekonomi Moneter Angkatan 2012.

Selanjutnya

Tutup

Money

Eksistensi Ekonomi Rakyat Bertajuk Inovasi Perbankan

15 Juni 2015   12:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh

Devi Tri Wulandari dan Santi Rizkiyanti

 

Dunia perbankan selalu menjadi topik hangat dan menarik untuk diperbincangkan. Baru-baru ini sektor perbankan Indonesia bersama OJK akan meluncurkan produk keuangan bagi nasabah di tanah air. Branchless Banking (BB) merupakan produk inovasi keuangan dalam financial inclusion, dimana BB merupakan layanan perbankan tanpa perlu adanya (membuka) kantor cabang yang diharapkan dapat mengurangi biaya layanan perbankan.  Financial inclusion merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk menyalurkan layanan perbankan keseluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat yang belum pernah tersentuh pelayanan perbankan.

Sebagai salah satu upaya untuk mempermudah masyarakat dalam menjangkau sektor perbankan, OJK dan empat bank di Indonesia yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dan PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) akan memulai program BB tersebut yang diharapkan segera tersalur ke masyarakat Indonesia.  Hal ini penting untuk dilakukan karena menurut Bank Indonesia, tingkat masyarakat yang berhubungan dengan bank masih cukup rendah yakni sekitar 48% (terpusat di Jawa) dan sekitar 20% orang Indonesia yang memiliki rekening di lembaga keuangan formal. Hal ini jauh tertinggal dengan negara-negara lain, seperti Thailand 77%, Malaysia 66%, India 35%, sehingga pembiyaan usaha untuk UMKM Indonesia dinilai masih rendah.

Kajian Brachless Banking dan Shadow Banking

Program BB yang ditujukan untuk mengembangkan layanan perbankan pada gilirannya tidak hanya akan mempermudah akses bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi, tetapi juga dapat mendorong masyarakat yang tidak pernah menggunakan layanan perbankan untuk menjalin hubungan dan menggunakan jasa-jasa perbankan. Pelaksanaan layanan BB menggunakan kerjasama antara perbankan, industri telekomunikasi dan agen pelaksana di lapangan, dengan ini diharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan perbankan. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja dan layanan perbankan akan menciptakan kestabilan keuangan misalnya, masyarakat akan mulai tertarik untuk menanamkan dananya baik sebagai tabungan atau investasi. Aliran dana dari masyarakat tersebut akan dialokasikan ke sektor riil melalui jalur kredit modal usaha. Pada gilirannya modal tersebut akan mendorong produktivitas di sektor riil, dan membawa perekonomian ke tingkat yang lebih optimal.

Disisi lain, branchless banking berpotensi menimbulkan shadow banking yang nantinya akan mengakibatkan terjadinya krisis keuangan. Shadow banking dapat dikatakan sebagai lembaga intermediasi keuangan yang memfasilitasi pembentukan kredit dalam sistem keuangan. Jadi, peranannya pun hampir sama dengan bank konvensional tetapi hal yang membedakannya adalah shadow banking ini tidak memiliki regulator baik dari pemerintah maupun BI. Perbedaan antar lembaga perbankan dan shadow banking terkadang menimbulkan permasalah, seperti penerapan uang muka untuk perkreditan otomotif, dimana shadow banking cenderung menawarkan uang muka yang relatif lebih rendah dari yang ditawarkan perbankan. Dikarenakan tidak adanya regulasi terhadap shadow banking, diperkirakan akan membuat kegiatan perbankan menjadi tidak aman. Pemerintah dan lembaga pengawas keuangan harus terus mengawasi dan turut mengarahkan kegiatan shadow banking, untuk menekan kemungkinan terjadinya krisis keuangan yang mengancam perbankan dan pasar keuangan Indonesia.

Eksisitensi Inovasi Perbankan Di Dunia

Branchless banking (BB) yang merupakan salah satu bentuk inovasi perbankan yang tidak hanya menjadi perhatian dari sistem perbankan domestik, tetapi BB sebelumnya telah memikat sistem perbankan dibeberapa negara. Afrika merupakan salah satu negara yang mengadope sistem tersebut dimana branchless banking di Afrika ditujukan untuk membantu kaum petani dalam melakukan pinjaman, membuka akun tabungan, membayar ansuransi, atau kegiatan perbankan lainnya dengan bantuan program tenkologi yang dapat diakses dengan menggunakan tablet, ataupun handphone. Jadi, orientasi program BB adalah harus tersentuh seluruh lapisan masyarakat. Kontribusi BB dalam kesejahteraan kehidupan nasabahnya (petani), menurut Opportunity International menunjukkan bahwa petani dapat memperoleh pendapatan $50 per bulan setelah menerima pinjaman sebesar $180 melalui program mobile banking. Pendapatan tersebut dapat digunakan petani untuk membangun rumah atau membeli perlengkapan sekolah anak-anaknya. Negara-negara lain yang berhasil dalam menjalankan layanan branchless banking adalah negara Brazil, Mongolia dan Pakistan, sehingga kebijakan pemerintah dan lembaga keuangan Indonesia untuk menerapkan BB sudah tepat, meski dinilai tertinggal dengan negara lain.

Regulasi Sebagai Sistem Imun Keuangan Indonesia

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa branchless banking dapat menjadi inovasi atau terobosan baru dalam sistem perbankan Indonesia. Masyarakat Indonesia yang notabennya berasal dari kalangan menengah ke bawah, menjadi fokus utama dari program tersebut. Kesiapan mental masyarakat dan tekonologi perlu diperhatikan, agar tercapai hasil yang optimal. Pengawasan OJK dan pemerintah juga sangat diperlukan agar program tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Jika melihat dari sudut pandang nasabah, masyarakat akan lebih bergairah untuk berkontibusi dalam program tersebut, jika fasilitas dan layanan yang diberikan cenderung murah dan sederhana. Sederhana dimaksudkan bahwa tidak akan ada kesulitan yang berarti bagi masyarakat, hal ini dapat ditempuh dengan mengadakan sosialisasi berkala untuk masyarakat. Kerjasama antara perbankan dan industri telekomunikasi akan menuntut penyedia provider untuk memperkuat jaringannya sampai ke polosok negeri, sehingga perbaikan sistem teknologi-informasi di setiap daerah yang nantinya menjadi faktor penopang sistem branchless banking di Indonesia. Regulasi sistem kuangan juga dapat menjamin tingkat keamanan para nasabah perbankan di Indonesia, khususnya para petani.

Harapannya brachless banking akan membawa masyarakat untuk lebih siap dengan perkembangan teknologi dan sistem perbankan Indonesia, serta menjadi bekal mental untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun