Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa branchless banking dapat menjadi inovasi atau terobosan baru dalam sistem perbankan Indonesia. Masyarakat Indonesia yang notabennya berasal dari kalangan menengah ke bawah, menjadi fokus utama dari program tersebut. Kesiapan mental masyarakat dan tekonologi perlu diperhatikan, agar tercapai hasil yang optimal. Pengawasan OJK dan pemerintah juga sangat diperlukan agar program tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan.
Jika melihat dari sudut pandang nasabah, masyarakat akan lebih bergairah untuk berkontibusi dalam program tersebut, jika fasilitas dan layanan yang diberikan cenderung murah dan sederhana. Sederhana dimaksudkan bahwa tidak akan ada kesulitan yang berarti bagi masyarakat, hal ini dapat ditempuh dengan mengadakan sosialisasi berkala untuk masyarakat. Kerjasama antara perbankan dan industri telekomunikasi akan menuntut penyedia provider untuk memperkuat jaringannya sampai ke polosok negeri, sehingga perbaikan sistem teknologi-informasi di setiap daerah yang nantinya menjadi faktor penopang sistem branchless banking di Indonesia. Regulasi sistem kuangan juga dapat menjamin tingkat keamanan para nasabah perbankan di Indonesia, khususnya para petani.
Harapannya brachless banking akan membawa masyarakat untuk lebih siap dengan perkembangan teknologi dan sistem perbankan Indonesia, serta menjadi bekal mental untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H