Di base camp-nya, saya juga melihat alat-alat yang bisa menjadi sarana mereka belajar. Atas sumbangan CSR salah satu perusahaan, saat ini mereka memiliki duahand tractor, perpustakaan, alat permainan edukatif, beberapa computer, alat masak, dan alat untuk kegiatan posyandu.
Kemarin ketika saya ikut dalam rembuk petani, mereka menyepakati satu kegiatan lagi, yaitu ARISAN TENGAH BULANAN. Arisan ini dipilih sebagai media agar komunitas ini tetap langgeng. Karena kalau tidak ada pengikatnya, ada kehawatiran di kalangan petani, suasana belajar yang berjejaring yang sudah mereka rajut dalam satu terakhir, bisa bubar.
Usai acara, saya masih berjam-jam nongkrong di base camp petani. Base camp yang semua terbuat dari bambu yang mereka namai "Sanggar Darul Falah", membuat saya senang berlama-lama. Sambil bermimpi, para petani di negeri ini suatu saat menjadi sejahtera. Dan dari daerah ini, kebangkitan itu sudah dimulai.
[caption id="attachment_222535" align="aligncenter" width="448" caption="hamparan sawah - dok pribadi"]
Matorsakalangkong
Pulau Garam | 19 Desember 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H