Mohon tunggu...
Khoyriyah Asadah
Khoyriyah Asadah Mohon Tunggu... Guru - Seorang wanita yang selalu bahagia.

Hidup ialah tempat untuk berencana dan mengimplementasikan. Kesuksesan ialah berhasil mengimplementasikan rencana untuk kebahagiaan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sinopsis dan Ulasan Karya Sastra

5 Januari 2014   12:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08 2680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.Sinopsis Novel

1.Aku Pembunuh


Penulis : Eri Maryana

Editor : Ratna Susanti

Layout : Atit Wulandari

Penerbit: PT Hafamira

Desain Sampul : Agus Sudiyanto


Novel karya Eri Maryan, novel ini terinspirasi dari kejadian nyata dalam hidup Eri Maryana yang sudah bercerai dengan suaminya dan terpisah dengan anak keduanya. Anak keduanya yang bernama Kinanti Arumningtyas akrab disapa dengan nama Kinan yang terindikasi menderita leukemia. Berawal saat makan siang yang dijanjikan oleh rekan Eri yaitu Dewi, terdengar dering telepon genggam milik Eri, ternyata kabar buruk menimpa anak keduanya yang dirawat dirumah sakit yang ternyata, Kinan sudah sembilan hari dirawat di rumah sakit tanpa diketahui oleh Eri. Langkah kaki Eri berjalan dengan cepat dan terburu-buru bertemu karena ingin segera bertemu dengan Kinan. Dua dokter yang merawat anaknya memberitahu Eri bahwa hasil laborat darah dan sumsum tulang belakang positif leukemia, jenis Acut lympoblastic Leukosit (ALL).

Secara diam-diam Eri mencari dua opini di dua rumah sakit. Hasil laborat tes darah dan tes sumsum tulang belakang, Hasilnya memang ALL dan protap pengobatan memang dua tahun kemoterapi. Kesepakatan itu diambil atas dua persetujuan yaitu dari ayah Kinan dan Eni. Kemoterapi dengan cara menyuntikkan lewat tulang belakang, Kinan meronta dan menangis ketakutan sampai tidak sadar Kinan mengompol di kasur. Eny mendapati hasil laborat dari instansi yang berbeda, “tidak ditemukan sel ganas”. Dokter langsung melakukan pemeriksaan laborat dua kali tanpa sepengatuhan Eny. Kondisi leukosit Kinan menurun drastis perlu transfuse trombosit tiga kantung. Eny segera mencarikan darah yang sesuai namun stok kosong. Disaat Eni pasrah dan tidak bisa melakukan upaya mencari darah sesuai kebutuhan Kinan, Tuhan memberikan jalan. Pada kemo keempat hingga kemo ketujuh Kinan mendapatkan bantuan darah dan trombosit gratis dari PMI Solo. Ternyata ada dua jenis leukemia, Acute Lympoblastic leukosit (ALL) dan Chronic Myegenous Leukimia (CML).

“Leukositnya sudah membaik dan sudah mendekati normal, tinggal memantau kondisi umumnya,”kata dokter yang dua bulan merawat Kinan. Wajah Kinan berbinar saat mendengar bisa merayakan Lebaran di rumah. Kamar isolasi ruang ICCU yang dijaga para perawat Kinan anak kedua dari Eni tergolek lemah dan tak bernyawa lagi. Penyakit gangguan hepar atau hati Kinan kian parah, saat obat yang seharusnya masuk ketubuhnya tertunda 24 jam. Tangan dan kakinya mulai bengkak dan berwarna kekuningan. Pukul 08.00 WIB, Eni ke PMI ambil darah dan trombosit. Saat Eny bersama anaknya akan mandi terdengan telepon berbunyi dan terdapat kabar, “Anakmu wis di pundhut karo Sing Gawe Urip,”kata kerabat kerja ayah Kinan. Ku ikhlaskan cercaan yang terus mengalir “Dasar Ibu Pembunuh, anakmu mati karena kemoterapi”. Semua cercaan di hadapinya dengan sabar. Sinopsis novel “Aku Pembunuh” ini membuka jalan Anda untu tertarik membaca novel secara utuh. Selamat membaca, semoga dapat bermanfaat.

2.Merpati Biru


Penulis : Achmad Munif

Penyunting : Sholeh UG

Penerbit : Mara Pustaka

Desain Sampul : Narto

Pewajah Isi : Jimy P


Novel karya dari penulis Achmad Munif, penulis yang rendah hati yang begitu peduli memikirkan nasib penerbit jika karyanya tidak laku. Penulis yang menyadari dirinya manusia biasa yang sedang berproses dan tidak sempurna, termasuk karyanya. Karya Achmad Munif sendiri pada awalnya dipandang sebelah mata oleh kritikus dan akademis sastra. Pak munif optimis dan kukuh mengatakan, “Memang saya bukan sastrawan dan tidak berpotensi menjadi sastrawan. Biarkan pembaca yang menilai karya saya.” Pembaca menilai karya Achmad Munif bagus, terutama ‘Merpati Biru’ dan ‘Perempuan Jogja’

Novel berjudul Merpati Biru ini mengisahkan kehidupan seorang mahasiswi yang terjebak menjadi pelacur dan biasa disebut dengan merpati biru. Rahasia mahasiswi yang disimpan rapat-rapat itu kemudian terungkap dan menjadi perbincangan serta perdebatan di kampus. Dunia mahasiswa yang penuh idealisme, seakan terusik, dan tergoncang. Novel ini mengisahkan mahasiswi yang telah terjebak dalam dunia gelap dan melalui proses pembelajaran yang panjang melalui hidupnya. Novel ini menghadirkan gugatan apakah kampus sedemikian sakral, hingga tidak dapat menerima fakta sosial yang ada di lingkungannya sendiri?

Penulis memberikan makna tersirat bahwa mahasiswa, dosen, petani maupun penjabat, menteri maupun rakyat, apapun profesinya, status sosial dan agamannya semua itu adalah manusia. Pada diri manusia tersimpan potensi kejahatan, kebaikan, positif, negatif, bermoral dan a-moral. Novel ini telah terjual ribuan eksemplar hingga diterbitkan kembali dengan format yang baru.

Novel ini mengedepankan pesan moral yang disampaikan, banyak pesan moral yang terkandung dalam berbagai cerita dalam novel ini. Menceritakan perjalanan mahasisiwi yang menjalani kehidupan pahit, mahasiswi tersebut Ken Ratri, dia adalah mahasiswi disalah satu Perguruan Tinggi di Jogja, ia berasal dari Mojokerto Jawa Timur. Ia memiliki seorang adik perempuan yang bernama Maya, yang sangat disayanginya. Keluarga mereka dulu sangatlah berkecukupan karena Perusahaan kecap Ayahnya yang sangat maju. Namun akhirnya Perusahaan Ayahnyabangkrut. Akhirnya sang Ayah setiap hari-harinya hanya berdiam diri meratapi nasib karena kehilangan pekerjaannya dan juga karena melihat sang Ibu shock yang kemudian harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa.

Kehidupan Ken Ratri kemudian sangatlah berat, ia harus membiayai kedua orang tuanya dan juga menyekolahkan adiknya. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga. Namun jalan yang dipilih Ken Ratri sangat menyimpang, ia bekerja sebagai merpati biru yang tidak ada bedanya dengan seorang pelacur. Ia harus menjalani hari-harinya yang sebenarnya tidak diinginkan. Ken Ratri menyembunyikan semua itu dari keluarganya termasuk adiknya, ia tidak tahu sampai kapan akan menyembunyi semua itu. Tapi ia sadar tidak ingin selamanya menjalani profesi seperti itu. Ia akan berubah sewaktu-waktu, karena ia sendiri tahu bahwa yang dilakukannya adalah salah.

Dan sewaktu-waktu perbincangan mahasiswi yang melakoni profesi sebagai Merpati Biru dikampusnya mencuat karena dipicunya berita dari media cetak suara mahasiswa, sehingga banyak orang-orang yang membicarakannya. Sampai pada akhirnya Maya pun tahu apa yang selama ini dilakukan oleh sang kakak, karena Maya juga satu kampus bersamanya. Ia tidak tahu harus menjelaskan apa kepada Maya, tapi ia mengungkapkan bahwa ia akan berhenti menjalani profesi sebagai merpati biru. Karena ia sendiri sudah berjanji kepada dirinya sendiri sebelum Maya mengetahui profesinya. Ia terdorong untuk berubah setelah menengok kedua orang tuanya dikampung halaman yang sekarang telah sembuh dan rajin menjalankan ibadah, tidak seperti dulu ketika perusahaannya masih maju. Ia tersadar bahwa semua orang pasti bisa menjadi baik jika memang mau merubahnya. Dan atas dukungan dari sahabatnya Fatimah dan kekasihnya Satrio, Ken Ratri sekarang kembali ke dalam jalan yang benar yang dikehendaki oleh Allah SWT. Iahidup bahagia bersama orang-orang yang selalu ada disekelilingnya, yang ia sayangi.

3.Manusia Setengah Salmon


Penulis : Raditya Dika

Editor : Windy Ariestanty

Proofreader : Gita Romadhona

Penata Letak: Nopianto Ricaesar

Desain Cover & Ilustrasi isi : Andriano Rudiman


Raditya Dika, penulis muda yang belajar menulis melalui blog pribadinya. Raditya Dika lahir di Jakarta, 28 Desember sekarang aktif menulis sebuah buku, dan film layar lebar. Tulisannya yang bersifat komedi banyak disukai para pembaca hingga tulisan di blognya dapat menjadi sebuah buku. Bahkan saat ini Raditya Dika banyak digemari oleh kaum muda dan menginspirasi mereka untuk giat menulis. Ya, termasuk saya didalamnya.

Manusia Setengah Salmon adalah buku karya Raditya Dika keenam yang diterbitkan pada tahun 2011. Manusia Setengah Salmon bukan hanya sekadar novel komedi belaka. Bukan hanya kumpulan kalimat candaan yang tidak bermakna. Buku ini menonjolkan unsur kehidupan sosial dalam balutan humor. Menceritakan tentang berbagai macam hal menyedihkan yang sebenarnya ada celah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita tersebut tersebut.

Lucunya, dalam novel Manusia Setngah Salmon ini ketika Raditya Dika mencoba menceritakan tentang kegelisahannya sewaktu ia baru saja ditinggalkan oleh kekasihnya. Sama seperti kebanyakan orang, hal pertama yang dirasakan ketika putus cinta adalah kesedihan, kegalauan, dan kekecewaan. Tapi, Manusia Setengah Salmon berhasil meyakinkan bahwa tidak semua hal menyakitkan harus berakhir dengan kesedihan. Seperti pada cerita yang berjudul Sepotong Hati di Dalam Kardus Cokelat. Bercerita tentang dua peristiwa yang sama tapi berbeda konteks, putus cinta dan pindah rumah. Secara kontekstual, tidak ada kesamaan antara keduanya. Tetapi buku ini secara gamblang menjelaskan bahwa kedua peristiwatersebut adalah hal yang serupa. Iya, perpindahan.

Putus cinta adalah sebuah kepindahan. Bagaimana kita pindah dari satu hati, ke hati yang lain. Kadang kita rela untuk pindah, kadang kita dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita sayang, kadang bahkan kita yang memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita harus bisa maju, meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong. Raditya Dika mengibaratkan putus cinta sama halnya dengan pindah rumah. Saat dimana seseorang harus bisa merapikan barang-barang dan memasukkannya ke dalam sebuah kardus untuk nantinya diikat dan tidak pernah tahu kapan kardus itu akan dibuka. Sama halnya disaat putus cinta.

Maka dengan cerdas, kegelisahan ini langsung dialihkan melalui sebuah dialog antar tokoh dengan menyelipkan beberapa lelucon ringan yang sama sekali tidak melunturkan efek kesedihan dari cerita tersebut. Hingga pada akhirnya, cerita tentang ‘perpindahan’ ini diakhiri dengan sebuah paragraf singkat.

“Gue berhenti melamun, melanjutkan memasukkan beberapa buku ke kardus. Lalu, gue melihat Nyokap, mengangguk pelan. Kardus terakhir gue tutup dengan lakban, lalu gue angkat untuk bergabung dengan yang lainnya. Sambil berharap, tidak ada yang tertinggal.”

Satu poin lagi yang membuat buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca adalah penempatan urutan cerita. Penulis berhasil membuat perasaan pembaca naik turun. Tidak melulu sedih dan tidak melulu tertawa terbahak-bahak. Ada kalanya dimana sebuah cerita yang termasuk dalam kategori mengharukan diletakkan berdekatan dengan cerita murni komedi. Bisa disebut permainan rasa. Dan pada akhirnya, buku ini benar-benar sangat direkomendasikan untuk kita, terutama mahasiswa, sebagai salah satu koleksi wajib. Selamat membaca, semoga sinopsis ini bermanfaat.

4.Raumanen


Judul : Raumanen

Penulis : Marianne Katoppo

Penerbit : Metafor Publising

Cetakan : 2006


Novel RauManen karya Marianne Katopo ini menceritakan tentang kisah kasih dua orang remaja yang telah dibuai kasih asmara. Kisah seorang gadis menado yang cantik dan banyak dikagumi para lelaki. RauManen, nama yang berasal dari bahasa minahasa kuno yang berarti “Pemudi Pemberi Kuncup”. Selain cantik RauManen adalah aktifis kampus yang dikenal sangat loyal terhadap organisasinya. Dalam suatu kesempatan RauManen bertemu dengan Monang pemuda batak flamboyan, kaya, playboy dan doyan pesta. Terbiasa mendekati gadis-gadis cantik, seperti yang dia lakukan dengan RauManen. Manen dan Monang dipertemukan dalam pesta yang bertempat di rumah Bapak Profesor bersama dengan Patrick dan Ilyas, rekan-rekannya dalam organisasi pusat gerakan mahasiswa. Bapak Profesor sendiri adalah pelindung dari gerakan mahasiswa itu. Manen dan rekan-rekannya dalam organisasi tersebut hendak mengucapkan pada beliau selamat hari ulang tahun yang ke enam puluh. Di tempat itulah Manen berkenalan dengan Monang.

Semenjak pertemuan itu, mereka berdua sering bertemu. Teman-teman Manen selalu mengingatkan Manen untuk berhati-hati karena mereka tau siapa Monang. Lelaki yang cukup menawan yang sering berganti-ganti pacar. Meski Manen selalu berkata bahwa antara dia dan Monang tidak ada hubungan apa-apa, akan tetapi toh lambat laun mereka sering bertemu, dan merajut tali kasih. Pendekatan Monang membuahkan hasil walau awalnya Manen menganggap Monang sebagai sahabatnya, berjalannya waktu ia pun mencintainya. Dalam salah satu kesempatan mereka berdua menuju puncak, ketika hendak pulang tiba-tiba hujan deras dan mengharuskan mereka berteduh di sebuah bungalow. Bisa ditebak apa yang terjadi pada mereka lakukan untungnya Monang segera mengatakan akan bertanggung jawab dan siap menjadikan Manen sebagai istrinya.

Konflik terjadi disini. Walau Monang menyatakan tanggung jawabnya namun keraguan timbul dihati Manen, apakah Monang benar-benar mencintainya atau sekadar bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan kepadanya. Aku tak tahu, pikirnya. Seharusnya aku bahagia, karena Monang sudah membuka jalan kearah pernikahan kami tetapi aku tidak bahagia, Cuma merasa bersalah karena kejadian di bungalow itu. Lagi pula aku takut. Masa depan. Haruskah aku menjadi seorang istri Monang sekarang? membagi hidup dengannya.mengarahkan cita-citaku agar serasi dengan cita-citanya? Sedangkan aku tak tahu apakah ia mencintaiku?

Lambat laun keraguan dihati Manen semakin menjadi-jadi, hubungannya dengan Monang tidak dilihatnya sebagai hubungan cinta melainkan semata-mata hanya sebagai suatu kewajiban untuk bertanggung jawab karena mereka sudah terlanjur melakukan hubungan terlarang. Selain masalah dirinya dengan monang, perbedaan suku antar mereka menjadi rintangan yang sulit di tembus.

Saat itu persamaan suku dalam memilih pasangan hidup masih merupakan syarat yang mutlak begitu pun dengan orangtua Monang, waktu itu memang republik masih muda, mungkin saja semboyan bhineka tunggal ika belum meresap ke hati warganya bagi Manen yang telah memiliki wawasan yang luas. Hal ini memberikan kesimpulan dalam duirinya bahwa hampir 20tahun sesudah revolusi, sesudah dua windulebih penduduk nusantara berpengalaman hidup sebagai “orang Indonesia”. Ternyata beban prasangka serta wasangka terhadap suku lain masih belum dapat dilepaskan dengan begitu mudah “orang mana?” dan “anak siapa?” masih tetap menjadi pertenyaan utama saat perkenalan.

Konflik semakin memuncak ketika akhirnya menen hamil dan Monang di perhadapkan pada pilihan yang sulit karena harus menerima pilihan orang tuanya dalam menentukan pasangan hidup baginya. Di tengah kondisi yang tersiksa, depresi seperti itulah Manen akhirnya mengambil keputusan yang tidak diduga-duga sebelumnya. Manen merasa berdosa kepada ibunya yang telah memberi amanat dan kepercayaan kepada Manen. Semenjak teman-teman Manen mengetahui hal ini, tentang kehamilannya, Manen serasa dijauhi, diacuhkan, oleh teman-temannya. Hingga akhirnya Manen pun memutuskan jalan pintas. Dimana, ia akhirnya mengakhiri hidupnya yang singkat ini, karena tidak tahan dengan semua yang menimpanya ini. Manen akhirnya bunuh diri.

Tema yang diangkat oleh penulis novel ini memang tema yang biasa, namun ditangan penulis Marianne Katopo cerita cinta ini diramu dan diceritakan dengan menarik. Dilembar pertama-tama Raumanen menceritakan mengenai dirinya dimasa kini yang merasa kesepian ditinggal; oleh teman-temannya dan memenadam rindu pada Monang. Flash back jalan cerita salam novel ini. Semoga sinopsis ini dapat bermanfaat.

B.ULASAN KUMPULAN CERPEN

1.Perempuan Kedua


Pengarang : Labibah Zain

Penerbit : Jalasutra

Penyuting : Anwar Holid

Desain Sampul : Lilin Saprina

Tata Letak : Iryaspraha


Perempuan Kedua adalah judul buku Kumpulan cerpen karangan Labibah Zain, terdapat tiga belas cerpen yang memuat pelbagai sudut dan keadaan perempuan. Cerpen ini memuat banyak cerita mengenai perempuan yang terlibat dengan pelbagai persoalan. Perempuan bisa tangguh, rapuh, setia, dan bisa pula membagi cinta menjadi perempuan kedua. Dalam kumpulan cerpen perempuan kedua, dari judul satu dengan yang lainnya bisa berkaitan dan tidak terlepas dari tema perempuan kedua, selain itu banyak hikmah yang dapat kita ambil dari cerpen ini. Kumpulan cerpen perempuan kedua meliputi Aina, Perempuan Kedua, Sepotong Wajah, Fragnmen Musim Gugur, Perempuan Pencari Dada Ibu, Celana Dalam, Kamar Berlumut, Layli, Mak’e, Perempuan Cahaya, Rumah di Seberang Kuburan, Awan Menangkap Rembulan, dan ditutup dengan judul Hari Ini Ada yang Mati Lagi.

Cerpen pertama berjudul Aina : cerpen ini menceritakan kisah cinta Salma dengan Andika yang menyembunyikan pernikahan mereka dengan keluarga Salma. Akhirnya keluarga Salma menjauh, hingga saat nenek dan ibunya meninggal dunia Salma mendengar kabar setelah tiga bulan berlalu. Hanya ayah Salma yang masih menganggap Salma sebagai anaknya yang baik. Selain itu memuat mengenai kisah Aina yang berperan sebagai sahabat Salma. Aina menikah dengan Haidar, namun setelah menikah Aina seperti menjauhi Salma. Pernikahan Aina bersama Haidar yang tidak bahagia karena perlakuan Haidar. Hingga Aina bertekat untuk pergi kerumah Salma menggunakan pesawat yang dalam perjalanan terjadi kecelakaan namun karena kecelakaan tersebut membantu Aina menjadi Inayah karena pertukarang cincin di dalam pesawat. Aina menemui Salma dan bercerita mengenai apa yang terjadi pada Aina. Aina yang sekarang menjadi Inayah merawat ayah Inayah yang sudah tua dan sakit-sakitan namun dengan ini Aina bahagia telah dijauhkan dari Haidar. Cerpen pertama ini strutur tulisan yang di sajikan berurutan dan memudahkan pembaca dalam pemahamannya.

Cerpen kedua yang berjudul perempuan kedua ini menceritakan mengenai munculnya perempuan kedua pada rumah tangga seseorang dan sang suami akhirnya meminta izin kepada istrinya untuk menikah dengan perempuan kedua. Memang sang istri mengizinkan namun pada akhirnya si perempuan kedua memilih menikah dengan kepala sekolah yang melamarnya dan sang istri memilih bercerai dengan sang suami. Dalam cerita perempuan kedua ini penulis memperkenalkan keadaan cerita dengan lembut dan membawa kita dalam pemahaman yang mudah. Klimaks terjadi disaat terdapat permasalahan mengenai sang suami meminta izin sang istri untuk menikah lagi, dan sang istri pun mengizinkan namun tanpa di duga berakhir dengan cerita yang menggertak. Sang istri meninggalkannya dan janda yang akan dinikahinya tidak menerima ajakkannya menikah melainkan memilih kepala sekolah untuk menjadi suaminya.

Cerpen ketiga yang berjudul sepotong wajah ini menceritakan mengenai bayangan seseorang yang selalu melekat di hati dan penglihatan si wanita, bahkan saat bercinta dengan suaminya selalu ada bayangan wajah sang mantan pacar yang selalu membayanginya. Pernikahan dengan paksaan bersama seorang penjual kain yang dijodohkan sang ayah dilakukannya dengan keterpaksaan namun dikaruniai Tuhan dengan dua anak. Segala upaya yang dilakukan untuk menggagalkan pernikahan bersama sang pacar nyaris berhasil namun sang pacar merusak keberhasilan itu karena tidak mau menikahi si wanita dengan alasan belum bekerja karena baru saja lulus dari SMA. Dilaluinya hidup dalam pernikahan dengan bayangan sang mantan sehingga membuat si wanita mencari tahu bagaimana dan apa pekerjaan sang mantan. Si wanita mendengar kabar sang mantan dari seorang temannya yang katanya si mantan sudah kuliah di kota kelahirannya dan sekarang menjadi penyair kondang. Puisi-puisi yang beredar di dunia masa menunjukkan jalan menuju pertemuan dengan sang mantan. Segala upaya dilakukan si wanita demi bertemu dan berbicara empat mata dengan sang mantan. Berbohong dengan mengirim email dan mengada-ada cerita hingga si mantan mau bertemu dengannya. Setelah bertemu si wanita jujur dan sang mantan pun bercerita banyak mengenai jalinan asmaranya. Sang mantan mencintai orang yang mirip dengan si wanita namun perempuan yang dicintainya sudah memiliki tunangan. Tiga minggu setelah pertemuan dengan sang mantan, terdengar kabar sang mantan yang menikahi perempuan yang dicintainya atas dasar kasihan karena si perempuan sudah rela membatalkan pertunangannya.

Pada hari-hari kerja si wanita bersama sang mantan bercinta dan kembali kepelukan keluarga masing-masing ketika hari menjelang senja. Tahun demi tahun berlalu hingga si wanita hamil dan sang mantan pun memiliki satu anak dalam rahim istrinya. Penyakit jantung menyebabkan suami si wanita meninggal dunia dan si wanita mengajak menikah dengan sang mantan, namun sang mantan menolak ajakan si wanita karena sang mantan tidak mau melukai hati istrinya.Tahun-tahun berlalu, ketiga anak si wanita tumbuh dewasa. Sepotong wajah mirip sang mantan terpancar pada wajah anak ketiga. “Setiap saat aku bisa melihantnya, dalam wajah anakku yang ketiga”. Ucap si wanita. Jadi, tanpa memiliki lelaki itu, dia tetap merasa memilikinya karena buah hatinya yang ketiga sangatlah mirip dengan lelaki tersebut. Cerita ini tersusun strategis dan memberikan banyak emosi dalam setiap tahap. Dalam cerpen ketiga ini banyak konflik yang dilalui dan akhir dalam cerita ini di selesaikan dengan pengakhiran damai disemua sisi.

Ditutup dengan cerpen ke tiga belas yaitu “Hari Ini Ada yang Mati Lagi”. Cerita-cerita yang dituliskan dalam kumpulan cerpen ini, sangatlah banyak pesan tersirat didalamnya. Cerpen-cerpen ini juga dituliskan dengan rapi dan di tuliskan dengan berbagai bentuk emosi pembaca, tidak melulu membuat kita sedih namun kita dibuat ternggangga dalam membaca kumpulan cerpen ini. Selamat membaca, tidak akan rugi kok membaca kumpulan cerpen ini.

2.Rindu Ladang Padang Ilalang


Penulis : M.Fudoli Zaini

Cetakan pertama, juli 2002

Penyunting : Imam Risdiyanto

Penerbit : Yayasan Bentang Budaya


Muhammad Fudoli (1942-2007) : Salah seorang cerpenis terkemuka yang berasal dari kalangan santri. Lahir di Sumenep, 8 Juli 1942 dan meninggal di Surabaya pada 2007 dalam usia 65 tahun. Awalnya ia menggunakan nama M. Fudhaly atau M. Fudoli Zaini, tetapi kemudian ia lebih sering menggunakan nama ‘Muhammad Fudoli’ saja. Menurut saya cerpen rindu ladang padang ilalang ini banyak menceritakan kerinduannya pada alam yang terdahulu, damai, sejuk dan nyaman untuk kehidupan. Dalam kumpulan cerpen ini yang paling saya suka pada cerita rindu hujan. Judul rindu hujan menceritakan kehidupan nyata yang memang saat ini terjadi. Cerpen ini memiliki banyak sub judul yaitu meliputi : Rindu Hujan, Nona Takasaki, Gigi, Kucing, Dua Manusia, Akhir Ninja, Burung Putih, Mata, Rindu Ladang Padang Ilalang, Rindu Laut, Suminten, dan Warisa.

Segala yang ada dalam kumpulan cerpen ini menceritakan sebagaimana kehidupan sehari-hari pada kehidupan kita. Penulis terlihat sangat memperlihatkan dirinya pada cerita tersebut. Seperti cerita dalam judul Rindu Hujan, yang menceritakan bahwa rindu akan keadaan yang sejuk, keadaan yang menenagkan, dan keadaan yang dingin di luar dan didalam hati. Karena pemanasan global, karena banyak dibangunnya gedung-gedung pencakar langit dan banyaknya polusi karena banyaknya kendaraan yang ada di daerah perkotaan. Sehingga terdapat niat untuk membeli sebuah perumahan di daerah puncak daerah pegunungan yang udara sekitarnya sejuk. Namun, terkendala dengan kurangnya uang yang dimiliki.

Selain itu pada cerpen yang berjudul “Kucing”. Cerpen ini menceritakan keadaan disekitar kita, yaitu dalam sebuah rumah tangga yang memiliki hewan peliharaan kucing, dan kucingnya lucu-lucu. Namun, induk kucing tersebut terlalu jahat dengan anak-anak kucing yang lucu terbukti jika induk kucing selalu memakan anak-anak kucing. Sehingga jika anak-anak kucing itu hilang atau telah tiada bukan karena pencuri atau yang lainnya melainkan karena induk yang memakannya. Setelah mengerti keluarga tersebut mulai berhati-hati jika induk kucing tersebut beranak lagi, dan mulai menerima induk kucing yang apa adanya, walaupun induk kucing suka memakan anaknya namun induk kucing tersebut tetap baik hati.

Kumpulan cerpen ini berkesimpulan bahwa menceritakan tentang kehidupan-kehidupan dalam sehari-hari. Setiap cerita dalam kupulan cerpen ini membawa kita masuk kedalam cerita tersebut, jadi seolah-olah kita membenarkan apa yang diceritakan dalam cerpen tersebut. Penuispun memberikan banyak certa dari sudut pandang yang berbeda-beda. Sehingga kita dapat memandang tidak hanya dalam satu kisah cerita saja. Sehingga pembaca pun tertarik untuk membaca cerpen ini.

3.Anjing Bulanserif




2.












3.Kumpulan cerpen dari beberapa penulis :






Taufik Ikhram Jamil

Zulkarnaen Ishak

Isbedy Stiawan ZS

Triyanto Triwikromo

Bambang Agung




Jurnal Cerpen Indonesia di terbitkan atas kerja sama Lembaga Kajian Kebudayaan AKAR Indonesia (LK2AI) dan Penerbit Logung Pustaka. Anjing Bulan merupakan Kumpulan cerpen yang berasal dari jurnal cerpen Indonesia yang diketuai oleh Joni Ariadinata. Dalam kumpulan cerpen Anjing Bulan ini, terdapat penulis-penulis yang terkenal lihai dalam menciptakan cerita-cerita yang indah dan memilki banyak makna dalam cerita tersebut.

Dalam kumpulan cerpen ini memuat cerpen dari penulis “Taufik Ikram Jamil” yang membawakan cerita yang berjudul “Air Mata Batu”, “Zulkarnaen Ishak’ yang membawa cerita berjudul “Kitab dan Cermin”, “Isbedy Stiawan ZS” memberikan ceritanya yang berjudul “Dusun itu Kini Asing”, “Wayan Sunarta” menyajikan ceritanya yang berjudul “Reinkernasi”, “Sunlie Thomas Alexander” memperlihatkan ceritanya yang berjudul “Di Pelantaran Phai Thin”, “Triyanto yang ceritanya menjabat sebagai kepala dari beberapa judul disisni, sehingga digunakan dalam sampul depan, Triyanto Triwikromo membawakan cerita berjudul “Anjing Bulan”. Selain itu masih memuat cerita pendek yang dipilih dari kompas, dan persoala Sastra Koran Kita yang ditulis oleh Bambang Agung. Tidak lupa memuat biodata dari penulis-penulis yang terkenal nan elok ini.

Disini saya akan mengulas kepala judul cerpen yaitu “Anjing Bulan” cerpen dari penulis yang bernama Triyanto Triwikromo. Beliau lahir di Salatiga, 15 September 1964. Mengenai sejarah sang penulis beliau seorang pria yang pernah jadi guru dan pekerja kasar diskotek ini telah menerbitkan Rezim Seks (1987). Buku kumpulan cerpen itu dicetak ulang bersama penerbitan Ragaula (2002); tak lama kemudian berturut-turut terbit kumpulan cerpen yang lain, Sayap Anjing (2003) dan Anak-Anak Mengasah Pisau yang juga diterbitkan dalam bahasa Inggris sebagai Children Sharpening The Knives (2003) dan Malam Sepasang Lampion (2004). Ia pernah pula menerbitkan kumpulan cerpen berdua dengan Herlino Soleman, Pintu Tertutup Salju (2000). Sekarang ia “penjaga gawang” ruang budaya Harian Suara Merdeka, Semarang.

Cerpen Anjing bulan ini menceritakan mengenai sepasang kekasih wanita lesbian yang bernama sukuh dan sulian. Hidup dalam kerumitan kota Jakarta yang menggila, seseorang di jamak layaknya anjing pemuas. Sepasang kekasih yang lebih memilih mengurung diri di kamar dengan balutan cermin, dengan bercinta dan saling mengangumi keindahan tubuh sendiri dan pasangan bagai pasangan Narsisus, mencintai bayangan di keheningan kolam. Ketika mereka sedang asyik-asyiknya bergumul ada “anjing-anjing” yang datang kemudian melihat mereka sedang melakukan homoseks, tidak diragukan lagi, kerena mereka itu adalah laki-laki maka mereka juga menikmati keindahan tubuh dua perempuan itu dengan dalih untuk mengajarkan kepada mereka agar mereka itu tidak menjadi lesbian dan menikmati bagaimana nikmatnya bercinta dengan lawan jenis.

Dua zombi yang menikmati tubuh Sulian dan Sukuh, Dalam keadaan yang sudah tak karuan ini, tetap saja mereka diperlakukan seperti anjing, hanya sebagai pemuas belaka yang setelah dinikmati mereka ditinggal begitu saja seperti sampah. Mereka ditinggal bersama mayat-mayat perempuan yang lain. Keadaan tanpa sadar mereka tetap berusaha untuk tetap bangkit dari keterpurukan Jakarta. Mereka bertemu dengan keadaan yang sama-sama sakit hingga mereka menemukan sebuah rumah, bukan sebuah rumah dapar disebut dengan kandang sapi. Iya kandang sapi karena tetap saja terlihat aktivitas di dalam rumah dari luar rumah. Mereka beraktivitas dalam rumah tersebut hingga menngerti makna kehidupa yaitu mencari uang. Mencari nafkah untuk kehidupan mereka seperti layaknya keluarga normal.

Cerita ini berakhir dengan pertanyaan ambigu mengenai kehidupan mereka yang diawali dengan pertengkaran mengenai Rusti dan Silir, namun pertengkaran itu membawa mereka kedalam percumbuan yang meledak-ledak. Hingga pertengkaran tersebut menjadi tawa-tawa kecil yang akhirnya tawa mereka meledak. Hingga hilangnya bulandan hidupnya langit. “Apakah mereka masih memiliki langit?” pertanyaan terakhir yang entah harus kita jawab dengan apa? Cerpen yang penuh dengan teka-teki. Hingga menarik untuk kita baca.

Dalam cerpen ini juga menyentuh sastra-sastra zaman dahulu seperti halnya penulis menuliskan tentang cerita Foucoult, Karen Armstrong, Charlie Chaplin, dan lain-lain. Penulis disini bagaikan mengerti dengan keadaan yang sebenarnya pada saat itu. Dimungkinkan penulis memang memiliki pengalaman didalamnya. Cerita ini penulis menggunakan gaya bahasa yang unik, gaya bahasa yang bersifat sastrawan. Sehingga sulitnya orang awam meahami dengan membaca kembali. Alurnya pun rumit untuk dipahami, karena flash back yang dilakukan penulis. Mungkin alur yang digunakan campuran.

Namun walau seperti itu pembaca pun mampu untuk memahami bahawa Tidak seharusnya kaum oria menindas dan memperlakukan wanita dengan tidak berperikemanusiaan. Mereka menganggapwanita itu bagaikan hewan yang pantas untuk diperlakukan semena-mena. Sehingga wanitapun menganggap mereka bukan manusia tapi juga hewan. Ya, mereka bagaikan “Anjing” yang liar. Jika perempuan lebih suka jika berhubungan dengan perempuan. Untuk itu kaum pria tidak boleh memperlakukan wanita secara kasar dengan semena-mena. Walaupun berniat agar mereka merasakan bercumbu dengan lawan jenis, tetap saja itu salah. Secara kesimpulan buku kumpulan cerpen ini dicetak dengan baik dengan menuliskan dan memperkenalkan latar belakang penulis sehingga pembaca mudahmemahami mengenai latar belakang penulis.

C.ULASAN KUMPULAN PUISI

1.Tiga Di Hati

Oleh :


Diah Hadaning

Dimas Arika Mihardja

D Kemalawati

Penerbit : Lapena

Desain : Ardi Nugroho


Buku ini memiliki nilai historis yang penting, saat tiga penyair berjalan beriring dalam wisata budaya sebagai rangkaian acara Temu Sastrawan Indonesia III di Tanjung Pinang. Tiga penyair yang berawalan huruf “D” yang disebut Dimas dengan “3D” ini kemudian bersepakat untuk mengabadikan momentum historis dengan penerbitan buku antologi puisi ini. Buku yang secara simbolis ingin mengikat proses historis ini. Antologi 3 di Hati, merajut sajak-sajak Dimas Arika Mihardja lebih memerah, penuh semangat yang menyala-nyala. Sementara sajak-sajak D. Kemalawati (Deknong) lebih menyuarakan tentang berbagai alamat dunia dan akhirat dengan bahasa yang lebih lugas. Sedangkan sajak-sajak Diah Hadaning (Diha) lebih i W.M juga dikenal sebagai salah seorang intelektual penting di negeri ini. Maka tidaklah berlebihan, jika puisi-puisinya senantiasa memiliki dua sisi yang khas yaitu menyelam pada kedalaman hati sekaligusmenembus kecerdasan pikiran.

Banyaknya puisi-puisi yang indah membuat saya binggung puisi yang mana yang akan saya ulas. Dengan adanya judul puisi yang digunakan dalam sampul buku kumpulan puisi jadi saya mengulas puisi yang berjudul “Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur”. Dalam puisi ini penulis menggunakan interaksi dengan memberikan kalimat tanya dalam sajak puisi disini. Seperti yang terdapat dalam sebuah sajak:

“Sudah kau siapkan kail panjang kalung mainan dari batuan?” Sehingga penyair mengajak kita untuk berdialog. Puisi ini menurut saya memiliki makna ombak itu adalah musik untuk kita semua, menceritakan kehidupan yang ada dalam pantai sanur. Dengan Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi Abdul Hadi sangatlah sederhana, misalnya dalam puisi ini, beliau menggunakan kata-kata seperti laut, ombak, angin, air, pasir, dan sebagainya yang membuat pembaca berimajinasi dengan pemandangan alam tersebut, namun sangat sulit untuk menafsirkan apa yang ingin penyair sampaikan kepada pembacanya. Tipografi merupakan pembeda yang penting antara sajak dengan prosa. Penyusunan kata dalam puisi sehingga membentuk larik dalam bait merupakan fungsi utama dari tipografi. Tipografi yang digunakan oleh Abdul Hadi dalam puisi ini telah menunjukkan pembaharuan dalam setiap lariknya. Dengan kesimpulan dalam kumpulan puisi ini, Abdul Hadi berhasil membawa pembaca masuk kedalam sajak-sajak yang ditulisnya.

D.ULASAN NASKAH DRAMA

1.Kumpulan drama Domba-domba Revolusi


Penulis : B. Soelarto

Tahun Terbit : Maret 2006

Cetakan : Pertama

Penerbit : Hikayat Publishing



Dalam buku yang berisi kumpulan naskah drama ini, terdapat empat naskah drama yang dapat sayabaca. Kumpulan naskah drama ini memuat “Domba-domba Revolusi, Gempa, Abu, dan Insan-insan Malang”. Kesimpulan dari kumpulan naskah drama ini memiliki kesimpulan naskah yang menceritakan revolusi, perang, dalam kemerdekaan. Kemerdekaan dalam hal apapun. Disini saya akan mengulas mengenai naskah drama yang berjudul “Gempa”, naskah drama ini memiliki cerita yang unik, cerita yang membawa suasa hati kita dalam latar cerita tersebut.

Dalam naskah drama yang memiliki lakon Letnan : Wanita usia 27 tahun yang memiliki jabatan letnan pada komandan kompi “Banteng”, Mayor : Pria usia 35 tahun yang memiliki jabatan sebagai mayor pada komandan Batalyon 013 “Laskar Gabungan”, Kapten : Pria usia 30 tahunyang memilki jabatan kapten pada komandan korni “Garuda Hitam”, dan Kopral : Pria usia 29 tahun yang memilki jabatan pada ajudan komandan kompi “Banteng”. Semua lakon dalam cerita ini membawa kita dalam segala apa yang mereka perbuat pada naskah tersebut.

Naskah drama yang berjudul “Gempa” menceritakan ketidak relaan pihak kapten dan mayor dalam bawahan kekuasaan letnan komandan kompi “Banteng” karena seorang wanita. Kapten menghianati kesepakatannya dengan mayor, kapten memanfaatkan mayor untuk kepentingan pribadi kapten. Dalam kekuasaan letnan, ia tetap memimpin dengan bijaksana walaupun suaminya sudah tiada akibat penghianatan kapten, suami beserta anak buahnya mati menjadi tumbal kapten dalam visinya. Walau pada awalnya letnan berada pada kuasa diri kapten, namun akhirnya tanpa diketahui, ajudan letnan membebaskan letnan dan kapten tersebut kalah. Namun, kapten tetap dengan antusias tetap ingin melawan. Dibuktikan dengan dialog kapten yang berbunyi.

“Kapten : Waspadalah kalian hai pewaris-pewaris revolusi yang setia. Aku akan senantiasa hadir sepanjang zaman. Waspadalah !”

Dan kapten tersebut benar-benar kalah setelah menerima tembakan dan hilanglah nyawa sang kapten. Namun disisi lain mayor tidak melakukan hal yang sama, mayor memilih jalan untuk berjalan dibawah kekuasaan letnan. Dan pada akhirnya letnan bekerja sama dengan mayor untuk mempersiapkan penggempuran tentara penjajah. line-height:150%;font-family:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun