Mohon tunggu...
Sayeed Kalba Kaif
Sayeed Kalba Kaif Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan” (QS. Adz-Dzariyat:7)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengintip Para Pekerja Keras dari Pakistan yang Ada di Jeddah-KSA

17 Februari 2016   21:01 Diperbarui: 18 Februari 2016   02:05 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pekerja construction dari Pakistan dekat tempat tinggal saya di Jeddah/pic-sayeed kalba kaif"][/caption]Sektor kerja di Saudi Arabia sepertinya sudah dibuat section atau segments khusus tergantung dari negara mana mereka berasal.

Contohnya untuk tenaga paramedis macam perawat wanita/nurse di dominasi para pekerja atau gadis-gadis dari Philippines, ini terjadi karena sudah seperti terstruktur lama dari dulu, walau ada dari negara kita tapi tak sampai 2% menurut perkiraan saya.

Begitupun untuk sektor hospitalities, hotel, waiter, cafe di dominasi pekerja dari Philippines, bahkan sektor informal macam sopir rumah dan PRT sekarang dikuasai oleh tenaga kerja dari Philippines, ibarat kata negara Timur Tengah itu seperti rumah kedua bagi warga Philippines, karena orang-orang mereka mampu menguasai di segala bidang di negara Arab GCC, bukan karena disana tidak ada pekerjaan seperti tuduhan sebagian TKI Indonesia, tapi karena kemampuan mereka dalam merebut pasar tenaga kerja di negara Arab GCC, juga persatuan/link diantara mereka sangat kuat.

Untuk jenis pekerjaan pertokoan biasanya ambil dari India, sementara untuk kerja kasar macam cleaning servis, penyapu jalanan dan sebagian di pabrik atau restaurant dikuasai oleh pekerja Bangladesh.

Sementara untuk sektor kerja" Blue collar atau untuk real men atau pekerja kasar 'macam sektor construction/bangunan, pabrik industries berat, sopir trailer, sopir taxi banyak dikuasai oleh pekerja dari Pakistan, selain pekerja dari Mesir dan Yemen.

Tapi untuk saat ini sektor tersebut didominasi oleh pekerja dari Pakistani, seperti di depan tempat tinggal saya ada perbaikan jaringan cables sepertinya, hampir 90% pekerjanya dari Pakistan, juga di tempat lainnya di sektor serupa.

Kelebihan orang Pakistan memang lebih kuat dibanding pekerja dari negara lainnya bersaing dengan orang Mesir dan Syrian, selanjutnya orang Yemen... sisanya India, Bangladesh, Philippines... ini jika dilihat dari urutan kekuatan fisik mereka.

Mereka juga mampu bekerja dibawah terik matahari dan cuaca panas, dari pengamatan saya dan ngobrol-ngobrol dengan orang Pakistan, hal ini terjadi karena gaya hidup mereka dari makanan yang mereka konsumsi.

Orang Pakistan umumnya mengkonsumsi bukan nasi, tidak seperti halnya orang India, Bangladesh, Philippines dan Indonesia, mereka mengkonsumsi gandum (tamis,roti, pathira dll), kacang-kacangan (foul), serta sejenis susu (laban, jabathi, keju dll), mirip dengan orang Mesir tak heran tubuh mereka cenderung slim, tinggi dan kuat,sangat sulit mencari orang pendek dari mesir dan pakistan di Saudi Arabia, berbeda dengan orang India walau agak tinggi tapi tulangnya kalah kuat dibanding orang Pakistan, apalagi orang Bangladeshi yang cenderung pendek dan kurang kuat, walau hampir dari ras yang berdekatan,selain itu gaya hidup sehat tidak merokok dan hanya minum air basbus/air mentah/air mineral( no drink carbonate) bukan karena mereka sadar kesehatan tapi duitnya mending buat dikirim ke keluarganya

Kalau orang Bangladeshi lebih lucu lagi, saat menanak nasi begitu sudah 65% matang airnya malah dibuang dan ditambahi lagi air panas yang baru, efeknya nasi seperti banyak tapi isinya cuma air/mirip daging sapi glonggongan he he... Vitamin B-nya juga banyak yg terbuang, tidak heran orang Bangladeshi walau makan banyak mereka sepertinya lapar terus, karena nasi yang dimakan minim karbohidrat/vit B.

Kembali ke orang Pakistan krena kelebihan tersebut untuk sektor construction, didominasi tenaga kerja dari Pakistan, pernah dulu kami services AC yang freon-nya habis dan ditangani oleh orang Pakistan, kita menurunkan AC sampai tiga orang masih teriak-teriak Karena berat banget, sementara orang Pakistan membawa AC seorang diri ke lantai atas ditaruh dipunggung tidak masalah.. Luar biasa.. ha..ha..( jadi malu hati kita).

[caption caption="Shah Rukh Khan ..Eh..Ali Khan driver taxi from-Pakistan in Jeddah-ksa/pic-sayeed kalba kaif"]

[/caption]

Begitupun untuk sopir taxi di Jeddah 80% dikuasai oleh orang Pakistan (sisanya dari berbagai bangsa), mengapa para boss Arab lebih memilih sopir taxi dari Pakistan, ini karena fisik mereka yang kuat, sehari bisa kerja 12-14 jam keliling kota mencari penumpang tidak masalah, tak heran target setoran sehari 140-170 sr (tergantung taxi baru atau lama, jika taxi baru setoran mahal 160-170 sr/hari), mampu mereka raih.

Tapi untuk hari Kamis dan Jumat biasanya boss taxi membebaskan para sopir taxi untuk tidak menyetor uang setoran, jadi semacam bonus bagi para sopir taxi dan untuk menutup setoran harian, dan hari Kamis/jumat kesempatan bagi para sopir taxi meraih uang sebanyak mungkin, tak heran terkadang mereka bekerja hingga 14-15 jam/hari, jadi dalam hal ini boss Arab hanya mengambil uang setoran selama 5 hari dalam seminggu, 2 hari free untuk sopir taxi, hasil kerja keras mereka sebulan bisa mendapatkan uang 3000-5000 Sr/bulan/1sr=3600 rupiah-an.

Kemarin aku sempat ngobrol-ngobrol dengan sopir taxi dari Pakistan, namanya Mr. Ali Khan dari province Swatt-dekat Peshawar-Pakistan, sudah beberapa tahun menjadi sopir di Jeddah, istrinya dua  di Pakistan, enam bulan sekali selalu mudik ke Pakistan dengan ongkos sendiri tentunya, dari istri pertama punya dua anak, sementara dari istri ke dua punya satu anak.

Yang unik kedua istrinya tinggal dalam satu rumah besar bersama orang tua Mr. Ali ini, hanya saja beda kamar,uniknya istri mereka rukun semua... Luar biasa... Ha..ha...

Ketika saya tanya, apa tidak ribut istrinya? Beliau menjawab untuk apa ribut, sudah biasa.. Yang penting adil dalam segala hal termasuk nafkah duniawi dan nafkah batin, begitu penjelasan Mr. Ali.

Poligami memang sudah biasa sepertinya di Pakistan... Demikian sekelumit cerita tentang dunia per-tki-an atau migrants workers di negara Arab GCC, khususnya Jeddah.

Wassallamah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun