Dia babu, pada suku badu.
Tidak bau, jua tak belagu.
pada abjad u ia menghinamu.
Saat tangismu berujung sajak pada koran pagiku.
tercibir dan tersingkir karena kau bukan babu lugu.
Ratu itu bercula satu, tuna rungu!
Buta aksara, tak baca puisimu.
Babu, hatimu tidaklah dungu.
Jangan kau kubur bencimu bagai mawar hitam di halaman belakang.
KATAKANLAH KEJUJURAN, pada ratu.
sampaikan dengan wajah unyu-unyu.
Lekas! biar ia tak unyu-unyu.
Surabaya, 19 Mei 2012
^_^ puisi ini terinspirasi oleh teman saya Atun dan Leil Fataya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H