Mohon tunggu...
Jefri Hidayat
Jefri Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Saya bermukim di Padang, Sumbar. Hobi menulis.

domisili di Sumbar, lajang, 30 tahun. Twitter @jefrineger

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Muncul Eksekutif Tandingan?

31 Oktober 2014   00:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:07 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berharap Senayan akan berubah lebih baik, tapi malah sebaliknya. Sejak dilantik kumpulan orang-orang yang dinamakan dengan wakil rakyat terus berebut jabatan.  Hingga tugas dan fungsinya sebagai penyambung lidah rakyat terabaikan. Malahan mereka yang diberi amanah untuk mensejahterakan rakyat malah sering bertengkar.

Sekarang  ulah sebagain besar anggota DPR itu membuat kita tidak bersimpati lagi. Rasanya negeri ini hanya ada persoalan politik semata. Padahal beraneka ragam masalah bangsa harus segera dicarikan solusi tapi belum terlaksana jua. Pengharapan yang besar kepada anggota DPR rasanya sirna sudah.

Menurut pengamat UGM, Arief Sudjito bahwa DPR telah kehilangan arah atau mengalami disoreintasi dan sangat erbaha apabila dua koalisi ini terus bertarung.

“"Keributan yang terjadi tak substantif. Mereka hanya berebut kuasa, kapan kerjanya? Rakyat aka semakin tak percaya, bisa muncul gerakn anti parlemen, ini bahaya. Mereka ribut sendiri dan bukan meributkan soal bangsa. Mereka sudah melanggar sumpahnya," jelas dia seperti dikutip dari detiks.com . http://news.detik.com/read/2014/10/30/075403/2733925/10/dpr-terbelah-karena-kmp-dan-kih-berebut-kuasa-kapan-kerjanya

Melihat tingkah polah DPR saat ini sebaiknya pemilu perlu ditinjau ulang. Anggaran negara yang hampir mencapai triliunan itu rasanya mubazir, terbuang percuma. Seharusnya wakil-wakil rakyat berfikir dengan jernih bahwa mereka datang kesana bkan untuk melempar meja, memecahkan gelas atau berebut jabatan tapi untuk memperjuangkan rakyat yang telah mengirim mereka ke senayan itu.

Entah darimana datangnya logika DPR tandingan seperti yang telah jadi keputusan partai penyokong Presiden Jokowi. Mungkin mereka menganggap lembaga DPR itu organisasi biasa. Mungkin juga organisasi olah raga yang cendrung kisruh lalu membuat kepengurusan tandingan.

Jika lgoka KIH ini dikuti oleh koalisi merah putih maka negara ini semakin runyam. Coba bayangkan, jika KMP juga tidak terima dipimpin oleh Jokowi, koalisi tersebut juga akan membentuk Presiden tandingan, APBN tandingan, Wilayah tandingan, Panglima TNI tandingan, dan lembaga-lembaga tandingan lainnya. Lalu negara ini jadi kacau balau,rakyat semakin sengsara dan menderita dari ulah segelitir elit yang haus akan jabatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun