Mohon tunggu...
Irwan Lamara
Irwan Lamara Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya anak kampung yang mencoba belajar banyak hal

Hanya anak kampung yang mencoba belajar banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebebasan, Antara Islam dan Filsafat Sejarah

16 November 2016   00:40 Diperbarui: 16 November 2016   01:20 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Begitu juga dengan manusia, Allah telah menciptakan khasiat dalam diri manusia yaitu berupa naluri dan kebutuhan jasmani pada manusia. Sehingga manusia secara umum pasti memiliki rasa lapar, haus, mencintai orang lain dan melawan jika ingin di bunuh, memiliki naluri seksual. Begitulah khasiat atau karakteristik yang diberikan oleh Allah kepada Manusia, sehingga kita tidak bisa memilih untuk tidak lapar seumur hidup, tidak memiliki dorongan seksual dan sebagainya, karena itu adalah khasiat yang diberikan oleh Allah.

Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan bahwa seluruh khasiat yang diciptakan oleh Allah, kepada benda maupun naluri dan kebutuhan jasmani pada manusia, itulah yang dinamakan dengan Qadar (ketetapan). Karena memang Allahlah yang menciptakan benda dan manusia kemudian menetapkan juga khasiat-khasiatnya.

Khasiat yang ada pada benda, naluri, dan kebutuhan jasmani yang ada pada manusia memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai amal kebaikan jika sesuai dengan perintah Allah dan juga memiliki potensi menjadi amal maksiat,jika digunakan melanggar perintah Allah. Dalam Hal ini manusia tidak dipaksa atau manusia memiliki kendali penuh. Dalam penggunaan khasiat benda, naluri dan kebutuhan jasmani inilah yang merupakan area yang dikuasai oleh manusia. 

Contoh dalam hal menghilangkan rasa lapar, manusia bisa memilih memakan yang haram atau yang halal. Contoh lain misalnya, dorongan seksual, manusia bisa memilih untuk menyalurkannya dengan jalan yang sesuai perintah Allah, yaitu menikah, atau melalui perzinaan. Itu semua adalah pilihan manusia, karena area ini adalah area yang dikuasai manusia. Pada area yang dikuasai manusia inilah Allah akan meminta tanggung jawab kita atas setiap pilihan yang kita pilih.

Dengan demikian, dalam kehidupan, ada area yang nasib kita telah ditentukan, dan ada area yang  kita bisa memilih. Atau dengan kata lain ada area yang kita tidak bebas menentukan nasib sendiri dan ada area yang kita bebas menentukan nasib sendiri.

UNISSULA, Semarang, 22 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun