Mohon tunggu...
Irno Sulaiman
Irno Sulaiman Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"membangun masa depan dengan mata hati - dilahirkan disebuah desa terpencil, Giliyang Banraas dungkek sumenep madura PULAU OKSIGEN. besar dari penjara suci namanya pp nasa gapura sumenep-madura

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Gerakan Spiritual, Refleksi Menjelang UN

19 Desember 2010   18:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:35 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sederet barisan menghadapi Ujian Nasional (Unas), lembaga (sekolah/madrasah) akan sibuh dengan persiapan pelaksanaan ujian UNAS. Berbagai cara dilakukan, mengadakan bimbingan belajar, try out, dan bahkan orang tua siswa pun menyisihkan waktu untuk mendatangkan guru (les prifat), doa rutin, dan persiapan mental pun dilaksanakan.

Unas bagi pendidik, dianggap salah satu bagian yang angker. Kenapa demiakin, seakan-akan nasip hanya ditentukan kelulusan UNAS. Jika tidak lulus makan anggapan mereka adalah putus dan buram masa depannya.

Pihak sekolah/madrarasah mulai dari tingkat SD, MI dan SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA, dan SMK banyak mengeluh dan was-was melihat standar nilai kelulusan yang telah ditentukan. Sementara hal yang sama dalam mempersiapkan peserta Unas dilakukan try out yang ternyata hasilnya sangat kurang memuaskan. Tragedi seperti ini, tidak dapat dipungkiri setelah penulis pernah praktek mengajar di salah satu lembaga, dan pada waktu itu dikasi tugas menjadi pengawas tray out. Justru siswa mempunyai anggapan tray out sebagai formalist saja, layaknya sperti ulangan harian di sekolah.

Gerakan doa

Dalam maqom tertentu dan kemandirian dalam diri seseoang terdapat benih yang potensial dan terciptanya keyakinan dan kemauan. Kemauan memerlukan dukungan kuat untuk dijadikan sandaran. Sedangkan upaya antara usaha duniawi dan ukhrowi terkadang terabaikan. Keyakinan dan kemauan usaha saling berkaitan. Artinya bahwa, tidak akan dating sesuatu tanpa adanya usaha dan doa. Apabila orang hendak memiliki keyakinan tanpa menggunakan kemauan untuk memenuhinya, dan tanpa berusaha, maka ia tak akan pernah mencapai tujuannya.

Seseorang yang meyakini bahwa nasib berada di tangan Tuhan, dia hanya akan bekerja keras dan berupaya maksimal untuk mencapai tujuan baiknya. Kalau berhasil tentu akan disyukuri, jika gagal maka orang atau pemimpin itu beranggapan takdir dari Tuhan belum menentukan keberhasilan baginya. Keyakinan yang tidak kasat mata ini sesungguhnya merupakan sumber inspirasi, motivasi, dan kekuatan yang dahsyat yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

Mungkin keseimbangan antara usaha dan gerakan spiritual menjadi penyejuk hati bagi peserta Unas. Sehingga dengan spiritual atau doa terdapat ketenangan dan mintal peserta Unas tenang dalam menghadapi Unas. Persoalan lulus atau tidak semuanya hanya tuhan yang menentukan. Sebagaimana firmannya, ...dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (QS. an-Najm: 39).

Education for all dan long life education dapat diraihdan dijawab dengan membuat pilihat yang tepat sesuai dengan konsep atau dapat dijawab siapa yang melakukan karena sudah bulat dan tekat dengan sungguh, maka akan membuat hasil tujuan dasar dalam hidupnya.

Gagalnya pendidikan

Pendidikan, saat ini gagal mengantarkan peserta didik, menjadi manusia kreatif dan inopatif dan transferkan ilmu pengetahuannya. Maka, kompetensi manusia kreatif dinilai tidak penting. Misalnya, UN bukti aktual - faktual pengingkaran kreatifitas siswa dan pendidik. Pasalnya Unas menjadi alat ukur kelulusan siswa, tetapi apakah siswa itu sendiri mempu mengamalkan dan memperaktekkan dalam kehidupan sehari dengan dasar hati yang tulus.

Pada pasal 58 ayat (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa, evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik atau guru. Terlepas dari evaluasi belajar mengajar, UN yang menjadi sasaran tidak relefan, maka dengan reflek masyarakat (wali siswa/muri) mengklem bahwa, guru bukanlah profesi yang menarik bagi mereka yang paling berbakat. Sebab, pelaksanaan UN masih sentralistik. Sekolah bukanlah tempat dimana guru dapat menjadi manusia kreatif.

Demikian pula, manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien - desentralisasi pendidikan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik. Pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan, termasuk kontribusinya dalam penyediaan anggaran pendidikan.

Yang dimaksudkan, bagaimana memperkuat manajemen pelayanan pendidikan dalam rangka membangun pelayanan pendidikan yang amanah, efisien, produktif dan akuntabel melalui upaya peningkatan tata kelola yang baik (good governance) kelembagaan pendidikan lebih terarah dan mencegahkan kesan manipulasi kebijakan.

Ketika melihat pendidikan, saat ini gagal mengantarkan peserta didik menjadi manusia kreatif-inopatif. Terlepas dari evaluasi belajar mengajar, UN yang menjadi sasaran tidak relefan, maka dengan reflek masyarakat (wali siswa/muri) mengklem bahwa, guru bukanlah profesi yang menarik bagi mereka yang paling berbakat. Semoga saja pendidikan menjadi semakin bermakna dan berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun