Mohon tunggu...
Oki lukito
Oki lukito Mohon Tunggu... Penulis - penulis

Insan Bahari

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Darurat Nelayan

6 Maret 2017   07:46 Diperbarui: 21 April 2017   19:00 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nelayan selain terpuruk akibat regulasi juga sangat rentan dengan perubahan iklim, terbukti dengan berkurangnya periode melaut dari 180 hari menjadi 124 hari per tahun.  Mereka membutuhkan program yang terkait langsung kebutuhannya. Misal, Pelabuhan Perikanan menyediakan coldstorage dilengkapi mesin pembekuan kapasitas besar untuk menstabilkan harga ikan disaat paceklik ikan.

Keterbatasan teknologi nelayan tradisonal memang  menjadi kendala sehingga kurang efektif menangkap ikan. Penggunaan fish finder dianggap usang bahkan sejak lama sudah ditinggalkan. Entah apa yang akan terjadi jika rumpon sebagai alat bantu menangkap ikan juga dilarang. Demikian pula peta lokasi fishing ground yang disebarluaskan KKP hanya terdistribusi di Pelabuhan Perikanan, sementara nelayan di tengah laut tidak mendapatkan informasi tersebut.

Banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan untuk mencarikan alternatif usaha bagi nelayan. Salah satu upaya yang bisa diberikan adalah budidaya laut (marine culture) seperti rumput laut, kerapu, kakap, kekerangan, lobster atau sidat. Selain budidaya lele dan ikan air tawar lainnya atau udang, bandeng skala rumah tangga termasuk aktivitas ekowisata yang diyakini dapat memberikan solusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun