Â
Nama besar Ramang hingga kini belum ada tandingannya. Padahal, dia lahir di Sulawesi Selatan, namanya kondang ke seantero tanah air tercinta ini. Dulu, kalau PSM bertanding kantor biasa meliburkan karyawannya. Begitu besarnya pengaruh PSM dengan Ramangnya.
Najib, termasuk salah seorang pemain PSM angkatan Syamsuddin Umar. Poaturnya yang tinggi, memang ideal sebagai pemain bola pada masa itu, juga sekarang. Dia main sebagai posisi gelandang. Ayahnya, termasuk mantan pemain PSM juga. Memang dulu, banyak pemain PSM menurunkan bakat dan kegemarannya kepada anak laki-laki mereka. Lihat saja Ramang, yang tiga anaknya sebagai pemain bola. Nus Pattinasarani yang diikuti dua anaknya, Rony dan Dony, sebagai pemain PSM. Kamaluddin juga begitu. Dua anaknya, Karman dan Kusnadi mengikuti jejaknya. Lalu, Latandang yang menurunkan bakatnya kepada anaknya Najib dan Musdan.Dan, masih banyak lagi pemain lainnya.
Pernah pada tahun 1976, kisah Najib Latandang, pemain PSM angkatan 70-an, Ramang membawa tim ke Medan. Tiba-tiba saja  -- suatu malam -- sebuah sedan merek Kingswood mengerem henti di depan tempat penginapan para pemain PSM.  Ternyata kehadiran kesebelasan Ayam Jantan dari Timur ini sudah tercium oleh penggemarnya.
Seorang pria muncul dari sedan mewah tersebut. Dia langsung menanyakan Ramang. Salah seorang pemain menunjukkan sosok si 'macan bola' yang sedang berbaur dengan para pemain.
 ''Saya sejak kecil sudah jadi penggemar Pak Ramang. Apa yang Pak Ramang mau,'' kata pria tersebut yang kemudian langsung menawarkan apa yang dikehendaki oleh Ramang dan timnya. Waktu itu, kata Najib pada acara silaturrahmi eks para pemain PSM di kediaman Andi Darussalam Tabussala, 12 September 2010, memberitahu bahwa tim hanya ingin mencicipi nasi goreng.  Hanya dalam waktu sekejap, satu mobil nasi goreng sudah hadir di hadapan para pemain.
Di tengah keasyikan menikmati hidangan nasi goreng tersebut, sebut Najib, tim masih menyimpan rasa penasaran yang tinggi. Siapa gerangan pria misterius yang menawarkan nasi goreng tersebut. Selidik punya selidik, orang tersebut adalah Kepala  Pertamina di Sumatera Utara.
Kebesaran nama Ramang benar-benar sudah memvirus di mata penggemar bola kala itu. Di mana pun mereka. Kata Najib, Ramang tidak perlu main dalam suatu lawatan, muncul saja di lapangan orang sudah sangat puas dan senang. Tentu saja, lebih puas lagi kalau Ramang tampil di lapangan hijau. Andaikan Ramang bagaikan pemain sirkus, tidak perlu dia turun ke lapangan. Duduk saja di pinggir arena orang sudah puas.
Piet Heriyadi Sanggelorang yang sama-sama dengan Ramang ke Ambon lain pula ceritanya. Di ibu kota provinsi seribu pulau itu, orang mendengar nama Ramang ada di daerahnya, mereka sudah menyemut di lapangan.
 ''Orang gila pun mau datang  menyaksikan wajah Ramang,'' sebut Piet pada acara silaturrahmi para pemain PSM.