''Bagaimana kisahnya hingga Indonesia mampu menahan imbang Uni Soviet? ''
''Di Melbourne, kita kompak bertahan. Soviet sulit menembus pertahanan Indonesia,'' kisah Maulwi Saelan.
Kita juga satu dua  kali memperoleh peluang. Tetapi peluang sedikit, karena Indonesia menitikberatkan pada lebih bertahan. Memang susah, selain menerapkan sistem bertahan, membentengi gawang, Soviet juga memboyong penjaga gawang kaliber dunia. Pada pertandingan ulang, Indonesia takluk 0-4, karena para pemain sudah habis-habisan pada pertandingan pertama. Banyak yang cedera
Latihan menjadi penjaga gawang pada masa Maulwi luar biasa beratnya. Jika ada bola melayang ke kiri atau kanan badannya, kiper harus terbang. Itulah yang mengantar Maulwi meraih predikat sebagai pemain terbaik dan juga salah satu kiper terbaik Indonesia dari masa ke masa. Â
Soal Ramang menggunakan 'ajian serat jiwa' (magik) dalam bermain bola, Maulwi membantahnya.
''Tidak ada yang dia pakai. Dia memang punya bakat, diasah dan diasuh oleh pelatih yang tepat. Juga hasil latihan sendiri yang berjalan sangat bagus,'' ujar Maulwi.
Dari semua kenangan Maulwi dengan Ramang, satu yang tidak beliau lupakan, yakni soal kesenangan sang macan bola. Ramang jika di Makassar suka menenggak 'ballo'. Jika di Jakarta dia minum bir. Dia menikmati minuman itu secara sembunyi-sembunyi. Namun sebagai kapten kesebelasan, Maulwi mengerti. Tony Pogacnik pun tahu. Kerap Ramang sering minum diam-diam.
''Yang penting, dalam pertandingan dia aman. Tony juga tahu. Jadi, sebegai kapten tim, harus tahu tipe setiap pemain,'' kata purnawirawan kolonel CPM ini.
Kalau Djamiat Dalhar strateginya halus. Phoa Siang Liong juga lebih halus dan teknis.
Soal ketidakcocokan Ramang dengan trionya yang di Makassar di luar lapangan, juga diakui Maulwi. Mereka dalam pergaulan tak cocok. Mungkin lebih disebabkan kepada latar belakang pendidikan saja. Terkadang bersumber dari soal sepele. Misalnya, berbeda dalam memahami sesuatu. Suwardi itu lebih intelek dibandingkan kedua anggota trionya yang lain.
Mengenai kehebatan trio PSM, Maulwi mengurai, mereka itu menyatu dengan bola. Feeling mereka memadu satu. Tahu pass dan gerak masing-masing pemain lainnya. Suwardi ''gorengan''  dan umpan bolanya akurat. Juga dia main dengan kemampuan intelektual bagus. Ramang sering memperoleh 'barang jadi' dan terima beres, meski sangat menentukan sebagai muara terakhir serangan. Noorsalam  terkenal dengan umpan-umpan manisnya.  Sementara Suwardi dengan gorengannya. Inilah misteri keluarbiasaan trio yang sangat melegenda itu.