Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mattoanging Baru, Megah Tanpa Sintelban

31 Mei 2021   17:36 Diperbarui: 31 Mei 2021   18:02 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gubernur Sulawesi Selatan H.M.Nurdin Abdullah (NA) nonaktif akhirnya berhasil menghapus teka-teki mengenai kelanjutan nasib Stadion Mattoanging ketika berlangsung polemik soal kepemilikan beberapa bulan silam.  Kini, bangunan yang tegak sejak 1957 itu sudah rata dengan tanah. Gagasan NA ini tidak urung memicu Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Pusat mengganjarnya dengan penghargaan sebagai pemerhati olahraga bersama sejumlah figur lainnya.

Pada Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan para pihak yang terkait pembangunan stadion yang bakal berkapasitas 40.791 tempat duduk itu Sabtu (19/12/2020), saya juga ikut bergabung atas nama KONI Sulawesi Selatan melalui jaringan virtual dari rumah. Sementara dari Kantor KONI Sulsel, juga bergabung Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Sulsel Drs.,Syamsuddin Umar, M.Si, yang sejak FGD pertama juga ikut hadir.

Dari paparan yang disampaikan secara komprehensif oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam pembangunan stadion ini, saya rasanya sudah tak sabaran ingin melihat kehadiran stadion megah dengan konsep perahu pinisi ini. Bagi para pembaca, saya mencoba menasikan sedikit dan selintas informasi terkait stadion kita ini.

Saya mulai dari luar, stadion akan memiliki empat pintu akses, yakni dari dua dari Jl. Andi Mappanyukki, satu dari barat,Jln.Cenderawasih dan satu dari arah selatan, di samping TVRI Sulsel.  Untuk masuk ke stadion, tersedia 12 pintu akses dengan 6 tangga keluar. Tersedia pula akses untuk penonton berkebutuhan khusus.

Di halaman akan ditanami penghijauan, termasuk mempertahankan tanaman yang sudah ada. Lampu dengan sinar warna kuning akan menyinari halaman jika malam hari. Letak bola-bola lampu mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi vandalisme yang kerap terjadi saat usai pertandingan, terutama jika tim tuan rumah kalah.

Di bagian gedung, juga akan ada plaza, tempat menjual beraneka kebutuhan penonton yang kelak menjadi pemasukan bagi stadion. Disediakan juga ruang museum untuk menyimpan "warisan" masa lalu stadion tersebut, termasuk foto-fotonya. Saya pun tak mau ketinggalan menawarkan buku "Ramang Macan Bola" (terbit 2011) dan "Satu Abad PSM Mengukir Sejarah" (2020) yang saya tulis bersama Andi Widya Syadzwina. Mendengar saya mempromosi buku, Pak Syamsuddin Umar pun langsung menyebut :Bola Bundar"  bukunya yang ditulis Andy Pallawa dan cetakan I terbit 1 Maret 2018. 

Soal area parkir tidak perlu khawatir. Stadion ini dirancang mampu menampung 635 unit mobil plus 1.432 sepeda motor. Terdapat tiga pos keamanan, dengan tiga titik, yakni sebelah kanan dan kiri stadion (dari arah barat Jl.Cenderawasih) dan satu pos keamanan di lokasi parkir kendaraan (motor).

Tempat duduk terbuat dengan sistem tempat duduk tunggal (single seat). Jarak antara tiap kursi 80cm.  Bagi penonton muslim, tersedia 7 musala di lantai Ii dengan kapasitas 120 orang per musala. Total daya tampung 1.500 orang, perhitungan  2% kapasitas dari total luas bangunan yang 111.000m2.

Tersedia empat ruang ganti/pemain dengan empat "resting room" (toilet) dan 2 "warming up area". Ruang ganti pakaian ini berkapasitas 25 orang dengan 3 meja "massage".

 Tanpa sintelban

Dari paparan para pihak yang terlibat dalam pembangunan,  Stadion Mattoanging baru memiliki lapangan dengan panjang 105m, lebar 68, sesuai standar internasional (FIFA). Di belakang gawang tersedia "space" (lokasi) masing-masing 5 m yang dapat dipakai untuk pemanasan pemain. Namun, Pak Syamsuddin Umar menilai lokasi seluas ini tidak akan cukup. Jika melakukan pemanasan saat pertandingan berlangsung pada lokasi seluas itu, sudah dapat dipastikan pemain akan diusir oleh inspektur pertandingan.

Lapangan akan menggunakan rumput alami. Lapangannya sendiri akan diuruk setinggi 3 m dan bagian bawahnya dilapisi pasir guna memudahkan penyerapan air hujan. Yang sungguh disayangkan, antara tempat duduk penonton dengan pinggir lapangan tidak tersedia (ada) sintelban sebagaimana yang ada pada bangunan stadion lama.

Kasus stadion tanpa sintelban ini sempat saya tanyakan dalam FGD KONI Pusat di Bogor 24-26 November 2020 pada sesi  pemateri dari LaboSport -- lembaga yang menjadi mitra FIFA dalam memverifikasi kelaikan fasilitas stadion. Dia mengatakan, di Eropa, banyak stadion tidak memiliki sintelban, khusus untuk pertandingan sepakbola.

"Tetapi untuk di Indonesia, mengingat besarnya biaya dan susahnya pembangunan, sebaiknya stadion memiliki sintelban," kata pemateri itu melalui komunikasi virtual dari Thailand.

Pada FGD 19 Desember 2020 itu, saya juga ikut berbicara menganai stadion tanpa sintelban ini, setelah Pak Syamsuddin Umar sempart menyinggungnya lebih dulu. Saya katakan, jika Stadion Mattoanging Baru ini rampung dengan tanpa sintelban, itu berarti hanya diperuntukkan untuk sepakbola. Sulawesi Selatan pada tahun-tahun mendatang (setelah beberapa tahun silam dikalahkan oleh Papua dan Aceh Nanggoe Darussalam) mengajukan diri sebagai ruan tumah Pekan Olahraga Nasional (PON). Jika ini benar-benar terjadi, maka kita harus membangun stadion baru untuk pembukaan dan penutupan PON.

"Membangun stadion di Sulawesi Selatan tidak mudah," kata saya yang membuat Pak Oka yang memandu acara tampak sempat berpikir keras juga seperti tampak pada layar gawai saya.

Saya pikir, dengan tetap dibangun stadion tanpa sintelban, itu berarti beberapa cabang olahraga yang sejatinya bisa dipertandingkan seperti atletik, tidak akan dapat dilaksanakan di stadion ini.  Jika pun untuk sepakbola saja, berapa puluh kali kita akan manfaatkan untuk pertandingan kelas liga 1 dalam satu musim kompetisi. Jika peserta liga 19 klub/kompetisi, maka dalam satu musim akan berputar sedikitnya 20 kali pertandingan (saat PSM tuan rumah), kecuali ada klub lain yang memilih stadion ini sebagai kandangnya. Stadion jelas akan lebih banyak menganggur

Jika demikian halnya, akankah kita kembali memoles Stadion Barombong? Jika harus, kita akan berpikir jalan akses ke sana. Ataukah Sudiang juga akan dilirik? Saya tidak tahu. Yang pasti, lokasi itu terlalu dekat dengan wilayah pelintasan pesawat yang akan mendarat dan terlalu riskan jika ada bangunan yang agak tinggi.

Persoalan Mattoanging sempat menimbulkan perasaan skeptis banyak pihak, sehubungan dengan penangkapan NA oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  pertengahan Februari 2021. Ada yang memperkirakan Stadion Mattoanging baru yang moderen tidak akan pernah terwujud. Namun Plt Gubernur memberi jaminan, pembangunan stadion bersejarah itu akan tetap dilanjutkan. Hanya saja, dananya harus diperhitungkan lagi karena Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sedang terjerat utang mencapai sekitar Rp 400-Rp 500 miliar.Jumlah yang tidak sedikit.

Lapangan kosong yang semula dikelilingi tembok dan tribun sudah tergali habis dan menyisakan galian sedalam sekitar 4 m. Pemandangan dari luar rata sama sekali. Saat hujan turun, kolam sedalam 4 meter tersebut sudah berubah menjadi ajang uji nyali bagi anak-anak berenang.  Tiga anak yang tetap bandel saat diusir oleh petugas Satpol PP yang berjaga-jaga di kolam bekas Stadion Mattoanging itu nekad tetap mencemplungkan diri ke dalam kolam. Tak berapa lama, seorang di antara tiga orang tersebut melaporkan kalau dua orang temannya tenggelam di dalam kolam.  Tim penlolong yang dikerahkan menemukan dua anak remaja itu sudah tidak bernyawa.

Begitulah Stadion Mattoanging telah meminta korban jiwa. Penginisiatifnya, NA, sudah lebih dulu diciduk KPK. Dua anak remaja pun menyusul ke alam baka karena membandel atas larangan bermain di kolam tersebut.  

Mudah-mudahan kejadian-kejadian ini bukan isyarat tidak sedap atas kehadiran Stadion Mattoanging Baru?  Kita serahkan kepada sejarah yang akan mencatatnya. Wassalam! (*).  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun