Menghadapi babak puncak, Sulsel  berharap bisa melanjutkan daya kejutnya. Dengan pemain seperti Wasyiat Hasbullah, Asnawi Mangku Alam, dan Ady, mereka bisa saja melejit. Asnawi sendiri disorot pada ajang PON ini. Bahkan, dialah yang sukses membawa Sulsel ke final. Sebab, satu golnya ke gawang Kaltim pada babak 8-besar meloloskan Sulsel ke semifinal dan memompa semangat rekan-rekannya.
Perebutan medali emas cabang sepakbola akhirnya harus diselesaikan melalui adu penalti yang berakhir 5-4, setelah kedua tim bermain imbang 0-0, dalam 2x45 menit di Stadion Jalak Harupat, Soreang Jawa Barat. Â Syam memang menargetkan pertandingan berujung dengan adu penalti.
Namun penonton stasion TV yang menikmati dengan tegang  siaran langsung pertandingan final Jawa Barat vs Sulawesi Selatan tersebut menyaksikan bagaimana kecurangan terjadi. Gawang Sulawesi Selatan yang dikawal Syaiful "diberondong" sinar laser berwarna merah guna mengganggu konsentrasinya.
Kecurangan penonton tuan rumah itu membuat para pemain Sulawesi Selatan menolak menerima medali emas saat penghormatan pemenang yang dirangkaikan dengan upacara penutupan PON XIX/2016 Jawa Barat. Meskipun Sulawesi Selatan berhasil meraih medali perak, namun ini merupakan prestasi terbaik yang diraih setelah beberapa PON berlangsung, saat seorang Ady.Setiawan bergabung di dalam tim ini.
Kembali dari PON XIX, Ady tidak kembali ke Makassar, tetapi terbang ke Martapura yang resmi mengontraknya pada tahun 2017. Selama 48 kali tampil di bawah bendera tim ini, Ady melesatkan 4 gol ke jala lawan selaku pemain gelandang serang. Ady akhirnya mampu mengantar Martapura FC ke semifinal Liga 2.
Pada tahun 2018, Ady memutuskan hengkang Ke Barito Putra yang sudah berlaga di Liga I. Â Dalam 23 kali turun ke lapangan, Ady hanya menyumbang dua gol. Â Dia selalu diturunkan pada partai-partai penting dihadapi Barito Putra.
Pada tahun 2020, Ady memutuskan pindah ke Persela Lamongan dan setelah itu memperkuat Persebaya Surabaya pada laga Piala Menpora. Aji Santoso, pelatih Persebaya sangat gembira Ady dipilih sebagai salah seorang yang ikut pemusatan latihan tim nasional besutan pelatih dari Negeri Ginseng tersebut.
Sukses Ady ke tim nasional membuat saya terharu. Dua orang yang sangat berjasa terhadap karier bola Ady, Abdurrahman, ayahnya, dan Kusnadi Kamaluddin pelatihnya, tidak sempat menyaksikan sukses ini. (MDA).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H