Â
      Hiruk pikuk anak-anak remaja di pojok selatan timur lapangan Karebosi Makassar, 17 Februari 2011 sore, tidak mengganggu konsentrasi seorang pria berkulit gelap yang mengenakan topi warna abu-abu di pinggir lapangan sebelah selatan. Dia serius menyaksikan anak-anak remaja sedang melakukan "game" sesama temannya sendiri, sementara di luar lapangan sebelah barat, puluhan murid sekolah dasar berkostum sepakbola asyik men'"drible" bola. Â
      "Hallo... seniooor.....,"teriaknya ketika ekor matanya menangkap sosok saya yang berjalan dengan kamera di tangan di sebelah barat lapangan .
      Dia segera berjalan ke arah saya dan menyalami dengan erat.
"Bagaimana kabar? Lama tidak bertemu," katanya pendek.
 Kami memang sudah lama baru bertemu lagi. Sudah enam tahun (sejak 2005) saya tak lagi muncul di lapangan Stadion Mattoanging, kapok setelah terkena kerikil yang "terbang" dari tribun selatan dan tepat mengenai kepala saya. Untungnya batu yang mendarat itu sangat mungil, sehingga tidak cukup kuat membuat luka di kepala. Lagipula, ketika duduk sekitar 2 m di belakang garis gawang,  saya tertolong oleh topi yang melengket di kepala.Â
      "Bagaimana kabar yang lain?," sapa Kusnadi, putra mendiang Kamaluddin, pria bertubuh kurus dan ringkih yang menghabiskan sisa-sisa hidupnya membina anak-anak remaja berlatih sepakbola di lapangan, tempat pria itu melanjutkan kegiatan ayahnya. Waktu itu, ayahnya memang sudah sangat sepuh, sehingga Kusnadi mengambil alih kesinambungan pembinaan para pemain usia dini.
      "Ya, baik, Sudah lama ya, kita baru bertemu lagi. Habis, saya sudah jarang meliput PSM, hanya selalu menontonnya melalui siaran langsung di TV," kata saya.
       Kusnadi, yang  meninggal 7 Agustus 2014 sore tercatat sebagai pelatih Sekolah Sepakbola (SSB) Bangau Putra yang pernah tampil sebagai juara Danone Nations Cup Zona Sulsel 2014. Selain pernah memperkuat PSM, almarhum kemudian memperkuat kesebelasan Galatama Makassar Utama (MU) yang didirikan akhir tahun 1979 oleh M.Jusuf Kalla. Kusnadi bersama kakaknya Karman Kamaluddin  Yopie Lumoindong, Syamsuddin Umar, Sangkala Rowa, Donny Pattisarani,  Pieter Fernandez, Hamid Ahmad, Hafied Ali, Jhoni Kamban, Albert Kaperek, Rohandi Yusuf, Abdi Tunggal, Rijal Mappa dan Musdan Latandang bermain di bawah bendera MU.  Materi pemain memang mayoritas berasal dari PSM Makassar.
Pada  dua musim pertamanya, MU mengandalkan Syamsuddin Umar, Musdan Latandang, Hamid Achmad, Yohannes Deong, Karman Kamaluddin, serta Donny Pattinasarany. Turut pula Rizal Mappa, Nasir Sarro, Abdi Tunggal, Hafid Ali, Johnny Kamban serta Albert Kaperek. Ilyas Haddade didapuk sebagai pelatih. Turut pula Nus Pattinasarany, ayah dari kakak beradik Ronny-Donny Pattinasarany, selaku manajer. Pada tahun 1990, Makassar Utama membubarkan diri, lenyap dari blantika sepakbola nasional.