Ramang mengklaim dirinya sebagai pemain bola pertama memperkenalkan dan melakukan tendangan pisang (banana kick). Dia melakukan tendangan itu, pada saat dipercaya sebagai eksekutor tendangan pojok (corner kick).Â
Seluruh narasumber yang pernah menyaksikan Ramang mengeksekusi tendangan pojok, mengatakan, dia menciptakan gol melalui tendangan pisang. Bahkan ada yang mengatakan, bola tendangan Ramang ini bagaikan diplintir dan terbang berputar-putar di udara, sebelum menjebol gawang lawan.
Yang lebih hebat dan heboh lagi, dalam suatu pertandingan dua kali Ramang dipercaya mengeksekusi tendangan pojok dari arah yang berbeda. Kedua tendangan pojoknya itu menghasilkan gol.
''Bola itu yang dilepas dengan tendang pisang itu seolah diperintah dan menggetarkan jala lawan,'' kata Piet Tio, salah seorang pemain PSM yang pernah bermain dengan Ramang ketika Turnamen Jusuf Cup tahun 1965.Â
Jika dilihat kehadiran Ramang di pentas sepakbola nasional, antara tahun 1952-1962, dan pada saat itulah dia memperkenalkan tendangan pisang, tentu saja dialah yang lebih dulu mempraktikkan tendangan jenis itu.Â
Ada dua orang yang pernah dilatih Ramang belajar tendangan pisang ini, yakni Dony Pattinasarani, ketika memperkuat PSM Junior dan dilatih Ramang. Orang kedua adalah Azis Mattimu, pensiunan dosen MIPA Unhas yang sebelum menjadi mahasiswa pernah bermain untuk kesebelasan Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Persipangkep. Dia dilatih khusus oleh Ramang, karena postur tubuh Azis mengindikasikan dia sebagai salah seorang yang memiliki talenta sepakbola.
Ramang memang sulit diperkenalkan sebagai orang atau pemain pertama yang melakukan atau memperkenalkan tendangan pisang. Pasalnya, ketika Ramang melakukannya pada pertandingan di Makassar, saat PSM sedang menjamu lawan-lawannya di Stadion Mattoanging (kini Andi Mattalatta).  Kalau saja, waktu itu media sudah meliput dan beritanya tersebar jauh ke mancanegara  ditingkahi  perkembangan teknologi informasi seperti sekarang ini, tentu saja Ramang akan kondang sebagai pemain pertama yang menemukan banana kick tersebut.
 GarrinnchaÂ
Banyak nama yang disebut-sebut sebagai pemain yang sering memeragakan tendangan pisang ini. Nama-nama itu di antaranya Eusebio, Pele, Roberto Carlos, Christiano Ronaldo, Alberto Evani, pemain yang disebut-sebut memopulerkan tendangan pisang.Â
David Beckham sendiri ketika melepaskan tendangan pisang yang berbuah gol saat membela Manchester United 22 Februari 1997, kecepatan tendangannya mencapai 157,619 km/jam. Kecepatan bola meleesat ini sebenarnya terkalahkan oleh tendangan David Hirst yang mencapai 183,54 km/jam. Hanya saja tendangan Hirst tidak menghasilkan gol.
Dari sekian nama yang disebut-sebut memperkenalkan tendangan pisang ini, ada seorang pemain Brazil yang disebut-sebut sebagai penemu tendangan pisang. (Dia lahir 28 Oktober 1933 dan meninggal 20 Januari 1983). Ramang lahir 24 April 1928 dan meninggal 26 September 1987). Jadi beda lima tahun usianya antara pemain Brazil itu dengan Ramang. Meninggalnya pun, Santos lebih dulu 4 tahun dari Ramang.Â
Nama aslinya adalah Manuel Francisco dos Santos. Hanya saja sejak lahir dia sudah memperlihatkan kelainan yang kemudian merupakan suatu kehebatan. Dia lahir dalam keadaan tulang punggung miring dan kedua kakinya tidak sama panjang. Nggak bisa bayangin kalau dia adalah "top dribbler" yang pernah lahir di bumi ini. Melihat cacatnya, nggak ada yang mengira dia adalah bintang masa depan Brazil.
Garrincha pertama kali ikut Piala Dunia di Swedia tahun 1958. Saat itu, Indonesia yang diperkuat Ramang, gagal menembus ke Sewdia, karena harus bertemu Israel di babak berikutnya dari zona Asia. Indonesia mengundurkan diri menjajal kekuatan Israel karena alasan politik. Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara zionis tersebut, meskipun olahraga tidak mengenal politik. Â
Menghadapi Uni Soviet yang favorit juara, Garrincha langsung memukau pada menit pertama. Melewati 3 pemain dan menceploskan gol. Itulah awal mula kejayaannya. Kerja samanya dengan Pele membuat tim lain porak-poranda. Brazil sendiri juara kala itu setelah mengalahkan tuan rumah dengan skor 4-2. Garrincha pun masuk "Best XI World Cup 1958".
Piala dunia keduanya tahun 1962. Pele cedera sejak pertandingan ke-2, karena waktu itu tim-tim Eropa mengandalkan catenaccio yang keras. Garrincha tampil sebagai pemain bintang. Di perempat final, melawan Inggris inilah Garrincha memamerkan keahliannya. Menerima bola di luar kotak penalti, dan menendangnya dengan lintasan melengkung, itulah pertama kali teknik "banana kick" dipertontonkan. Tahun ini Brazil lagi-lagi juara setelah mengalahkan Czechoslovakia.
Jika pada tahun 1962 itu Garrincha baru memperkenalkan tendangan pisangnya, maka Ramang jauh sebelumnya sudah pernah memperkenalkan tendangan pisang tersebut. Bahkan, Azis Mattimu yang dilatih Ramang tahun 1959, sudah mempelajari tendangan jenis ini dari sang pelatihnya, yang tidak lain adalah Ramang. Persoalannya waktu itu, tidak ada wartawan yang mengeksposnya. Lagi pula, Ramang memperkenalkan jenis tendangan itu justru dalam pertandingan tingkat negara (nasional), bukan pada pertandingan sekaliber Piala Dunia.
Penemu Banana Kick
Garrincha
Tendangannya Roberto Carlos yang menggoncang Fabien Barthez sebelum World Cup '98? Juga disebut-sebut sebagai tendangan yang ditemukan Garrincha. Â Piala dunia keduanya tahun 1962. Pele cedera sejak pertandingan ke-2, karena waktu itu tim-tim Eropa mengandalkan "catenaccio" (taktik kunci) yang keras. Garrincha tampil sebagai pemain bintang.Â
Di perempat final, melawan Inggris inilah Garrincha memamerkan keahliannya. Menerima bola di luar kotak penalti, dan menendangnya dengan lintasan melengkung, itulah pertama kali teknik "banana kick" dipertontonkan. Tahun ini  Brazil lagi-lagi juara setelah mengalahkan Czechoslovakia.
 Gaya Bermain
Sebagai pemain sayap, Garrincha mengandalkan dribble dan kecepatannya. Tercatat dia menghasilkan 232 gol baik dari kaki maupun kepala. Passing, heading dan shooting semua termasuk kelas wahid. Dia juga dikenal sebagai eksekutor bola mati yang benar-benar mematikan. Kepalanya masih bisa menghasilkan gol walaupun tinggi badannya termasuk pendek waktu itu (1.69 m).Â
 Akhir Hidup
Kehidupan keseharian Garrincha dihabiskan dengan kehidupan malam dan alkhohol. Akibatnya kesehatannya terganggu. Tahun 1983 Garrincha pun meninggal dengan tragis karena kerusakan liver.Â
Waktu itu ia "baru" berumur 50 tahun. Namanya diabadikan menjadi nama stadion di Brazil "Estdio Man Garrincha". Bahkan ada filmnya juga lho, Garrincha - Estrela Solitria ("Lonely Star") yang rilis tahun 2003. Buku tentang dirinya pun ditulis, "Garrincha - The Triumph and Tragedy of Brazil's Forgotten Footballing Hero"
 Penghargaan
World Cup champion: 1958, 1962
Campeonato Carioca: by Botafogo 1957, 1961, 1962
O'Higgins Cup winner: by Brazil 1955, 1959, 1961
Oswaldo Cruz Cup: by Brazil 1958, 1961, 1962
Roca Cup: by Brazil 1960
Torneio Rio-So Paulo by Botafogo 1962, 1964, 1966
(Individual)
World Cup top scorer: 1962 (tied)
World Cup Player of the Tournament: 1962
World Soccer Player of the Year: 1962
Brazilian Football Museum Hall of Fame
Fakta lain: Â Sewaktu bermain untuk Botafogo umur 19 tahun, ia harus pergi ke tempat latihan dengan naik kereta selama 2,5 jam dan berjalan kaki 3 mil jauhnya. Salah satu dari sedikit pemain yang pernah mencetak gol langsung dari sepak pojok. Tercatat ia 3 kali melakukannya.Pernah diancam akan dilempar-bata (baca:dikartu merah) karena terlalu banyak "dribbling" melewati lawan
Dia juga masuk "FIFA Player of the 20th century" (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H