Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ramang dan Trio Maut PSM (11)

11 April 2021   22:27 Diperbarui: 11 April 2021   22:31 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Noorsalam, kemampuannya menguasai dan menahan bola sangat baik. Kalau bola lambung mengarah ke arahnya, si kulit bundar bagaikan disapu lem, lengket kayak perangko. Kalau menerima bola  dalam posisi sesulit apa pun, dia mampu "menjinakkannya". Pengontrolan bola Noorsalam sangat memukau. Padahalnya, posturnya tidak terlalu padat. Tidak terlalu tinggi, sedikit kurus, namun pergerakannya lincah nian.

Kemampuan Noorsalam ini juga diakui Harry Tjong, sang penjaga gawang satu timnya di PSM.    

"Dia memiliki teknik tinggi. Karakter PSM selalu mau menang kental pada diri Noorsalam," nilai Harry Tjong yang dijuluki "kiper safe" (aman) ini.

Bagaimana pula dengan Suwardi Arland, trio yang ketiga. Pemain yang satu ini memiliki kelebihan khusus. Gorengan bolanya mampu memancing lawan, padahal itu hanyalah trik untuk mengirim "gorengannya" ke anggota trio yang lain. Ketika Suwardi menggoreng bola, dua trio lainnya sudah mengambil posisi kosong yang jadi arah bola kiriman Suwardi. Oleh sebab itu, Noorsalam dan Ramang kerap tidak terjaga karena perhatian pemain lawan terpusat pada Suwardi yang menggoreng bola.

Begitulah gaya Suwardi yang tanpa melihat dua temannya, sudah tahu ke arah mana bola dilesatkan. Ramang selalu maklum dengan trik Suwardi dengan bersiap dengan kecepatan tinggi akan membawa lari bola tanpa terkejar lawan dan melepaskan tendangan gledek. Terkadang karena begitu cepatnya dia menendang tanpa ancang-ancang atau yang dikenal tembakan sambil lari ("shooting in run"), penjaga gawang selalu ketinggalan beberapa detik mengantisipasi datangnya bola. Kiper justru bergerak setelah jalanya keburu bergetar.

Dony Pattinasarany, adik mendiang Rony Pattinasarany, yang juga pernah membela PSM ketika meraih Piala Seoharto tahun 1974 bersama kakaknya, juga mengakui kemampuan Suwardi Arland menggoreng bola ini. Kemampuan itu pula yang diajarkannya kepada anak asuhnya, termasuk Dony sekitar tahun 1974.

"Kalau mau berbicara mengenai seni bermain bola, orang akan temukan pada Suwardi," puji Dony dalam cakap-cakap dengan saya di Warung Kopi Phoenam Jakarta, 15 Oktober 2010 petang.(Bersambung).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun