Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pantat Saya Terangkat (Kisah Tercecer di Lokasi Bom Katedral)

29 Maret 2021   23:18 Diperbarui: 30 Maret 2021   00:02 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang tentara  dari Kodim  1408/BS dengan senjata terselempang juga menunjuk titik-titik bekas gumpalan daging yang tersisa pada satu tiang. Tiang itu diduga keras "dihantam" gumpalan tersebut sebelum terjatuh di lantai beton trotoar.

Tidak lama muncul pula seorang laki-laki lain dengan cerita yang kalah seru. Sambil menyulut rokoknya, pria yang rasanya pernah bertemu dengan saya di sebuah warung kopi tersebut memiliki informasi yang banyak. Ternyata, informasi itu dia justru ketahui dari media sosial. Tetapi yang menarik dari kisahnya, ada seorang tukang becak yang mangkal di pojok Jl. Kartini-Jl. Kajaolalido (sebelah selatan, kiri) ketika melihat 'gumpalan" tersebut disangkanya dari jenis daging sapi. 

"Apa daging sapi, ini daging dari yang 'lappok"(ledakan),"kata pria tersebut menirukan ucapannya kepada tukang becak tersebut.

Mau Masuk Gereja

Pelaku bom bunuh diri adalah pasangan suami istri Muhamad Lukman HS (28) dan Yogi Syahfitri Fortuna alias Dewi. Sang suami berasal dari Kelurahan Pallantikang Kecamatan Baru Kabupaten Maros. Dia sejak usia 5 tahun ditinggal mati oleh ayahnya. Sejak kecil sulung dari dua bersaudara ini  tinggal di Makassar.

Lukman sempat melanjutkan kuliah, tetapi tidak disebutkan perguruan tinggi mana. Menurut ketua RW di Jl. Tinumbu Kelurahan Bunga Ejaya Kecamatan Bontoala Makassar, tempat tinggal almarhum, dia jarang bergaul dan setelah berhenti kuliah selalu pulang malam. Perilakunya pun berubah, Dia sudah berani menegur ibunya saat terlihat sedang  membaca barajanzi. Dia juga  tidak mau dilarang.

Perubahan mencolok terjadi ketika Lukman menikahi Dewi enam bulan silam. Pernikahannya dilakukan oleh seorang bernama Risaldi, tersangka teroris yang tewas saat hendak ditangkap di Villa Mutiara Makassar Januari 2021. Usai pernikahan, pengantin baru meninggalkan rumah ibunya dan mengontrak di Jl Tinimbu.

EM, ibu dari Dewi mengatakan, menantunya itu menjual mie secara daring dan suaminya membantu  mengantar pesanan ke alamat para konsumennya.

"Saya tidak menyangka kalau putri saya yang meninggal dalam aksi bom bunuh diri itu," kata EM  ketika mengetahui berita bom bunuh diri itu.  Dia sendiri sudah tidak berkomunikasi lagi dengan  anaknya setelah menikah.   

Risaldi yang menikahkan Lukman dan Dewi merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharul Daulah (JAD) yang pernah melaksanakan operasi di Jolo Filipina pada tahun 2012.

Ahad (28/3/2021) pagi, Lukman mengenakan sorban warna lurik dengan baju cokelat muda tanpa mengenakan helm, menunggang sepeda motor DD  5948 MD membonceng istrinya yang mengenakan cadar warna hitam. Menjelang insiden terjadi, keduanya mencoba masuk ke halaman Gereja Katedral, tempat para jemaatnya sedang menunaikan Misa Palma dipimpin Uskup Agung Makassar, Johannes Liku Ada. Pintu utama gereja tertutup, tetapi pasutri ini mengalihkan perhatian dengan memasuki halaman gereja melalui pintu bagian selatan, hampir di dekat pojok Jl. Kajaolalido-Jl.Thamrin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun