Hati sangat gembira dan semangat sekali saat membaca ada event "Kompasianival 2024".  Rasanya sudah lama sekali, hampir 2 tahun  saya , sekarang waktunya untuk datang. Apalagi, acaranya  sangat menarik sekali apalagi ada one on one Clinic, serasa ingat saat kerja jika ada kesulitan atau masalah kerja, selalu tersedia waktu one on one dengan atasan.  Waktu dan tempatnya juga strategis.
Nach, begitu waktu pendaftaran dibuka, saya langsung mendaftar. Â Padahal masih lama waktunya loh sekitar 2 mingguan sebelum hari H. Â Tak berapa lama, saya mendapatkan konfirmasi pendaftaran diterima dengan Kode QR. Â Wah rupanya era zaman telah berubah, semua serba QR , baik itu pembayaran maupun pendaftaran. Â Email disimpan khusus karena takut terhapus.Â
Ada acara dari komunitas gereja yang juga mengadakan acara gathering pada hari yang sama. Saya indahkan karena saya sudah mendaftar Kompasinival. Â Niat untuk datang tidak bisa diganti dengan acara yang lain.
Sayang seribu sayang, saat H-1, Â saya mendadak sakit dengan keluhan yang seperti terjadi sepuluh hari yang lalu. Â Padahal sepuluh hari yang lalu saya sudah berobat ke rumah sakit, oleh internis, saya mendapat obat antibiotic dan satu obat lagi hanya untuk 3 hari. Â Loh kok setelah 10 hari kambuh lagi. Â Saya pikir jika nekat pergi takut di acara saya sendiri repot karena saya akan terganggu, buang air kecil tiap hampir 15 menit.
Jadi saya batalkan acara one on one di Kompasianival dan akan datang pada siang hari setelah saya selesai ke Rumah Sakit.
Pada hari H, saya berangkat ke rumah sakit dan berobat ke dokter spesialis. Setelah urusan obat selesai dan saya langsung minum obatnya, udara di luar kok mendung sekali.  Awalnya saya akan pergi ke stasiun MRT di Lebak Bulus.  Tapi mengingat badan saya kurang fit dan udara di luar mendung pekat, saya langsung order  mobil online.  Â
Begitu saya masuk mobil, dan baru saja mau  ke luar area, saya lihat panjangnya antrian mobil mengular.  Macet total dan bergerak sangat lambat. Saya bertanya kepada pengemudi, jam berapa akan tiba di Chillax Sudirman?  Pengemudi menjawab sekitar 2  l/2 jam.  Saya kaget mendengarnya. Wah, kenapa begini yach, saya coba menunggu hingga 15 menit, tetap tak bergerak. Akhirnya keputusan pun diambil.  "Pak pulang ke rumah saya saja!",  seru saya.Â
Pulang ke rumah dengan rasa sedih dan kesal karena memang rencana itu tak selalu sesuai dengan Impian . Manusia boleh berencana Tuhan menentukan. Â Apa boleh buat, kata saya.
Apakah kekecewaan saya begitu saja berlalu?  Tidak yach, di rumah  saat hujan tiba-tiba mengguyur, saya masih membayangkan jika saya datang ke Kompasianival, saya bisa bertemu teman-teman muda (meskipun tidak mengenal nama, tapi mengenal profilnya), serta banyak insight yang akan saya dapatkan.
Dari pada menyesali apa yang sudah diputuskan, saya pun menuliskan kekecewaan dalam suatu journal. Â Journal yang membuat diri saya lebih tenang dan memahami emosi, kesedihan, kekecewaan dan kekesalan apa yang sudah saya rencanakan. Â Â
Kenapa Journalling?
Kemungkinan sebagian besar kita menganggap diary sebagai journalling. Â Diary memang bagian dari journalling, tapi ada perbedaannya.
Journalling merupakan cara menuliskan semua beban emosional dan proses pengalaman traumatis kita. Sementara creative writing atau diary merupakan ekspresi fokus pada perasaan saja tanpa adanya pengalaman yang mendalam. Â Keduanya tidak memiliki struktur formal.
Proses journaling
Saya baru belajar journalling dengan pakarnya . Pelajarannya sangat sistimatis dan  mudah dimengerti dan langsung praktikkan.
Jadi tanpa hanya teori saja, kita mudah mempraktekkan langkah demi langkah. Mulai belajar dengan konsep journalling sederhana saja. Â Apa pengalaman menarik dan menyedihkan hari ini.
Setelah itu ditambahkan teori tentang morning pages yang lebih luas dengan tujuan membebaskan kita dari stress yang sedang melanda kita.  Ada proses kreatif dan pemilihan  jenis journal yang kita pilih, bullet journal, reflective journal, visual journal, time capsule journal.
Ketika kita konsisten melakukan journalling tiap hari atau tiap malam selama kira-kira 10 menit, dalam 2-3 halaman, apa yang kita dapatkan? Â Kita akan mengalami kebebasan trauma yang selama ini menghantui kita (misalnya marah, kecewa, terhadap sesama). Â Langkah terakhirnya adalah kita mengetahui siapa yang menginspirasi dalam hidup kita dan apa yang kita pelajari saat hal ini terjadi.Â
Manfaat Journalling
Kita harus memulai journalling supaya kita tidak tergantung curhat kepada orang lain. Journalling dapat kita lakukan di mana dan kapan saja. Â Hanya butuh alat tulis dan kertas saja. Â Â Tidak membutuhkan biaya dan lebih leluasa karena tidak melibatkan siapa pun. Â Dalam journalling, kita akan membentuk habit baru dalam aspek kehidupan, otak kita tetap aktif dan berpikir.
- Menenangkan pikiran dan di awal dan akhir selalu mendapatkan efek ketenangan dan meskipun tidak selalu positif.
- Pikiran yang negatif dapat dilepaskan dan sementara memperkuat pikiran positif dan merasa lebih baik.
- Kita akan memahami siapa diiri kita dan mengontrol emosi yang muncul sebagai pemicu emosi.
- Kita dapat melacak perkembangan diri dalam periode tertentu di fase kehidupan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H