Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengapa Pendiri Startup Mengundurkan Diri Saat Perusahaan Capai Decacorn dan Unicorn?

20 Juni 2024   16:12 Diperbarui: 22 Juni 2024   19:00 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, ketika Perusahaan menjadi besar, para investornya ingin mengubah kebijakan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar lagi dan ekspansi pasar.

Terjadilah ketidaksesuaian pendapat antara pendiri dan investor. Para pendiri bukanlah investor, mereka tidak bisa mengelola dana uang yang triliunan sedang market sedang tidak baik-baik. Kecenderungan market dan permintaan yang menurun tidak seimbang, membuat tujuan untuk mendapatkan profit yang tinggi adalah tidak mungkin (not feasible).

Melantai di bursa artinya harus menghadapi dinamika yang berbeda ada faktor eksternal yang dihadapi dan fenomena global yang tidak bisa diprediksi.

Pendiri startup di luar negeri juga mengalami hal yang sama dengan pendiri startup di Indonesia. Sebagai contoh Ben Silbermann, pendiri layanan pinboard, digital Pinterest, mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif.

Juga Joe Gebbia, pendiri Airbnb, mengundurkan diri dari kepemimpinan Perusahaan. Mereka mengakhiri jabatan setelah mereka berpikir keras bahwa Perusahaan telah mengendarai unicorn menuju ketenaran dan kejayaan.

Namun, kondisi terjal menghadang di depan mereka. Kondisi dimana pasar saham turun drastis, seperti yang terjadi di tahun 2022. Saham mereka berjatuhan dan merugi besar.

Kesimpulan

Keputusan para pemimpin atau pendiri startup untuk mengundurkan diri setelah mencapai status decacorn atau unicorn itu dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks.

Faktor pertama tingkat inflasi, kenaikan suku bunga, dan ketidakpastian geopolitik. Suku bunga global yang sangat cenderung "higher for longer" sangat mempersulit bagi startup untuk mendapatkan ongkos pendanaan yang murah.

Faktor kedua perubahan strategi dan persaingan ketat. Di pasar perdagangan elektronik, kecepatan pertumbuhan tidak secepat yang pernah terjadi sebelumnya. Agar bisa tumbuh harus melakukan perubahan manajemen yang signifikan.

Faktor ketiga pemodal awal mengundurkan diri dan sekarang saham dimiliki oleh masyarakat/public. Harapan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi dan cepat ternyata tidak bisa dan tidak mudah dilakukan karena kondisi pasar sudah berubah total. Pasar sedang lesu tetapi diharapkan untuk "boosting big profit" suatu harapan yang mustahil dilakukan.

Faktor keempat membangun dan memimpin startup tidak hanya pencapaian finansial, tetapi juga visi pribadi dan strategi jangka panjang dalam menghadapi dinamika pasar global. Faktor finansial dimana investor menginginkan profit besar dan berkelanjutan, sementara kondisi pasar saat ini tidak memungkikan hal itu terjadi.

Kondisi PHK di Startup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun