Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengubah Wajah Overtourism Bali yang Buruk Menjadi Pariwisata yang Berkelanjutan

4 Januari 2024   17:40 Diperbarui: 18 Januari 2024   18:07 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedatangan turis di Bandara I GUsti Nugrah Rai, Bali . Sumber: Kompas/Wawan H. Prabowo

Solusi gampang atau mudah seperti menerapkan pajak RP.150.000 kepada turis yang akan datang bukanlah solusi efektif.  Jika ingin diperketat justru berdasarkan kuota untuk jumlah kunjungan wisatawan sebelum wisatawan datang ke Bali.

 Seperti yang saya alami ketika mengunjungi Hallstatt, Austria, agen perjalanan harus melaporkan kepada pengelola berapa wisatawan yang dibawa.  Ada ketentuan yang ketat untuk jumlah wisatawan yang datang baik per hari 

Menurut PricewaterhouseCoopers (PwC) , perubahan iklim meningkat dari 22 persen pada 2022 menjadi 32 persen pada 2023.  Investor akan berdampak pada perubahan iklim.

Untuk itu seharusnya Indonesia sudah lebih memperhatikan  hal penting dalam menumbuhkan wisata berkelanjutan (sustainable tourism), berkaitan dengan  wisata hijau.   Pada tahun 2024 wisata yang disukai atau digandrungi oleh para wisatawan.

Contohnya hotel-hotel  harus mengembangkan energi  terbarukan dengan segala fasilitasnya harus "go green".

Semua program-program wisata berkelanjutan dikaitkan dengan pembangunan kesadaran warga lokal atau komunitas untuk  pengelolaan lingkungan yang harmoni (tidak ada sampah, penggunaan transportasi yang gunakan sepeda atau mobil Listrik).

Jadi ada edukasi baik bagi warga maupun pelaku wisata untuk edukasi terkait lingkungan.  Konsumen atau pengunjung bisa merasakan adanya  kesadaran warga lokal yang peduli kelestarian lingkungan yang makin tinggi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun