Toko Buku Gramedia adalah bagian dari grup Gramedia yang didirikan oleh Jakob Oetama. Perusahaan yang awalnya bernama Harian Kompas telah sukses membawa bendera Group Kompas menjadi salah satu media terbesar nomor satu di Indonesia.
Toko buku sebagai tonggak Sejarah dari tempat untuk penjualan dari hasil penerbitan buku-buku yang jadi primadona atau juga menjual buku-buku dari penerbit lainnya.
Namun, di bulan awal Oktober 2023 , ketika saya berada di Semarang, saya menemukan bahwa Toko Buku Gramedia Pandanaran Semarang mengadakan cuci Gudang penjualan buku-buku dengan harga yagn super murah. Â Berapa harganya? Â Sangat murah dibanderol satu buku Rp.5.000 hingga Rp.75.000
Padahal buku-buku yang dijual pun termasuk kategori buku anak-anak sampai buku fiksi maupun non fiksi. Â Semuanya lengkap .
Ternyata cuci Gudang buku Toko Buku Gramedia bukan hanya di Semarang, tapi di Jakarta tepatnya di Gedung Kompas Gramedia Jl. Panjang 8A Kebon Jeruk . Â Â Cukup lama loh periode cuci Gudang itu mulai dari tanggal 2 hingga 31 Oktober 2023.
Dari buku-buku yang dijual murah ada promo lainnya mulai dari pre-order buku, promo buku "Koloni si Unis 3" yang biasanya dijual di Gramedia.com dengan harga special
Apa tujuan promo diskon yang diadakan oleh Toko Gramedia?
Awalnya asumsi saya, strategi cuci Gudang yang dilakukan  Toko Gramedia ini  karena mereka akan tutup seperti halnya yang dilakukan oleh toko buku Gunung  Agung.
Asumsi ini lahirnya bukan tidak mungkin karena hampir 3 tahun setelah covid 19, justru saat ini anak usaha Gramedia group ini baru adakan cuci Gudang secara serentak di beberapa kota sekaligus.
Promo diskon ini sebesar 10-90 persen ini pasti sangat merugikan jika cuci Gudang ini dilakukan tanpa perhitungan.
Namun, Â dalam pembicaraan Tutura.Id dengan Reska Nespandela, Store Manager di Palu membantah kabar atau isu akan tutupnya Toko Gramedia. Menurut beliau, justru kunjungan pengunjung setelah Covid 19 sangat besar . Namun, dalam pembicaraan tidak dikemukakan tentang rahasia tren penjualan buku selama hampir 3 tahun ini.
Internet Turunkan Penjualan Buku
Mencari dan menganalisa apakah adanya penurunan minat  warga untuk baca buku cetak ketimbang ebook.  Ternyata dari berbagai survey dikatakan bahwa baik di Amerika, Inggris maupun Indonesia kaum milenial masih menyukai baca buku cetak ketimbang e-book.   Alasannya mudah untuk mengulang dan menemukan, membaca kembali.
Namun,  minat baca anak muda atau milenial terhadap buku cetak karena dipengaruhi oleh  banyak multimedia di internet yang mudah sekali diakses.  Hal inilah yang membuat pengaruh terhadap penjualan buku.  IKAPI mengatakan bahwa minat baca meningkat, tetapi interaksinya sudah berpindah ke multipemdia bukan hanya buku saja.  Minat baca berbasiskan daring.
Materi-materi yang ada di buku saat ini dengan mudah dapat ditemukan di internet. Â Dengan kata kunci di mesin pencari, informasi yang diperlukan sudah terpampang di layar computer atau perangkat genggam tanpa perlu buku .
Dari sisi penerbit konvesional, volume penerbitan buku cetak pasti akan berkurang drastic. Â Dijelaskan oleh orang yang berwenang di di penerbitan buku KPG , saat ini semua penerbitan buku cetak sangat dibatasi baik dari segi tema atau segi jumlahnya.Â
Dengan demikian perubahan toko buku Gramedia pun mengikuti arah tren zaman menjadi toko gaya hidup bukan lagi toko buku. Â Buku hanya mengisi 40 persen ruangan sementara 60 persen diisi produ-produk lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H