Mencari dan menganalisa apakah adanya penurunan minat  warga untuk baca buku cetak ketimbang ebook.  Ternyata dari berbagai survey dikatakan bahwa baik di Amerika, Inggris maupun Indonesia kaum milenial masih menyukai baca buku cetak ketimbang e-book.   Alasannya mudah untuk mengulang dan menemukan, membaca kembali.
Namun,  minat baca anak muda atau milenial terhadap buku cetak karena dipengaruhi oleh  banyak multimedia di internet yang mudah sekali diakses.  Hal inilah yang membuat pengaruh terhadap penjualan buku.  IKAPI mengatakan bahwa minat baca meningkat, tetapi interaksinya sudah berpindah ke multipemdia bukan hanya buku saja.  Minat baca berbasiskan daring.
Materi-materi yang ada di buku saat ini dengan mudah dapat ditemukan di internet. Â Dengan kata kunci di mesin pencari, informasi yang diperlukan sudah terpampang di layar computer atau perangkat genggam tanpa perlu buku .
Dari sisi penerbit konvesional, volume penerbitan buku cetak pasti akan berkurang drastic. Â Dijelaskan oleh orang yang berwenang di di penerbitan buku KPG , saat ini semua penerbitan buku cetak sangat dibatasi baik dari segi tema atau segi jumlahnya.Â
Dengan demikian perubahan toko buku Gramedia pun mengikuti arah tren zaman menjadi toko gaya hidup bukan lagi toko buku. Â Buku hanya mengisi 40 persen ruangan sementara 60 persen diisi produ-produk lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H