Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Anak Muda Lebih Suka Work From Home Ketimbang Work From Office?

14 Januari 2023   15:35 Diperbarui: 6 Februari 2023   15:20 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat yang lalu , Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat kaget dan heran melihat kondisi anak muda yang disebut tidak suka bekerja di kantor.  Bahkan , beliau mengatakan secara jelas bahwa anak muda lebih suka bekerja dir umah orangtua, rumah sendiri alih-alih ke kantor.

Apakah sebenarnya yang terjadi?  Menurut Mira Amir seorang Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, bukan kantor atau tempat yang jadi masalahnya tetapi anak muda sekarang ini bisa bekerja di mana saja.  

Ada faktor kenyamanan yang diinginkan oleh anak muda zaman atau generasi milenial/generasi Z. Hal ini terjadi dua tahun saat terjadi covid-19, anak-anak muda terpaksa bekerja WHF .

Nach, saat akhir tahun dan liburan pekerja telah usai atau selesai , mulailah kegiatan kerja.  Dampaknya kemacetan yang luar biasa .  Menurut Tom Tom Traffic Index, jam macet di jalanan Jakarta terjadi setiap masuk jam kerja , penumpang, orang dan kendaraan mencapai 54 persen, dan pada setiap pulang jam kerja 15:00-21.00 Wib 

Berbagai wacana untuk mengurangi kemacetan mulai dari pengaturan jam masuk kerja,  Electronic Road Pricing (ERP) sampai Work from Home.  Bahkan sampai ada petisi yang meminta  agar Work From Home diberlakukan lagi.


Konsep work from Home (WFH) menjadi model dari beberapa perusahaan saat terjadi covid-19. Adanya  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat sebagian besar pekerja  terpaksa bekerja di rumah.

Nach sekarang PPKM sudah dihapuskan, apakah WFH perlu diberlakukan lagi karena wacana kemacetan traffic di Jakarta?

Ada dua anak milenial, yang  menjadi nara sumber saya tentang bekerja WFH .   Nara sumber yang pertama kebetulan bekerja di suatu start up yang memang perusahaannya telah memberikan flexibilitas untuk karyawan di bidang teknologi . Flexibilitas yang diberikan, bekerja di rumah (hampir 90%) , dan bekerja di kantor (10%).

Bagi pekerja milenial ini dikatakan bahwa ada dampak positif dan negatif bekerja di rumah.   Dampak positif adalah tidak ada biaya transportasi  untuk ke kantor ,  untuk konsumsi makan siang bisa lebih murah dan sehat karena dari ibu yang memasak.    Juga untuk mereka yang telah berkeluarga, dampak positifnya adalah bisa menggunakan waktu bekerja dan keluarga dengan flexible.

Sementara dampak negatif bekerja di rumah adalah tidak bisa konsentrasi jika rumah tidak punya ruang privat untuk bekerja,  terutama bagi mereka yang sudah menikah gangguan dari anak/suami/istri jadi  masalah untuk bisa bekerja.    Dalam bekerja sama dengan tim ,  bekerja di rumah dianggap kurang engagement  dengan tim, meskipun  sudah dioptimalkan dengan zoom, ada hal-hal yang dianggap kurang optimal dalam komunikasi verbal melalui zoom ketimbang bertemu muka langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun