Ada unsur lainnya mengapa jatuh cinta kepada lawan jenis karena melihat fisiknya , dalam bahasa Yunani disebut dengan Eros. Â Mungkin melihat paras yang cantik dan body yang bagus (padat atau slim).
Unsur yang lainnya adalah kekagumanan atau playful. Dalam bahasa Yunani disebut dengan Ludus. Â Kekaguman karena inteligesia, kekaguman karena ketenaran, kekaguman karena kehebatan dalam bidang tertentu.
Kembali kepada cinta kepada orang yang terpenting, pasti ada tujuan untuk membentuk keluarga. Â Ada yang mengatakan untuk bisa membentuk keluarga keduanya harus mature (matang). Â Matang bukan karena usia untuk menikah. Â Memang dalam Undang-undang disebutukan bahwa kematangan menikah untuk laki maupun perempuan harus menginjak usia 19 tahun.
Tapi usia bukan jadi ukuran semata-mata untuk menikah. Buktinya banyak yang menikah di usia muda sementara yng belum mendapatkan jodoh, usia sudah lebih dari 30 tahun belum juga menikah.
Jadi kesiapan menikah bukan sekedar usia saja. Tapia da unsur-unsur seperti budaya, agama, hukum dan persetujuan hidup bersama.
Persetujuan hidup bersama ini bukan sembarang janji loh. Â Hidup bersama jika tidak mengandung komitmen tinggi percuma saja. Â Juga persetujuan bersama mengandung konsekuensi dan tanggung jawab.
Pemaksaan menikah untuk seseorang yang belum dewasa untuk memiliki segudang tanggung jawab akan membuat pernikahan mendapatkan banyak masalah.
Lalu bagaimana kita siap menikah?
Tidak mencari kesempurnaan
Mencari kesempurnaan untuk pasangan hidup adalah bagaimanan mencari berlian dalam lautan. Ada ungkapan mengatakan "menerima ketidaksempurnaan" untuk bisa melengkapi kelemahan.
Patut dipahami bagai mereka yang terus mencari kesempurnaan bahwa di dunia tidak ada orang yang sempurna 100%. Setiap pasangan pasti punya keunikan dan punya karakater yang berbeda satu dengan yang lainnya, karakter dan perilaku yang saling menjengkelkan dan kadang tidak rasional.
Memahami perbedaan pendapat dan pemikiran dalam suatu pernikahan itu suatu perjuangan yang hebat. Â Menerima orang lain yang tidak sempurna karena kita sendiri bukan orang yang sempurna.
Jika ada suatu konflik atau masalah, kita harus menyelesaikan dengan kepala dingin. Â Penting bahwa suami istri memiliki sifat kedewasaan dan kebijaksanaan dalam suatu pernikahan.
Berhenti menjadi seseorang yang ingin selalu dipahami