Saya melihat kesiapan para pekerja dengan semangat melayani dan professional. Tidak perlu khawatir dengan filosofi yang mengatakan "Alon-alon asal kelakon". Hal ini tidak berlaku bagi pekerja di Desa Wisata Karanganyar. Mereka telah mendapatkan edukasi melayani tamu secara profesional dan standar wisata.
Jelas bahwa potensi Desa berbasis alam dan budaya sudah terpenuhi dari segi fasilitasnya dan infrastruktur yang telah memadai.
Desa Wisata Karanganyar potensi budaya lokal dengan diversifikasi produk pariwisatanya
Potensi dan karakter, budaya lokal Desa Wisata Karanganyar seperti Tari Topeng Ireng dan pembuatan gerabah, kuliner desa telah digali dan diimplementasikan.
Disambut dengan tarian Topeng Ireng kreasi baru. Tari Topeng Ireng merupakan kesenian pinggiran, yang digemari oleh masyarakat di sekitar Dusun Wonolelo, Dusun Windu Saja dan Dusun WIndusabrang.
Umumnya, penari Tari topeng menggunakan topeng yang menutupi wajah penarinya.Namun, penari tari topeng Ireng ini penari yang terdiri dari sekitar 40 orang perempuan (anak-anak, remaja) tidak menggunakan topeng sama sekali.
Kostumnya meriah sekali, hiasan mahkota yang tinggi dan lebar, mirip seperti orang Indian. Baju yang warna warni layaknya seorang perwira yang sedang akan berperang, dan sepatunya gunakan boot tinggi.
Tari Topeng Ireng telah dimodifikasi dan diadopsi dari konsep Indian atau suku Dayak. Filosofi tarian "Toto Lempeng Iromo Kenceng" diiringi alunan musik keras dan penuh semangat. Kompak dan semangat gotong royong jadi acuan tarian ini.
Gerabah adalah alat-alat dapur yang terbuat dari tanah liat. Wisatawan diajarkan 3 tahap yaitu teknik Putar Teknik Moulding, Cetak dan teknik Mewarnai. Senang dan bangga jika kita mampu membuat hasil karya yang kreatif.