Ada seorang teman yang ingin menjual apartemen yang berada di lokasi strategis di smart city yang sudah sangat berkembang. Lokasinya benar-benar dekat dengan mall, universitas dan beberapa kantor. Apartemennya itu hanya untuk investasi saja. Dia merasa keberatan dengan biaya IPL yang tinggi tiap bulannya karena tidak ada penyewa.
Sayangnya, teman saya masih mematok harga yang ditawarkan itu masih tinggi sekali. Rupanya teman ini tidak mau rugi, berdasarkan harga pasar seperti sebelum Covid -19.
Ketika saya minta dia listing saja di beberapa perusahaan jual-beli properti. Ternyata harga penjualan apartemen saat ini turun dibandingkan sebelum Covid 19.
Mengapa harga apartemen middle ke atas turun?
Kita masih ingat di tahun 2016 banyak pengembang yang berlomba-lomba untuk membangun apartemen dengan konsep yang berbeda-beda.
Tiap kali ada pameran properti, begitu banyak pengembang memberikan penawaran apartemen yang bekerja sama dengan mitra seperti bank.
Dengan begitu banyak pembangunan apartemen oleh pihak developer, pengembang masih bisa menarik nafas karena pembeli masih tertarik untuk membeli apartemen, baik untuk ditempati maupun untuk investasi. Bahkan untuk menjadi tempat akomodasi karena dekat dengan kantornya.
Jadi meskipun jumlah apartemen begitu banyak, masih terserap oleh pasar. Dengan banyaknya pengembang yang berkonsentrasi apartemen, mereka memiliki forecast hunian apartemen akan jauh lebih baik ketimbang rumah tapak.
Sayangnya, hal ini meleset karena terjadilah Covid-19 selama hampir 2 tahun. Hampir semua kegiatan hanya berada di rumah, apalagi adanya PPKM. Satu per satu orang yang dulunya tinggal di apartemen karena lokasi dekat dengan universitas atau dekat dengan tempat kerja, mulai pulang ke rumah masing-masing.
Akhirnya, jumlah pemasok apartemen lebih besar ketimbang permintaan atau disebut dengan istilah oversupply (lebih banyak pemasok ketimbang penjualan).
Hunian apartemen baik itu primary atau secondary jadi turun drastis. Apartemen primary artinya kepemilikan masih berada di tangan developer, sedangkan apartemen secondary adalah kepemilikan apartemen sudah berada di individu yang membelinya.
Bagi pemilik apartemen yang langsung menghuni tentu biaya IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan) tidak begitu terasa. Tetapi bagi pemilik apartemen kosong yang biasanya menyewakannya kepada pihak lain, biaya IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan) yang tiap tahun naik dan cukup tinggi membuat beban berat secara ekonomi.
Itulah sebabnya pemilik apartemen yang kosong mulai memikirkan untuk menjual apartemennya. Sayangnya, kondisi untuk penjualan apartemen di saat ini sedang tidak kondusif atau sedang dalam tren turun. Kurangnya pembeli tapi penawaran banyak juga salah satu faktornya.
Waktu yang tepat untuk menjual atau membeli apartemen?
Menurut salah satu developer terkemuka untuk pembeli apartemen middle ke bawah dengan kondisi keuangan yang sangat terbatas, artinya tabungan tidak ada untuk bayar IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan), biaya-biaya hidup makin tinggi sementara tidak ada penyewa, mereka memilih menjual apartemen walaupun kondisi market sedang turun.
Memang untuk IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan) yang tinggi itu, dari pihak asosiasi pengembang apartemen, mengatakan jikalau mereka sedang berusaha menurunkan biaya IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan) untuk penyewa. Diskusi antar pengembang sedang dibicarakan dan mereka belum bisa mendapatkan solusi yang tepat.
Hanya diingatkan oleh pengembang apartemen bahwa bagi mereka yang ingin menjual sebenarnya harga yang turun ini nanti pada suatu saat akan rebound atau naik kembali.
Dengan harga yang turun, sebaliknya bagi calon investor yang ingin investasi dalam apartemen, inilah saatnya membeli harga apartemen yang dijual dengan harga murah, karena nanti ketika naik kembali, harga tidak mungkin seperti yang saat ini.
Pertanyaannya tentu semua tergantung kepada masing-masing individu yang punya cashflow untuk menjual atau membeli apartemen saat harga sedang turun dan tidak mengetahui sampai kapan harga bisa naik kembali.
Nah, hal ini penting banget bagi investor dalam menutup tahun 2022 untuk portofolio aset Anda, apakah tetap mempertahankan apartemen Anda atau justru harus menjualnya, atau bagi yang beli, apakah it is time to buy it?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H