Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Siapkah Warga Konversi Mobil Serta Motor BBM ke Listrik?

22 September 2022   18:15 Diperbarui: 22 September 2022   20:52 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konversi vespa klasik menjadi vespa listrik hasil modifikasi Elders Garage dipamerkan di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Apa reaksi dari Instruksi Presiden No.7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai kendaraan dinas operasional atau kenderaaan perorangan dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah?

Tujuan instruksi penggunaan KBLBB ini untuk zero net emisi Indonesia tahun 2060.

Namun, apakah semua pejabat/aparat siap untuk melaksanakannya? 

Berbagai tanggapan walikota beberapa daerah mengatakan siap melaksanakan tapi dana untuk pembelian KBLBB ini belum ada. Ada juga yang mengatakan nggak mudah mengganti semua kendaraan operasional karena masih terkendala dengan SPBU dari KBLBB yang disebut dengan SPKLU.

Lalu bagaimana tanggapan masyarakat saat harga BBM sudah naik bulan September 2022, apakah animo warga untuk mengganti motor atau mobil bensin menjadi mobil listrik?

Ilustrasi mobil listrik (otomotif.kompas.com)
Ilustrasi mobil listrik (otomotif.kompas.com)

Pasti banyak alasan yang dikemukakan oleh penggunanya. Ada yang mengatakan harga motor, mobil listrik jauh lebih mahal ketimbang motor, mobil berenergi bensin. Juga ada yang mengatakan untuk kendaraan mobil listrik belum ada infrastrukur untuk mengisi energi listrik seperti pom bensin.

Harga mobil hybrid dari sedan hingga SUV rentangnya Rp 400 juta hingga Rp 582 juta.  

Mobil hybrid artinya ramah lingkungan karena tenaga mesin dan baterai yang bisa diisi ulang. Produksi pertama untuk mobil listrik adalah Hyundai dengan Ioniq 5 pada tahun 2021.

Motor listri (money.kompas.com)
Motor listri (money.kompas.com)

Harga motor yang gunakan listrik dengan daya motor 5 KW dengan baterai Lithium-ion 72 Volt/20Ah berkisar adalah Rp 28 juta untuk baterai berganda dan Rp 22 juta untuk baterai tunggal.

Saya pernah menjajal mobil listrik justru di Belanda. Mobil yang sudah didesign secara hybrid, ramah lingkungan itu ternyata nyaman banget dengan interior dan yang serba gunakan artificial intelligence.  

Ketika kita bisa menanyakan dengan verbal untuk sesuatu hal. Misalnya bertanya tentang dimana lokasi suatu daerah, dia langsung jawab dengan verbal.   

Selayaknya percakapan antar dua manusia.  Lalu saya ngga menemukan bau bahan bakar atau emisi yang ke luar dari mobil itu.   Bersih dan tidak ada polusi sama sekali.

Sebenarnya di Indonesia, ada kebijakan untuk penggunaan mobil dan motor listrik sudah mulai sejak tahun 2018 .   

Dengan adanya kendaraan yang diproduksi Gaikind , diharuskan untuk mengadopsi standar Euro4  yaitu jenis BBM yang digunakan adalah RON 91. Dengan kata lain bahan bakar non subsidi.

Meskipun ada kebijakan agar kendaraan keluaran tahun 2018 hendaknya tak gunakan pertalite lagi, tapi semuanya berpulang kepada penggunanya. Pemerintah tak mampu untuk mengendalikan penggunaan pertalite untuk yang tidak berhak membelinya.

Begitu banyak pengguna kendaraan tetap gunakan pertalite sebagai bahan bakar karena pertimbangan dengan harga murah. Mereka tak peduli soal Euro4 atau emisi karbon yang ditimbulkan dengan penggunaan pertalite itu.

Ketika Pemerintah menaikkan harga bensin Pertalite dari Rp.7.650 menjadi Rp.10.000 per liter dan Pertamax dari Rp 12.500 per liter menajdi Rp 14.500 per liter, artinya ada kenaikan sebesar 30% untuk Pertalite dan 16% untuk Pertamax .

Kenaikan ini bisa diikuti dengan kenaikan berikutnya apabila kebijakan Pemerintah ke depannya akan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

Oleh karena itu kenaikan BBM menjadi momentum pengguna untuk mencari alternatif untuk menggantikan motor dan mobil berbahan bakar bensin menjadi motor atau mobil listrik, baterai, selain hemat pengeluaran harian juga berdampak udara yang bersih.

Berapa penghematan motor listrik?

Motor listrik bisa menghemat hampir 50 persen dibandingkan dengan motor bahan bakar konvesional (BBM).   Selain itu juga membantu menghemat bahan bakar subsdi hingga RP.600 miliar per tahun.

Motor listrik vs BBM lebih hemat mana?  

Menurut Himat Drajat, Executive Vice President Pemassaran dan Pengembangan Produk PLN, penggunakan motor listrik jauh lebih murah dibandingkan dengan motor konvensonal.

Misalnya kebutuhan motor untuk jarak 100 km , motor konvensional membutuhkan bensin sekitar 2 liter.

Jika harga bensin Rp.10.000 per liter, 2 liter Rp.20.000 sedangkan untuk motor listrik untuk 100 km, bisa menggunakan listrik 3 kWh dari baterai.

Jika harga kWha Rp.1.500 artinya 3 kWh menjad Rp.4.500.

Artinya Anda akan saving Rp.20.000 -- Rp.4.500 = RP.15.500  per hari atau Rp.465.000 per bulan.

Mobil Listrik vs BBM lebih hemat mana?

Menurut Bapak Gregorius Adi Trianto, Vice President Komunikasi Korporate PLN, perhitungan mobil listrik itu jauh lebih hemat dari mobil BBM.

Perhitungannya sebagai berikut, mobil listrik berdaya 1 kilowatthour (kWh) menempuh jarak 8,5 kilometer

Sementara 1 liter bensin menempuh jarak 10 kilometer.  Jadi perbandingan 1 liter bensin setara dengan 1,2 kWh.

Apabila harga listrik di SPKLU sebesar Rp.2.500 per kWh, maka penggunakan mobil listrik hanya perlu RP.3.000 untuk jarak 10 kilometer.

Sedangkan harga BBM Ron 92 sekitar RP.12.500 per liter.   Jadi perbandingannya sekitar 1: 5 antara mobil listrik dan mobil BBM

Pasti ada yang bertanya kendala untuk charging listrik baik untuk motor maupun mobil .  Belum tersedia stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang terbatas sekali dan belum merata.

Hal ini jadi pertimbangan konsumen untuk beralih ke motor /mobil listrik dan pekerjaan rumah pemerintah agar konsumen bisa segera beralih ke motor/mobil listrik.

Hal kedua yang jadi pertimbangan adalah apakah energi listrik yang digunakan itu sudah menggunakan energi terbarukan bukan energi batu bara yang tidak ramah lingkungan.

Hal ketiga yaitu pertimbangan bahan baku baterai untuk mobil dan motor itu apakah sudah bisa diproduksi di Indonesia atau masih impor? Jika impor, sulit menurunkan harga produksi mobil dan motor listrik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun