Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Detik-detik Jelang Kenaikan Harga BBM Subsidi, Siap Mengantisipasinya?

31 Agustus 2022   14:05 Diperbarui: 31 Agustus 2022   16:24 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNGption

Ibu Sri  Mulyani telah beberapa kali tampil di media online untuk memaparkan  subsidi dana subsidi dan kompensasi yang membengkak di APBN tahun 2022 .

Deretan antrian BBM subsidi telah terlihat sejak akhir bulan Agustus.    Panjangan antrian untuk beli Pertalite di SPBU Pertamina.   Pengamatan dari Kadata.co.id, antrian panjang itu terdapat di sejumlah SPBU di kota Bekasi,Jakarta, Bogor.

Ada informasi bahwa kuota Pertalita sudah melebih 50% dari jatah sejak bulan Juni. Namun, menurut Pertamina sendiri mengatakan bahwa mereka sudah menyalurkan 16,8 juta kilo liter Pertalite, 73% dari total kuota 23,05 juta, sisanya 6,25 juta sampai akhir tahun.

Sementara data untuk subsidi konsumsi Pertalite 23,05 kl itu ternyata meningkat jadi 29,07 juta kl, dan solar dari 15,1 juta kl menjadi 17,44 juta kl.

Mengapa Pemerintah harus menaikkan harga Pertalite dan Solar?

CNBC.com
CNBC.com

Subsidi yang membengkak  jadi alasan utama dari Pemerintah mengapa BBM subsidi harus dinaikkan.  Pembengkan dana subsidi dan kompensasi menurut Perpres 98/2022 mencapai sebesar Rp.502,4 triliun.   Hal ini berarti 3 x lipat dari alokasi APBN 2022 sebesar Rp.152,5 trilun

Ketika APBN hanya mengalokasikan dana subsidi dan kompensasi  Rp.152,5 triliun, sekarang meningkat menjadi Rp.502,4 tirliun. 

Kenaikan ini membuat APBN defisit .   Defisit ABPN  tidak dapat dibiarkan saja karena akan makin akumulasi bengkak terus di tahun berikutnya, beban akan bertambah berat.  Negara bisa bangkrut.

Untuk mengurangi beban,Pemerintah harus mengurangi kenaikan subsidi dan kompensasi dengnan cara menaikan harga BBM (Solar, pertalite, gas).

Mengapa terjadi overbudget subsidi dan kompensasi BBM:

1.Harga ICP naik

Awal pembuatan budget APBN itu Pemerintah menggunakan asumsi dasar dari Global Petrol Price atau sering disebut ICP dengan harga USD 80, per barel    Adanya perang Ukraina vs Rusia, membuat harga ICP  naik menjadi USD 108, per barel. Jadi ABPN untuk subsidi dan kompensasi pun membengkak tajam.

Indonesia sebagai negara net importer minyak,  menurut Global Petrol Prices, harga BBM di Indonesia termasuk murah khususnya RON 95. 

Berikut ini table dari harga RON 95 di beberapa negara , Indonesia paling rendah (per 20 Juni 2022)

Katadata.com
Katadata.com

1.Hongkong Rp.44,500

2.Singapure : Rp.34,700

3.Inggris: Rp.33,900

4.Jerman: Rp.29,500

5.Thaniland : Rp.22,400

6.Vitenama : Rp.21,400

7.Amerika Serikat: Rp.20,300

8. Jepang: Rp.18,600

Selisih antara harga minyak mentah dunia, import menambah beban keuangan negara.

Harga murah ini karena ada subsidi BBM yang diberikan pemerintah selama ini  belum mencapai harga keekonomiaan (harga seharusnya sesuai dengan harga standar). Jika beban ini tidak dikurangi maka APBN ini akan jebol dan tidak kuat untuk beban berat.

2. Pemakaian BBM Subsidi meningkat tajam

Setelah pulih kembali dari Covid, perekonomian mulai bangkit. Akibatnya penggunaan pertalite dan solar pun makin tinggi volumenya.

Kuota yang dibudgetkan ternyata meleset dari apa yang terjadi saat ini.

Pembengkakan volume solar menjadi 17,4 juta kl atau setara 115% dan volume Pertalite menjadi 29,07 juta kl atau setara 106%.

Bantalan dari Bantuan Sosial :

Kenaikan harga pertalite, solar dan gas akan membuat kenaikan biaya hidup yang cukup tinggi.  Bagi mereka yang income di bawah dari standar, kenaikan ini akan menambah beban biaya hidup.

BElanja akan menggerus income. Dengan kenaikan, daya beli juga makin lemah bagi mereka yang lemah ekonominya.

Oleh karena itu Pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial untuk bantalan kenaikan harga BBM kepada tiga kelompok (pengalihan subsidi BBM kepada bantuan sosial tambahan se besar Rp.24,17 trilun)

1.Bantuan Tunai

Dibeirkan kepada 20,65 juta kelompok penerima manfaat dalam bentuk bantuan langsung tunai BBM: sebesar Rp.12,4 triliun

Dibayarkan oleh Ibu Mensos RP.150,000 selama 4 kali. Dua kali Rp.300,000 pertama dan Rp.300.000 kedua melalui kantor pos.

2. Membantu subsidi upah 16 juta pekerja yang memiliki gaji maximum Rp.3,5 juta /per bulan, bantuan Rp.600.00 dibayakarn sekali,total anggaran : Rp.9,6 triliun

Ibu  Menteri Ketenagakerjaan  akan mengatur bantuan subsidi upah ini.

3. Pemerintah daerah untuk membantu melindungi daya beli masyarakat, Kementrian Dalam Negeri akan menerbitkan Peraturan Kementrian Keuangan sebesar 2% dari DAU /DBH diberikan kepada rakyat subsidi ,anggaran Rp.1,17triliun untuk angkutan umum, ojek, nelayan, bantuan sosial tambahan.

Total bantuan sosial (#1 hingga #3) adalah Rp.24,17 trilun akan disampaikan dalam minggu ini .

Bagaimana antisipasi kenaikan BBM oleh kelompok yang lain?

Jika Pemerintah sudah ancang-ancang untuk menaikkan harga BBM subsidi.  Harga barang-barang konsumsi terutama pangan dan transportasi pasti akan naik.  Itu sudah otomatis karena BBM dianggap sebagai bagian penting dalam transportasi dan logistic dari pengiriman bahan makanan, bahan baku. Beban berat bagi kita yang hanya tidak menerima bantuan sosial di luar ketiga kelompok di atas.

Berikut adalah Langkah-langkah yang dapat dilakukan:

1. Pembelian konsumsi bahan makan

Tidak boleh berlebihan. Sekarang belanja benar-benar diperhitungkan , sesuai dengan kebutuhan dasar yang diperlukan.

Budget untuk makan memang tidak terelakkan, tak mungkin dikurangi.  Tetapi kita harus atur untuk mengurangi biaya beli makan luar yang lebih mahal bila masak sendiri.

2.Mengurangi biaya transportasi

Transportasi untuk bekerja mutlak diperlukan. Banyak beralih ke transportasi public jika ingin bepergian ke tempat-tempat untuk rekreasi.

Dikatakan bahwa konsumsi pertamax dan pertalite digunakan oleh mereka yang kaya,oleh karena itu bagi mereka yang merasa masih mampu untuk gunakan mobil sendiri, bisa kurangi penggunaan mobil yang tidak perlu.

3. Membuat anggaran baru

Setelah pengumuman untuk kenaikan BBM subsidi, maka kita akan mengetahui berapa besar kenaikan untuk transportasi dan makanan.

Kenaikan itu juga mempengaruhi anggaran rumah tangga kita. Oleh karena itu kita buat anggaran baru berdasarkan kenaikan harga. 

Pos-pos makan dan transportasi harus disesuaikan dengan kebutuhan.  Jumlahnya pasti lebih tinggi dari anggaran lama, tetapi kita tekan sesuai dengan kebutuhan.

Siap menyambut kenaikan BBM Subsidi?  Bantalan harus disiapkan bagi setiap rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun