Satu tips yang tak pernah saya lupakan dari tetangga saya seorang dokter. Â Jangan menabung atau asuransi pendidikan anak dalam bentuk rupiah. Â Mengapa? Â Beliau telah berpengalaman, menyekolahkan anak meskipun masuk di perguruan tinggi negeri pun, tidak cukup asuransi pendidikan dalam bentuk rupiah karena inflasi jauh lebih tinggi dari perkiraan. Â Belilah atau tabunglah dalam bentuk US Dollar atau mata uang asing yang lainnya.
Beasiswa S2-S3
Beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah bukan hanya Kartu Indonesia Pintar Kuliah, tapi juga LPDP . LDPD singkatan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dibwah Kementrian Keuangan yang mengelola dana pendidikan khusus untuk jenjang S2 dan S3 untuk perguruan tinggi di luar negeri.
Namun disinyalir beberapa penerima beasiswa LDPD itu ternyata ada yang tidak bijak. Setelah kuliah selesai (katakan 2 tahun atau 4 tahun), mereka tidak pulang, tapi mencari pekerjaan di luar negeri agar anak-anaknya bisa mendapat sekolah secara gratis di luar negeri.
Hal ini tentu sangat bertentangan dengan syarat dan ketentuan dari penerima/penyandang beasiswa dengan LDPD. Pemerintah akan mempertegas dengan memberikan sanksi dan minta mengganti dana yang dikeluarkan apabila mereka tidak kembali.
Juga Pemerintah akan mereview kembali, syarat penerimaan yang dianggap tidak sesuai dengan target (bukan orang miskin yang diterima tetapi orang kaya karena biaya untk pra test IELTS sangat mahal, jadi hanya mereka yang kaya yang berhasil mendapatkan beasiswa).
Mari kita semua belajar untuk bisa mengejar cita-cita seperti Ikka, Elsa, yang berasal dari keluarga miskin, tapi mereka tetap bersemangat untuk kuliah dalam keterbatasannya. Mereka berkuliah bukan untuk mengejar title atau gelar. Tapi untuk meningkatkan derajat kesejahteraan dan wawasan yang luas agar mereka bisa berkontribusi kepada negeri.Â
Harapannya agar apa yang didambakan setelah selesai kuliah dengan ijazahnya itu mereka bisa diterima di lapangan kerja yang baik dan tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H