Namun, ketika saya berubah untuk menerima pokok pikiran orang lain dengan terbuka, menambah wawasan bahwa setiap orang itu punya prinsip yang beda. Perbedaan harus dijembatani dengan kompromi yang win-win solution. Saya mulai mendapatkan respon baik dari teman-temanku yang baru.
Perubahan membuat saya berpikir sangat sederhana untuk menolong teman yang baru kukenal. Ketika teman ini membutuhkan bantuan dana. Jika naluriku mengatakan bahwa dia memang butuh, saya segera menolongnya. Tak perlu banyak pertimbangan, apakah dia berbohong atau tidak. Yang jelas, ada hal yang esensial untuk ditolong. Jika nanti ada alasan lain, tentunya itu adalah urusan temanku dengan Tuhan.
Mengelola perubahaan dengan menyenangkan
Ketika saya masuk dalam usia senior, terjadi perubahan yang besar dalam revolusi industri 4.0. Begitu pesatnya perubahan teknologi komputer menjadi digital. Dunia digital memasuki ke semua sektor.
Satu sisi, saya merasa kaget dan sedih karena terjadinya perubahan yang cepat. Baru belajar posting Instagram, harus belajar yang lain, misalnya posting TikTok, belajar SEO untuk menjadi SEO Copywriting.
Satu sisi yang lain, saya tak mau ketinggalan dan kehilangan kesempatan untuk menjadi penulis yang selalu beradaptasi.
Menghadapi perubahan yang serba cepat itu, saya harus mengendalikan harapan yang harus dipertahankan dengan mengikuti beberapa elemen dasar faktor perubahan.
7 hal elemen penting untuk perubahan yaitu, jelas, standar yang sempurna, perhatian, penghargaan, pemberian contoh, pemberian cerita, perayaan bersama.
Jadi saya pengen jadi pelaku perubahan yang penuh pengharapan yang dapat dikendalikan dan sifatnya positif. Menjadi penggerak perubahan bagi teman-teman sekelilingku.
Aku harus menjadi agen perubahan dan kebajikan karena perubahan yang positiflah yang membuat saya dapat berbuat kebajikan. Aku mulai mengerti dan paham dengan berpikir sederhana, menolong dengan mudah, bekerja secara tim , memberikan coaching kepada anak muda yang butuh perhatian dan bimbingan hadapi hal-hal yang sulit dalam dunia kerja, mendengarkan masalah teman-teman yang sedang menghadapi kegalauan dan kesulitan.