Logika fundamental yang perlu dipahami, jika tulang punggung itu menjadi penopang bagi orang lain, dia juga harus melindungi dirinya apabila terjadi sesuatu (misalnya kematian), orang yang jadi tanggungannya itu tidak kehilangan pijakan sama sekali.
Oleh karena itu sebelum menjadi tulang punggung, hendaknya mereka memiliki perlindungan diri untuk keselamatan jiwanya. Sering disebut dengan asuransi jiwa yang memproteksi keselamatan jiwanya. Ada yang mengatakan kepada saya, apakah asuransi jiwa dapat diganti saja dengan tabungan.Â
Asuransi dan tabungan sangat berbeda fungsinya. Menabung tidak memberikan jaminan jiwa. Contohnya saya hanya memiliki tabungan 50 juta, ketika meninggal, tabungan 50 juta itu harus saya gunakan untuk membayar semua keperluan utang dulu dan sisanya baru bisa digunakan oleh Ahli Waris. Sementara untuk asuransi, ahli waris akan menerima sejumlah uang pertanggungan atas kematian dari tulang punggung.
Lalu, bagaimana cara mengolah gaji untuk menabung jika harus bayar asuransi.
Berikut ini adalah tips agar Anda yang membantu keluarga sebagai tulang punggung masih dapat menabung:
1.Catat dan Kelola Anggaran
Setiap pengeluaran baik itu pribadi atau mereka yang telah berkeluarga, memiliki catatan pengeluaran dengan sangat detail setiap bulannya.
Dari skema pengeluaran itu dapat diidentifikasi apakah pengeluaran itu memang kebutuhan, keinginan dan banyak utang yang tidak seimbang dengan gaji yang didapatkan. Identifikasi ini dapat mengeliminasi keinginan yang tak dibutuhkan, atau membuat prioritas mana yang dibeli duluan.
Memang utang itu tidak selalu berkonotasi jelek. Misalnya utang produktif untuk membeli rumah dibandingkan harus mengontrak rumah.
2. Skema pengeluaran
Anda diharapkan punya skema ketat untuk semua pos pengeluaran. Ketika Anda terpaksa harus berutang, maka skema pengeluaran Anda harusnya sebagai berikut ini:
Utang 30%
Nabung 10%
Asuransi 10%