Harapan bahwa semua orang yang disebut dengan usia produktif itu bisa mewujudkan Indonesia maju atau  proyek mercusuar dari kebangkitan Indonesia dengan sangat membanggakan?
Sayangnya banyak tantangan yang perlu  dicermati dan dibuat strategi agar bonus demografi itu dapat dimanfaatkan.  Jangan sampai terjadi sebaliknya justru terjadi bencana akibat  bonus demografi yang membuat Indonesia jadi terpuruk.
Berharap para generasi yang produktif itu bekerja sama dengan Pemerintah harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan bonus demografi secara riil.
Tantangan:
Dari pihak Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Â telah mengukur pembangunan keluarga Indonesia yang disebut indeks Pembangunan Keluarga (iBANGGA).
iBANGGA mengukur kualitas keluarga dengan 3 dimensi, ketentraman,kemandirian dan kebahagiaan.  iBANGGA juga mengukur keberhasilan atau status pencapaian dari tempat yang rentan berkembang.  Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat & Timur, masih banyak anak-anak yang terkena "stunting".  Stunting membuat anak tidak cerdas untuk belajar  . Â
Mereka tidak bisa mencapai kualitas hidup karena ekonomi orangtua yang tak mampu membiayai Kesehatan dan pendidikan yang memadai.  Kegagalan ini pasti akan membuat  idenks pembangunan manusia  akan rendah sekali.  Artinya kualitas sumber daya manusia di masa mendatang bukan tinggi kualitasnya, tetapi rendah kualitasnya.
Pemerintah dan Kementrian Tenaga Kerja harus memetakan lapangan kerja bagi 318,96 juta orang di tahun 2045 . Â Roadmap untuk lapangan kerja baik itu swasta, negeri maupun wiraswasta harus disiapkan dan disediakan. Â Jika hal ini tidak dikerjakan atau gagal dikerjakan, maka akan terjadi pengangguran tinggi di tahun emas 2045. Â
Jika hal ini terjadi berkelanjutan, tinggi angka pengganguran, maka angka harapan hidup di Indonesia pun akan turun drastic. Â Potensi angka kemiskinan akan meningkat. Â Akhirnya manusia produktif Indonesia memiliki motivasi melakukan kejahatan.
Peluang:
Disamping ancaman bonus demografi, ada peluang yang dapat disiapkan oleh para stakeholder baik Pemerintah maupun warga Indonesia terutama warga usia produktif di tahun 2045.
- Mengasah ketrampilan dan pendidikan :
Menurut IMD World Competitiveness,  tingkat pendidikan di Indonesia adalah menengah ke bawah  dengan posisi ke 40 dari 63 negara .  Artinya pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki oleh warga tidak sesuai dengan lapangan kerja yang disediakan.
Oleh karena itu KEmentrian Pendidikan, Kebudahaan, Riset, dan Teknologi  sudah membuat Roadmap Pendidikan Indonesia menjadi kebijakan Merdeka Belajar.  Merdeka belajar berarti mentransformasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja demi terwujud Sumber Daya manusia (SDM) Unggul Idnonesia. Â