Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Siapkah Jadi Generasi Emas 2045: "Jangan Tua Sebelum Kaya"?

19 Juni 2022   15:15 Diperbarui: 19 Juni 2022   15:27 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Seorang anak muda yang satu Angkatan dengan anak saya, penuh dengan semangat tinggi, harapan yang besar ketika dia lulus dengan cum laude dari perguruann tinggi swasta terakreditasi bidang akuntasi .

Dia diterima disebuah  perusahaan akuntan publik multinasional. Harapannya jika dia bisa mengembangkan karir sampai di puncak  perusahaan besar dalam waktu cepat .  Ambisi kuat,  dia ingin menjadi seorang certified public accountant  dan mendirikan  kantor akuntan public sendiri.

Nyatanya dunia kerja tak seindah yang diimpikan. Di tempat kerja dia harus bersaing tinggi dengan para akuntan yang sudah berpengalaman dan punya koneksi dengan mitra dari perusahaannya.  

Dia berusaha mencari strategi yang kuat untuk mengalahakan pesaing-pesaing di tempat kerjanya.Tetapi hal ini tak mudah dilakukan. Sistem dan jaringan dari perusahaan sudah terbangun dan terstruktur dengan sangat kuat.  Bagi seorang pemula atau orang baru,  kokohnya system dan jaringan itu tak mudah dirobohkan.     Dia hengkang dengan cita-citanya yang terkubur dan terkikis.

Indonesia negara  besar dengan populasi ke empat terbesar di dunia, setelah China,India, Amerika Serikat.  Jumlah penduduknya di tahun 2022, sebesar 273 juta orang.

Dari 273 juta orang ini  menurut Laporan Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 ,Kementrian PPN dan BPS, dilaporkan jumlah penduduk Indonesia dapat mencapai 318,96 juta pada tahun 2045.

Ternyata dari jumlah 318,96 juta, jumlah penduduk produktifnya (15-64 tahun) mencapai 207,99 juta jiwa.  Artinya  dominasi  penduduk produktif akan menguasai Indonesia di tahun 2045. Kita menyebut  generasi produktif 2045 dengan Generasi Emas.

Sisanya adalah jumlah tidka produktif mencapai 110.97 juta . Tidak produktif ini terdiri dari warga yang tidak produktif di atas 65 tahun sebesar 44.99 juta dan usia belum produktif 0-14 tahun sebesar 65.98 juta.

Namun, agak mencengangkan dari jumlah yang produktif itu terdapat angka ketergantungan pada tahun 2045 mencapai 53.35%.   Pengertian Angka Ketergantungan adalah 100 penduduk usia produktif harus menanggung beban 54 penduduk usia tidak produktif.

Bonus demografi di tahun 2045 , yang merupakan tahun yang ke-100 "Indonesia Emas", apakah dapat terwujud sesuai harapan kita semua? 

Harapan bahwa semua orang yang disebut dengan usia produktif itu bisa mewujudkan Indonesia maju atau  proyek mercusuar dari kebangkitan Indonesia dengan sangat membanggakan?

Sayangnya banyak tantangan yang perlu  dicermati dan dibuat strategi agar bonus demografi itu dapat dimanfaatkan.  Jangan sampai terjadi sebaliknya justru terjadi bencana akibat  bonus demografi yang membuat Indonesia jadi terpuruk.

Berharap para generasi yang produktif itu bekerja sama dengan Pemerintah harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan bonus demografi secara riil.

Tantangan:

Dari pihak Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  telah mengukur pembangunan keluarga Indonesia yang disebut indeks Pembangunan Keluarga (iBANGGA).

iBANGGA mengukur kualitas keluarga dengan 3 dimensi, ketentraman,kemandirian dan kebahagiaan.  iBANGGA juga mengukur keberhasilan atau status pencapaian dari tempat yang rentan berkembang.  Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat & Timur, masih banyak anak-anak yang terkena "stunting".  Stunting membuat anak tidak cerdas untuk belajar  .  

Mereka tidak bisa mencapai kualitas hidup karena ekonomi orangtua yang tak mampu membiayai Kesehatan dan pendidikan yang memadai.   Kegagalan ini pasti akan membuat  idenks pembangunan manusia  akan rendah sekali.   Artinya kualitas sumber daya manusia di masa mendatang bukan tinggi kualitasnya, tetapi rendah kualitasnya.

Pemerintah dan Kementrian Tenaga Kerja harus memetakan lapangan kerja bagi 318,96 juta orang di tahun 2045 .   Roadmap untuk lapangan kerja baik itu swasta, negeri maupun wiraswasta harus disiapkan dan disediakan.   Jika hal ini tidak dikerjakan atau gagal dikerjakan, maka akan terjadi pengangguran tinggi di tahun emas 2045.  

Jika hal ini terjadi berkelanjutan, tinggi angka pengganguran, maka angka harapan hidup di Indonesia pun akan turun drastic.  Potensi angka kemiskinan akan meningkat.  Akhirnya manusia produktif Indonesia memiliki motivasi melakukan kejahatan.

Peluang:

Disamping ancaman bonus demografi, ada peluang yang dapat disiapkan oleh para stakeholder baik Pemerintah maupun warga Indonesia terutama warga usia produktif di tahun 2045.

  • Mengasah ketrampilan dan pendidikan :

Menurut IMD World Competitiveness,  tingkat pendidikan di Indonesia adalah menengah ke bawah  dengan posisi ke 40 dari 63 negara .  Artinya pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki oleh warga tidak sesuai dengan lapangan kerja yang disediakan.

Oleh karena itu KEmentrian Pendidikan, Kebudahaan, Riset, dan Teknologi  sudah membuat Roadmap Pendidikan Indonesia menjadi kebijakan Merdeka Belajar.   Merdeka belajar berarti mentransformasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja demi terwujud Sumber Daya manusia (SDM) Unggul Idnonesia.  

Sebagai Contoh  di Direktorat Sekolah Dasar,  telah diterapkan 10 episode Meredka belajar.  Episode 1: Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar,   Episode 2:  Kampus Merdeka dan seterusnya.

  • Meningkatkan kualitas  manusia Indonesia

Berbicara tentang kualitas, bukan sekedar kepandaian akademik yang jadi hal yang terpenting.  Tetapi manusia produktif tahun 2045  harus  menjadi manusia kreatif yang selalu meningkatkan diri dengan keterampilan, pengetahuan dan mampu memecahkan masalah baik individual, sosial maupun industry.   

Ketika kesempatan untuk terjun dalam lapangan kerja formal tak juga datang,  persiapkan diri menjadi wiraswasta  dengan membekali diri dengna  ilmu kewirausahaan.  

Last but not least, tahun 2045 bukan waktu yang lama,  tinggal 23 tahun.  Jika tidak ada roadmap untuk pencetakan manusia berkualitas  mulai dari sekarang hingga  tahun 2045, punahlah harapan menggapai  bonus demografi yang dicita-citakan menjadi bangsa yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun