Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Benarkah Melamar Pekerjaan di StartUp Menjanjikan untuk Masa Depan?

2 Juni 2022   18:24 Diperbarui: 3 Juni 2022   20:59 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ruang rapat di perusahaan startup.(UNSPLASH/LEON)

Sayang seribu sayang, di sini benturan keras sering terjadi. Top manajemen tidak punya kompetensi di bidang baru ini, dia hanya mempercayakan kepada manajer. Manajer pun tak punya kompetensi yang memadai tentang dunia startup itu. Tanpa mengetahui sejauh mana kebutuhan klien untuk produk yang mereka tawarkan, dan bagaimana produk ini bisa bertahan tidak ada sedikit pun kajian yang memadai.  

Akhirnya, dia tak tahan karena ada pertentangan dari pihak pemangku kebijakan yang tak punya kompetensi  memaksakan untuk dibuat produk.  Sementara pihak pelaksana yang sebenarnya mengetahui lebih dalam bahwa apa yang dikerjakan ini tidak benar dan tidak mendukung produk.  Akhirnya, anak saya mundur dan resign karena tak ada dukungan dan lingkungan kerja yang tak professional.

Bekerja untuk ketiga kalinya di sebuah perusahaan start up di bidang payment gateway sebagai Product Designer. Tak mau mengambil kesalahan ketiga kalinya, sebelum melamar dia sudah membaca dengan cermat manajemen , visi dan testimoni dari para karyawan perusahaan. Bahkan sampai tim dimana dia akan bergabung, dia pelajari satu persatu. Di tempat inilah karya dan kerjanya bisa berkembang.

Namun, tiba-tiba kita dikejutkan dengan banyaknya  pemecatan atau PHK di startup. Beberapa diantaranya  LinkAja, TaniHub dan Zenius. Alasan utama yang diajukan oleh para founder adalah terjadinya perubahan atau pergeseran di pasar, dan dibutuhkan pivot yang serius dalam dunia bisnis.

Apa Penyebab gagalnya Startup:

  • Problem di Market

Problem utama mengapa perusahaan start up hanya memiliki sedikit atau tidak memlilki market untuk produk yang mereka bangun.  

TIdak cukup "value proposition" atau good event" di mana pembeli yang kita sasar jadi target utama itu memiliki komitmen kuat untuk membeli. Agar pembeli itu bukan sekedar membeli ingin coba saja, tetapi pembeli dengan yang punya kepentingan dan kebutuhan pada barang yang kita tawarkan. Produk kita punya nilai yang tinggi dibandingkan dengan produk lain.

Waktu marketing yang salah.  Mungkin kita jadi pioneer suatu produk karena kita satu-satunya perusahaan yang punya produk itu. Tetapi kustomer belum siap untuk menerima solusi dari produk yang kita tawarkan.

Ukuran market dari orang yang punya uang untuk membeli produk kita  tidak cukup besar.

  • Problem di bisnis model

Salah satu penyebab utama dari kegagalan start up adalah perusahaan terlalu optimis bahwa mereka akan dengan mudah mendapatkan kustomer.  Mereka hanya berpikir, membuat website yang sangat bagus, pelayanan yang bagus, pasti kustomer akan datang.

Hal ini mungkin terjadi pada beberapa customer saja yang tertarik datang dan membeli. Tetapi beberapa kasus,  kemampuan untuk mendapatkan kustomer itu jauh lebih tinggi ketimbang dari kustomernya itu sendiri.

Pentingnya busines model:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun