Biasanya tiap hari Senin saya belanja di suatu mall kecil. Ketika akan masuk, masih ditanya tentang sertifikat vaksin. Saya tunjukkan sertifikat vaksin yang sudah dilaminating. Hal ini tidak ada masalah, saya diperbolehkan masuk .
Namun, suatu hari ketika saya perlu belanja ke mall yang agak besar.  Saya tenang saja karena merasa sudah ada sertifikat vaksin, lalu  petugas mendekat dan saya memberikan sertifikat vaksin. Ternyata petugas menolak dan minta saya untuk membuka aplikasi pedulilindungi.id dan jika sudah dibuka harus scan barcode itu ke suatu mesin penerima barcode.
Rupanya rasa kesal saya membuat login ke pedulilindungi.id yang sebenarnya mudah, jadi sulit. Untuk informasi login diminta data alamat email atau nomor telepon. Kemudian, masukkan 6 digit kode verifikasi yang dikirimkan ke handphone atau email kita. Setelah itu barulah kita bisa masuk.
Di dalam fiturnya, kita bisa menemukan fasilitas Kesehatan yang melayani vaksin covid dengan memilih nama fasilitas, tempat/wilayahnya.
Di samping itu ada cara untuk melihat hasil vaksin atau certificate vaksin dengan memasukkan NIK dan tik atau centang bukan robot, terlihatlah status
Apabila kita mau Scan QR Code saat masuk atau akses ke suatu tempat public, maka tinggal tik SCAN QR di aplikasi dan tempelkan QR yang muncul di mesin penerima scanner.
Fitur-fitur yang sangat membantu adalah teledokter, info penting, diary perjalanan, paspor digital. Sangat lengkap dan informatif.
Data pengguna Aplikasi pedulilindungi dicuri
Sayangnya, aplikasi yang begitu bermanfaat bagi warga maupun pemerintah itu disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Data pribadi yang seharusnya di-encrypt dan disimpan dengan security yang tinggi seharusnya tidak mudah diambil oleh orang yang memang sehari-harinya punya akses untuk meng-update atau masuk data semua pengguna (database).
Hal ini dilakukan oleh dua orang yang mengakses aplikasi Peduli Lindungi secara illegal untuk membuat sertifikat vaksinasi Covid-19 palsu dan menjualnya. Seorang staf Kelurahan Kapuk Muara Jakarta Utara yang punya akses ke data kependudukan ini bekerja sama dengan seorang yang menjual sertifikat vaksinasi palsu kepada publik. Â