Ketika anak melihat orang tua sahur, dia bertanya : "Kok ayah dan bunda kuat berpuasa?". Â Saya mau ikutan yach!"
Itulah pintu masuk untuk memberikan kesempatan dia untuk ikut berpuasa. Â Membangunkan anak saat sahur jadi tantangan sendiri. Â Â
Biasanya  mereka akan  merengek jika dibangunkan .  Itu biasa, bagi setiap anak, yang masih terlelap, disuruh bangun itu mereka akan kesal sekai.  Â
Berikan pemahaman kenapa harus bangun pagi, jam sahur itu memang pagi-pagi untuk makan. Jika tidak makan, sahur nanti tidak kuat berpuasa.
Apakah Bunda perlu memberikan reward kepada anak agar anak mau bangun? Â Boleh sekali saja, tetapi arti reward yang diberikan itu bukan berarti anak harus tiap kali bangun atau melakukan puasa dapat hadiah. Â Nanti hal ini menjadi kurang baik karena anak berpuasa untuk mendapatkan reward saja.
Menurut  psikolog , jangan sampai reward itu dijadikan alast oleh anak untuk berpuasa.  Jadi ibu harus berhati-hati saat berikan reward.
Â
3. Waktu Berpuasa
Pada poin pertama sudah dijelaskan bahwa para orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya agar anak berpuasa penuh  Pada usia yang masih baligh diperlukan tahapan yang harus dilalui oleh anak.
Sebaiknya setelah orang tua memberikan teladan, akan muncul dalam dirinya keinginan untuk mengikuti apa yan dilakukan oleh orang tuanya.
Jangan biarkan anak memiliki persepsi negatif  terhadap puasa.Â
Latihlah anak berpuasa dalam rentang pendek. Misalnya anak hanya bisa berpuasa sampai dhuhr, maka biarlah dia buka puasa.  Lalu berpuasa lagi hingga magrib.