Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kemendikbud Berlari untuk Implementasi "Merdeka Belajar"

25 Januari 2021   10:48 Diperbarui: 25 Januari 2021   11:05 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kemendikbud.go.id

Hal ini belum dapat dilakukan karena pada tahun 2020, landasannya atau modul baru dibuat dan pelaksanaannya terhambat karena adanya pandemi covid.

3. Survei lingkungan belajar

Kondisi kualitas pendukung antar sekolah di satu kota dan daerah berbeda. Oleh karena itu perlu dipetakan . Di kota, anak-anak tidak mendapat kesulitan untuk beli kuota internet, tapi bagi di daerah, anak harus bekerja untuk mendapat kuota, belum lagi alat-alat untuk belajar, gadget  yang tak dimiliki, juga koneksi yang belum merata .  Berbagai kesulitan ini jadi catatan.  

  Bagaimana kelanjutannya?

Landasan dari program Merdeka Belajar telah dirampungkan di tahun 2020, sekarang pada tahun 2021, jadi pelaksanaannya.

Belajar PJJ masih dilakukakan di bulan Januari 2021,  modifikasi cara pembelajaran dijalankan dengan berbagai inovasi dari para guru dan murid.  Yang tak punya alat atau tool, bisa pinjam dari temannya, orangtua dan internetnya datang ke suatu balai desa dimana disediakan gratis internet.

Adanya transformasi guru penggerak, kepala sekolah agar nantinya guru penggerak ini menjadi  jaminan masa depan anak. Kenapa penting banget guru penggerak?  Guru penggerak ini punya motivasi untuk perubahan dari pola lama jadi pola baru. Tidak sekedar harus menggantungkan kurikulum  yang harus dituntaskan tapi harus mengetahui apa esensi dari pendidikan yang perlu disampaikan kepada murid. Menggunakan kurikulum darurat yang bisa diberikan kepada anak didik.

Terkait dengan kurikulum darurat , ada kebebasan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk tidak perlu memberlakukan kurikulum tuntas, tetapi gunakan kurikulum yang  esensi.  Guru tak usah takut bereksperimen dalam proses pembelajaran. Jangan memindahkan kelas ke dalam zoom.  Kemendikbud sangat mentoleransi eksperimen yang gagal , tetapi mendukung jika guru bisa melakukan eksperimen itu dengan semangat untuk keberhasilan esensi pendidikan.

Dana Bos yang disalurkan langsung ke sekolah untuk keperluan pendidikan seperti kuota PJJ bagi guru dan anak, video . Juga bagi guru-guru non PNS pun , sekolah diberikan kelonggaran untuk memberikan fasilitas atau menambah kesejahteraan kepada guru non-PNS.

Konsep merdeka belajar itu walaupun semuanya diberikan kebebasan sekolah untuk menentukan kompetensi kelulusan anak, bukan berarti kualitas belajarnya turun.

Kementrian PEndidikan tidak menata digitalisasai tetapi memfasilitasi apa yang dibutuhkan seperti jaringan dan konektivitas yang dibutuhkan (akan bekerja sama dengan Kemenfoindo),  menutup blank spot, anak-anak atau user harus bisa akses media, tool, wifi.

Semoga Merdeka Belajar bukan sekedar slogan saja, tapi didukung oleh segenap stakeholder yang terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun