Dia melihat teman-temannya yang satu angkatan dengan dirinya sudah bekerja, dia sendiri belum bekerja karena dia pernah bekerja beberapa tahun setelah itu baru mengambil sekolah S2.
Dari kegusarannya itu dia berbicara dengan saya, bagaimana caranya untuk melamar pekerjaan di suasana kondisi pandemi. Pertanyaan yang diajukan kepada saya , bagaimana menunjukan kompetensinya sebagai seorang S2 pschology tanpa ada pengalaman pekerjaan .
Saya tidak bisa memberikan jawaban pasti kepadanya. Tetapi saya bisa minta kepada anak saya yang telah bekerja itu untuk memberikan contoh-contoh resume yang telah dia buat kepada Rini. Anak saya pun baru saja mencari pekerjaan baru dan mendapatkan pekerjaan baru di pertengahan Desember 2020.
Lamaran pekerjaan jadi salah satu persiapan dirinya untuk segera bisa bekerja.
Optimisme vs Pesimisme
Kembali belajar di tahun 2021 seperti yang telah Rini katakan di awal pembicaraan dengan saya, bahwa dirinya harus mengantongi banyak persiapan jadwal yang ketat untuk menyelesaikan tesis ditambah dengan lamaran pekerjaan.
Dia sebagai calon magister psikolog klinis mengetahui benar apa yang diperlukan untuk bisa mengarungi tantangan itu dengan optimism di satu sisi karena ada dukungan dari ayah dan ibunya .
Namun, sisi lain, dia juga realistis bahwa segala sesuatu tidak bisa lancar seperti yang direncanakan karena adanya halangan yang tak terduga yang selalu ada di depannya.
Tidak semua rencana yang dia buat dengan ketat bisa teralisasi dengan baik.
Akhirnya kembali belajar tahun 2021 bagi Rini adalah tantangan dan perjuangan di satu sisi, dan harapan di sisi yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H