Di akhir tahun 2020, teman-teman anak saya yang umumnya sudah bekerja itu ingin bertemu secara virtual. Namun, salah satu orang temannya yang masih kuliah lagi, kembali belajar melanjutkan S2 yang masih belum selesai.
Saya sempat berbicara dengan teman anak ini, sebutlah namanya Rini, yang mengeluh banyak tantangan yang harus dihadapi untuk kembali belajar dengan daring, virtual.
Meskipun pada tahun 2020 dia sudah merasakan sendiri bagaimana dia bergelut seluruh kegiatan kuliah S2 dalam bidang psikologi itu dilakukan serba virtual, tapi dia mengharapkan di tahun 2021 tetap masih ingin bisa sekali-kali tatap muka dengan dosen karena banyak kendala yang dihadapinya saat kuliah .
Lalu persiapan-persiapan yang disiapkan untuk kembali ke kuliah secara daring 2021 adalah sebagai berikut ini:
Menyelesaikan Tesis S2
Suatu hal yang harus dikerjakan di akhir semester tahun 2021 adalah penyelesaian tesis. Rangkaian tesis yang dikerjakannya mulai dari memilih topik yang relevan dan dia sukai dan membuat dia tidak bosan. Tentunya karena tesis ini adalah magister harus ada magang di suatu perusahaan sesuai dengan topiknya. Juga dia harus mencari tema tesis yang bermanfaat bagi orang atau warga yang akan jadi sasaran atau objek penelitiannya.
Menemukan ide dari tesis ini sudah berulang kali dikerjakannya. Ketika literature dan buku-buku yang ditawarkan sudah disiapkan, tetapi terbentur lagi untuk pencarian buku yang disiapkan itu. Buku literature itu harus diambil di kampus yang saat itu libur karena tidak ada mahasiswa yang belajar di kampus.Â
Untuk mencari buku online dari literature itu belum ditemukan. Kesulitan ini masih belum bisa dipecahkan. Dia harus menghubungi dosen yang bisa memberikan insight dimana dia harus menemukan.
Mencari Nara Sumber dan Perusahaan untuk Magang
Begitu pula ketika mencari perusahaan dimana dia bisa magang , banyak perusahaan yang menolak untuk menempatkan dirinya sebagai "internship" karena perusahaan merasa betapa sulitnya ruang gerak mereka di tahun 2020 . Sudah puluhan perusahaan yang dia list sesuai dengan tema tesisnya yang dia kontak, tapi belum ada keberhasilan untuk memenuhi permintaannya.
Lalu dia pun memutar haluan dengan mencari nara sumber dari para praktisi bidang pschylogy yang bisa dijadikan bagian dari objek penelitiannya. Ada tiga orang yang sudah menolak, hanya satu orang yang bersedia. Tetapi kesediaannya pun harus dilakukan secara virtual.Â
Kesulitan ketika melakukan virtual selain, waktunya yang terbatas karena biasanya mereka yang diinterview membatasi waktunya. Belum lagi jika ada kekurangan, tidak bisa ditanyakan lebih lanjut . Jadi dia harus menyusun pertanyaan dengan sangat teliti dan komprehensif sebelum bertemu dengan nara sumber ini.
 Persiapan Membuat Resume Lamaran Pekerjaan:
Ketika saya berbicara dengan Rini, wajahnya sangat terlihat gusar untuk persiapan kembali kuliah 2021 karena dia ingin tesis segera selesai dan berharap dia bisa secepatnya bekerja .
Dia melihat teman-temannya yang satu angkatan dengan dirinya sudah bekerja, dia sendiri belum bekerja karena dia pernah bekerja beberapa tahun setelah itu baru mengambil sekolah S2.
Dari kegusarannya itu dia berbicara dengan saya, bagaimana caranya untuk melamar pekerjaan di suasana kondisi pandemi. Pertanyaan yang diajukan kepada saya , bagaimana menunjukan kompetensinya sebagai seorang S2 pschology tanpa ada pengalaman pekerjaan .
Saya tidak bisa memberikan jawaban pasti kepadanya. Tetapi saya bisa minta kepada anak saya yang telah bekerja itu untuk memberikan contoh-contoh resume yang telah dia buat kepada Rini. Anak saya pun baru saja mencari pekerjaan baru dan mendapatkan pekerjaan baru di pertengahan Desember 2020.
Lamaran pekerjaan jadi salah satu persiapan dirinya untuk segera bisa bekerja.
Optimisme vs Pesimisme
Kembali belajar di tahun 2021 seperti yang telah Rini katakan di awal pembicaraan dengan saya, bahwa dirinya harus mengantongi banyak persiapan jadwal yang ketat untuk menyelesaikan tesis ditambah dengan lamaran pekerjaan.
Dia sebagai calon magister psikolog klinis mengetahui benar apa yang diperlukan untuk bisa mengarungi tantangan itu dengan optimism di satu sisi karena ada dukungan dari ayah dan ibunya .
Namun, sisi lain, dia juga realistis bahwa segala sesuatu tidak bisa lancar seperti yang direncanakan karena adanya halangan yang tak terduga yang selalu ada di depannya.
Tidak semua rencana yang dia buat dengan ketat bisa teralisasi dengan baik.
Akhirnya kembali belajar tahun 2021 bagi Rini adalah tantangan dan perjuangan di satu sisi, dan harapan di sisi yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H